SMA #4 (52)

126 20 14
                                    

Ahhh lega habis kencing...
Aku segera kembali ke barisanku.
Dan saat tepat sampai....

"Assalamu'alaikum..."
Pak pembina selesai juga menyampaikan pidato singkat tapi panjangnya itu.

"akhirnya selesai...., ayo kir..."
Aku menarik baju orang di depanku.
Dia berbalik tapi ternyata dia bukan Akir!

Panik gak?!
Panik gak?!
Aku langsung berlari mencari Akir di antara para siswa yang mulai berhamburan hendak kembali ke mobil yang menuju ke sekolah mereka.

"kir! Akir!!!"

Mobil!
Aku harus kembali ke mobil truk itu sekarang juga!

Aku mencoba menerobos di antara para siswa yang bagaikan ikut demo ini.
Dengan susah payah akhirnya aku bisa keluar dari lingkungan SMA 1.

Aku segera berlari ke tempat truk tadi parkir.
Tapi sayang...

"KOSONG?!"
Dalam hatiku serasa ada ibu-ibu keluar dari rice cooker dan berkata "Astagfirullah' al adzim"

.
.
.

Sementara itu di truk...

****AKIR POV****

Ikut upacara begini memang sangat melelahkan.
Untung aku bawa air hehe.
Aku langsung meneguk air minumku...

Ahh segar sekali...
"Army kau mau?"
Aku menawarkan airku pada Army.
Tapi mana dia?
"my?, Army?"

Aku lalu memperhatikan seisi truk ini namun tidak seorangpun yang berwajah Army.
LHA KOK GA ADA ANYING ILANG GOBLOK!!!!!!!!!!
"OI ARMY MANA?!!!!!"
Sontak seisi truk langsung sadar kalau Army sepertinya ketinggalan di SMA 1 tadi!

Kami mencoba memberitahu pak supir tapi mereka tidak bisa mendengar kami dari bak ini.

Kalau begini....
Kami hanya bisa memberitahu saat sudah sampai di sekolah saja.
Uhhh maafkan aku my.

.
.
.
.

****ARMY POV****

Aku mencoba menelpon kak Rio.
Tapi nomornya tidak aktif...
Akhhh sial sekali anaknya pak Abri!

Akupun terduduk di trotoar depan gerbang SMA 1 sambil makan pentolan.
"hiks..hiks.... Enak mmm...."

"iya enak"
Ucap seseorang di sebelahku yang juga sedang makan pentolan.

Aku memperhatikan orang ini.
Orang asing!
Ayah selalu bilang jangan ladeni orang asing.

"kau dari SMA 8 ya?"
Tanya nya.

"i..iya...."

"sepertinya rombonganmu sudah pulang sejak tadi"
Aku tahu!!!!!!!!
Itu sebabnya aku menangis di sini!
"mau aku antar?"
Sudah kuduga!
Dia ini pasti modus mengantarku pulang tapi nanti organ tubuhku akan di ambil dan di jual!
Seragamnya pasti juga palsu!
Heh...
Aku tidak sebodoh yang kau fikir Pulgoso.
"ah, namaku Rifki dari SMA ini"
Anak SMA 1?
Hmm...
Dari wajahnya dia memang terlalu muda untuk penculik.

"aku Army...."

"Army?, oke!, jadi kau mau ku antar pulang atau tidak?"
Tawarnya lagi.
Tapi kalau dia memang berniat baik aku juga merasa tidak enak.
Jarak SMA 8 dari SMA 1 itu sangat jauh.

"ti..tidak perlu, aku juga sudah menghubungi sepupuku"
Sepupu apanya...
Telpon saja tidak aktif.

"baiklah, aku akan menemanimu di sini sampai sepupumu datang"

Rifki menemaniku di sini...
Kami banyak bercerita tentang hidup kami.
Sampai aku tahu ternyata Rifki ini juga dari Sidrap dan lanjut ke sini ikut keluarganya pindah tugas.
Orang tuanya adalah pasangan Abdi negara, ayah tentara dan ibu juga seorang kowad.
Sughoi......

"ayahmu polisi lapas?, wah bagus!, cita-citaku ingin menjadi polisi lapas juga!"
Kata Rifki.

"benarkah?, tapi bukannya rasanya lebih seru jika jadi TNI?"

"untuk apa aku jadi TNI jika ibu dan ayahku sudah jadi anggota, aku juga berniat jadi polisi lapas agar aku bisa ikut membina orang yang salah ke jalan yang lebih baik"

"masya Allah....."

"ahaha, pasti menyenang..."

Seorang pengendara motor berhenti tepat di depan kami.
Dia membuka helm dan ternyata dia adalah kak Indra.

Aku hanya diam...
Aku sangat kesal karena sudah di tipu olehnya.

"Army?, ayo"
Katanya menyuruhku naik di motornya.

"Army, Sepupumu sudah datang"

"terima kasih ya ki"
Ucapku.

"sama-sama, aku masuk ke sekolah kalau begitu"
Rifki pun pergi.

Kini hanya ada aku dan kak Indra.
Tanpa sepatah kata terucap aku langsung naik ke motornya dan diapun langsung tancap gas.

.
.
.

Di perjalanan hanya diam saja....
Tak ada kata apapun...
Uhhhh kenapa harus dia yang menjemputku?!

"untung temanmu itu bilang kalau kau ketinggalan di sana"
Eh?, bicara juga dia.
Tapi tidak akan aku ladeni!
"ei ngomong"
Katanya lagi sambil memperhatikanku dari kaca spion.
Aku langsung memalingkan wajahku.
"hahaha ngambek ceritanya?, maaf soal yang tadi pagi"

"tidak lucu..."

"eh, kakak cuma jaga image saja, lagian tadi pagi kamu sibuk juga sama sepupumu"

"bacod"

"udah sayang, kakak sudah minta maaf"
Bacod!!!!!!!!

Ciiit!
Dia lalu mengerem motornya di tepi jalan yang sepi.
Kak Indra kemudian melepas helmnya.
"maaf"
Ucapnya.

"tidak..."

"jahat kamu...."

"kakak yang lebih jahat"

"ya sudah, nih..."
Tanpa aba-aba kak Indra langsung menciumku tepat di bibirku.
First kiss ku :3

*****

Jangan lupa vote :)

Pluviophile (Sejenak#3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang