Saat aku keluar aku bertemu seorang penjaga lain yang membawa senter.
"bri!""kau sudah dengar kan?, malam ini kita cuma berempat, kau cari kak Isman dulu di ruang Admin untuk membantu kita"
Jelasku."i..iya, yang lain juga sudah bergerak menyusuri area lapas, tahanan itu butuh waktu untuk kabur dengan luas dan tinggi dinding"
"huffff.... Semoga saja"
Aku kemudian lanjut mencari tahanan yang kabur itu.
Dengan berbekal pistol, pentungan dan senter dari rekanku tadi, aku menyusuri setiap lorong dan sudut di sini..
.
.****ARMY POV****
"hnmmm....."
Aku terbangun...
Rasanya malam ini sangat panas, badanku jadi gerah dan aku juga jadi tidak bisa tidur."kau kenapa?"
Dari ranjang atas Aden menurunkan kepalanya untuk melihatku."uh?, cu..cuma kepanasan saja, kau belum tidur?"
Tanyaku balik."hm..., entah kenapa aku tidak bisa tidur"
"hufff..., sudahlah besok kita haru latihan lagi, bagaimanapun kita harus tidur yang cukup"
"kau benar..."
Tiba-tiba dari luar terdengar gemuruh hujan yang lebat...
"hujan turun, sekarang tidur akan lebih nyeyak dan sejuk kan?"
Kata Aden."be..betul..., hujan memang sesuatu yang bagus"
.
.
.
.****ABRI POV****
"hujan?, bagus!"
Tahanan itu pasti akan kesulitan kabur di situasi hujan seperti inu!Aku lanjut mencari tahanan itu...
Tiba-tiba dari lorong seseorang yang tak berseragam penjaga.
Kami berpapasan dan aku langsung tahu....
"KAU! BERHENTI!"Dia yang panik saat ketahuan langsung berlari menghindariku.
Aku segera mengejarnya sampai dia masuk ke lorong lain"ugh!"
.
.
.
.****ADEN POV****
Entah kenapa mataku tidak bisa tertutup....
Apa Army sudah tidur?
"my?"
Bisikku pelan."hm..."
Ada jawaban!"kau sudah tidur?"
"aku menjawab ini kau pikir dari alam mimpiku?, kau kenapa belum tidur?"
"e..entahlah...., aku juga tidak tahu, tapi perasaanku tidak enak"
.
.
.
.****ABRI POV****
Aku sudah tersungkur di lantai dengan pisau menancap di leherku.
Pandanganku sudah kabur....
Namun aku masih bisa melihat tahanan tadi samar-samar juga tengah memandangiku."ngg..."
"maaf pak, sa..saya tidak mau melakukan ini...., tapi saya tidak bersalah dan bukan harusnya saya di sini!"
Pistol masih di genggamanku...
Dor!
Akhhhhhh!!!!!!
Si tahanan memekik.
Aku tidak tahu pasti tembakan itu mengenainya atau tidak, yang jelas tembakan itu aku lepaskan hanya untuk memberi sinyal pada yang lain.Namun...
Jika itu mengenai dia juga maka keberuntunganku sepertinya belum habis....
.
.
.****ARMY POV****
Dor
Dor
DorSenior itu apa tidak punya cara lain membangunkan kami selain lewat tembakan?!
Kami segera bersiap-siap memakai seragam kami.
Sekarang mandi pagi rasanya sudah tidak kami lakukan tiap di bangunkan.Kriiiik....
"Army?"
Seorang pelatih memasuki kamar kami."ya pak?"
"bisa ikut saya ke kantor?"
Tanyanya..
.Kemudian di kantor aku mendapatkan kabar yang membuatku terdiam...
"ayahku?, pak ayahku?""kami juga baru dapat kabar dari keluargamu, pamanmu yang polisi itu sekarang sudah di jalan untuk menjemputmu"
"ayah.... "
Tangisku pecah...
"AYAAAAHHHE... haaa... Ayah....."
Para polisi di ruangan itu langsung menghampiriku untuk menenangkanku.
"PERGI!!!!!! AYAHKU!!!!!! AYAH!!!!!!!!".
.
.****FAHMI POV****
"korban selamat hanya kemungkinan kecil...., pisaunya juga terlalu dalam menusuk lehernya, salah prosedur sedikit saja bisa berbahaya pak, pisau itu juga sudah merobek tenggorokannya"
"dokter, saya mohon lakukan apapun agar dia selamat!, anda ini berpengalaman kan?!, anda sudah lama di rumah sakit ini!, anda pasti bisa melakukannya!"
"saya juga baru pertama menangani yang seperti ini, korban entah bisa di kata beruntung atau sial karena masih hidup"
"pak?, pak dokter apa-apaan perkataan tadi?!"
"pak Fahmi, orang harusnya sudah meninggal dengan luka dan darah yang hilang sebayak itu, tapi pak Abri masih hidup sekarang karena pisau itu masih tertancap, jika tercabut maka pak Abri juga pasti akan meninggal"
"pak.... Saya mohon lakukan apapun agar dia bisa selamat"
Sialan!!!!!!!
Jika dokter itu tidak bisa melakukan pekerjaannya dengan benar maka akan aku lubangi leher dokter itu juga.
Tiba-tiba saat di depan pintu gerbang spn...
"ADEN?! MINGGIR!!!!!!"
Aku telat mengerem, Aden tiba-tiba berlari keluar dari asrama dan mencoba menahan mobil yang aku setir.Aku segera keluar dari mobil dan menghampiri Aden yang tergeletak.
"Aden!, kamu tidak...."
Aden berusaha bangkit...
Tangannya mencengkeram lenganku dengan kuat.
"bawa aku...., BAWA AKU MELIHAT AYAHKU!"
Dia menangis...."te..tenang dulu, adikmu mana?"
"Army sudah pergi duluan dengan pak Fauzi dan Kak Rio!, pah!, bawa aku!, aku tidak... Hiks...."
"he..hei... Sudahlah, ayahmu pasti akan selamat"
"hiks... a..ayah.... Aku..aku sudah memohon pada mereka agar.. Aku bisa izin keluar hiks... tapi.. Mereka tidak memberiku izin"
Begitu...
Para Pelatih dan senior yang ada di dalam tidak tahu hubungan keluarga Army dan Aden, jadi mereka tidak mengizinkannya untuk keluar."kamu tenang, berhenti menangis, papah akan mengurusmu, tenang saja"
*****
Hiks
Jangan lupa vote :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pluviophile (Sejenak#3)
RomanceHubungan yang kandas akibat kesalahpahaman. Dapatkah kembali bersemi? Hujan... sampaikanlah Isi Hatiku padanya.