Bius (64)

114 20 16
                                    

Aku menggendong Army masuk kedalam kamar.
Aku menutup matanya dengan kain dan juga mengikat tangan serta kakinya.

Dia masih belum sadar....
Imut....
Itu yang aku pikir saat melihat wajah tak berdayanya itu.

Orang yang percaya cinta itu memang target yang paling mudah.
4 orang sebelumnya juga begitu.

.
.
.
.

****RIO POV****

Sial!!!!!!
Sial!!!!!!!!
Sial!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

"KENAPA KAU BEGITU CEROBOH?!"
Aku memarahi Alan.
Karena kecerobohannya, kini rencana yang ku susun jadi kacau.
Kini Army sudah di bawa ke rumah Indra.

"kalian terlalu lama"

"kurang ajar!!!! Itu yang orang tuamu ajarkan padamu?!"

"jangan bawa-bawa orang tuaku sialan!!!!!!!!!!!!!!!!"

"Alan, kak Rio.... Jangan bertengkar"
Kata Rifki.

"yang terpenting Army, jika yang kakak ucapkan benar maka Army sekarang sedang dalam bahaya"
Sambung Akir.

"lebih baik kali ini kau tidak ikut!, ayo"
Aku, Rifki dan Akir lalu meninggalkan Alan.
Sebaiknya begitu, anak ceroboh akan menyusahkan jika di ikutkan.

"kak Rio, kak Rio tahu rumah kak Indra kan?!"
Tanya Akir.

"tenang saja, ayo cepat!"

.
.
.
.

****ARMY POV****

Aku membuka mataku....
Tapi...
Kenapa gelap?!
Mataku di tutup?!
Apa ini?!, aku merasa tangan dan kakiku terikat sangat kuat.

"kak?, kak Indra tolong!"
Sahutku.
Aku lalu merasakan tangan seseorang mengelus pipiku.
"kak?, kak Indra itu kakak?!"

"iya"
Syukurlah....

"kak... Lepaskan ikatan ini, tanganku sakit"

"sssst, begini lebih baik dek"
Katanya di sertai kecupan di pipiku.

"ka...kak... Kak Indra mau apa?, lepaskan aku!"

"terus?, mau kabur?, jangan dulu dek, katanya sayang... Katanya cinta..... Ikuti kakak ya"

"i..iya... Tapi buka penutup mata ini, sama ikatan di kaki dan tanganku"

"jangan dulu...., biar kamu enak...., tidak... Maksud kakak biar kita sama-sama enak dulu haha"

Aku merasa kak Indra mulai naik dan menindih tubuhku.
Aku semakin merasa takut...
Aku begitu takut sekarang...
Aku takut jika kak Rio....

"jaga diri bagaimana?, kamu menyuapi buaya sekarang!"

"buaya?, hei tunggu...., kak Rio maksudnya buaya apa?, kak Indra?"

"menurutmu?"

"kak Rio itu jahat, kak Rio belum tahu saja kak Indra orangnya bagaimana, jangan asal menuduh kak!"

"Army, aku bukan asal menuduh tapi semuanya kenyataan my!, sudah kau tidak perlu keluar!"

"aku sudah besar dan tidak berhak lagi di perintah kak Rio!"

Aku takut jika semua yang kak Rio katakan dan peringatkan padaku itu benar....
Kini aku sudah di kandang buaya...
Dan malah aku sudah ada di mulut buaya itu sendiri...

Aku menangis....
Air mataku membasahi kain yang menutup mataku.
Aku ingin berteriak tapi aku tidak tahu...
Bisa saja kak Indra sekarang sudah memegang sesuatu yang berbahaya dan akan melakukan sesuatu jika aku melawannya.

"nurut ya...., kalau masih mau dengan kakak harus nurut"
Aku tidak mau!
Aku tidak mau!
Kau orang jahat!
Lepaskan aku!

"lepaskan aku kak...."
Aku berusaha memohon, setidaknya mungkin dia akan merasa kasi....

"4 orang yang lain itu sama seperti kamu Amry"
4 orang?
Apa ini?!, jadi aku selama ini bersama predator!
Bukan buaya atau hewan buas lagi!
Orang ini predator!

"hiks... Kak... Hentikan ini... Aku cinta sama kak Indra... Tapi bukan kak Indra yang begini...."

"Army...."
Dia mendekat di telingaku.
"di dunia orang-orang belok seperti kita itu tidak ada yang namanya cinta!"

"aku mencintai kakak!!!!!!!!"
Teriakku sambil memeluknya dengan erat.
Aku benar mencintainya, aku harap kak Indra bisa luluh dan mau berubah sekarang!

"kamu pikir itu berhasil?, kakak akan luluh begitu?, Army.... Biar aku kasih tahu....., dunia kita itu isinya cuma nafsu, tidak akan ada homo seperti kita yang bisa hidup bahagia bersama"

Salah....
"hiks... Kak... Kak Indra salah....."
Ucapku.
"kalau memang... Tidak ada yang bisa hidup bahagia...., lalu ayahku dan papah Fahmi kenapa bisa?!"

"hahahahaha, memang kau ternyata dari keluarga homo hahaha!"

"iya... Iya....., tapi..... Aku menyukai mereka, Ayahku... Dan papah Fahmi walaupun ayahku sering memarahi dan membentak papah Fahmi..., tapi papah Fahmi bisa sabar menahannya, jadi aku pikir kita bisa...."

"jangan samakan aku dengan ayah homo mu itu bangsat!"

Tiba-tiba kak Indra menciumi bibirku dengan ganas.
Tangannya mulai menggerayangi setiap inci dari tubuhku.
Baju dan celanku kurasakan mulai ia singkap.

Tak dapat melawan....
Dan hanya bisa menangis.
Hanya itu yang bisa aku lakukan sekarang.

*****

Kira-kira siapa yang akan menyelamatkan Army?!

Jangan lupa vote :)

Pluviophile (Sejenak#3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang