Cerita #3 (73)

98 18 0
                                    

Sampai...

Kami meninting koper yang kami bawa segera turun dari bis dan berjalan masuk ke lapangan hitam di SPN ini.
Saat di lapangan, kami berbaris dengan rapi untuk mengikuti upacara penyambutan.
Seperti upacara yang kalian ketahui, setelah sedikit wejangan dari pak Kapolda, kamipun di arahkan untuk ke area asrama.

.
.

Aku berjalan menyusuri lorong asrama untuk mencari kamarku, 09A...
Aku terus mencari pintu kamar dengan nomor 09A.

"ughhhhh SUSAH AN...."

"heh mulut..."

Aku segera berbalik setelah mendengar suara itu.
"kak Rio!!!!!!!!!!"
Benar saja, sudah ada kak Rio yang bersandar di tembok sambil melipat kedua tangannya memandangiku.

"kenapa?, dari tadi kau terlihat bingung"

"a..anu... Ini aku tidak bisa menemukan kamar.... Eh? Dari tadi? KAKAK DARI TADI MENGIKUTIKU?!!!!!!!"

"hehe maaf"

"lalu kenapa tidak langsung menyapaku?, aku sudah setengah jam mencari kamarku, tempat ini seberapa luas sebenarnya?!"

"sini ku lihat nomormu"

Aku memberikan kertas nomor kamarku pada kak Rio.
"ini kodenya A, berarti kamar kamu ada di lorong pertama"

"lorong pertama?"

"kau ngapain di lorong E?"

"E?!!!!!!!"

"hahahahahahahahahaha jauh sekali!!!!!!"
Kak Rio malah menertawaiku.

Akupun di antar sama kak Rio ke lorong A.
Jauh juga sih hehe.
Kakak panitia yang tadi!, ini salahnya, dia memberikan nomor kode tanpa menjelaskannya lebih rinci!
Jadi bukan salahku kesasar seperti tadi.

"ini kamarnya"

Benar saja!
09A!
"makasih kak!"

"ya sudah, aku balik ke kantor ya"

"lho, kak Rio kesini mau apa?"

"hehe, kata nenek kalau kamu sampai kakak harus menjemput kamu"

"pulang nanti aku adukan ke nenek!, kak Rio cuma mempermainkanku!"

"hilih adukan saja, nenek akan lebih percaya padaku!"

"dasar!!!!!!!!"

"haha sampai jumpa dek!"
Kak Rio langsung lari meninggalkanku.
Dasar!!!!!!!!

Aku berbalik ke arah pintu, kemudian membukanya.
Cklek...
Saat masuk aku melihat sudah ada satu orang lainnya yang duduk di lantai sambil membongkar isi kopernya.

"permisi, aku.... Eh?"

"eh?"
Dia....

"KAU YANG TADI!!!!!!!!!!!!"
Sahut kami bersamaan.

Sialnya aku dapat teman sekamar seperti dia!
Orang jutek yang di bis tadi nyaris aku kasih bogem.

"kak Rio aku bisa pindah kamar!!!!!!"

"ehhhhh malah dapat orang emosian..."

"siapa yang kau panggil emosian?! Dasar jutek!"

"hah jutek?, kau sendiri yang terlalu baperan!"

"apaaaaaaa?!!!!"
Aku berjalan masuk ke kamar.

"per....."
BRAK!!!!!!
Aku membanting pintu kamar dengan keras dan menghampirinya.

"hei, jangan macam-macam denganku!, aku sabuk putih!!!!!!!!!!!"

"akhhhh minggir!"
Dia mendorongku hingga aku terkapar di lantai.

"kau yang jangan macam-macam, dengar aku bisa mengeluarkanmu dari sini kapan saja mengerti?!"

Tok tok tok...
Cklek...
Pintu terbuka.
"ma..maaf, tapi di luar ada yang pingsan"
Kata seseorang di balik pintu.

Kami berdua langsung bangkit dan melihat kejadian di luar.
Seorang casis terkapar di lantai dengan hidung berdarah.

"ups..."
Sepertinya waktu aku membanting pintu tadi.....

.
.
.

Kemudian di Ruang perawatan....

"belum 10 menit ku tinggal kau sudah membuat masalah!, kalau begini bagaimana kedepannya?!, apa kata nenek kalau tahu cucu kesayangannya langsung membuat masalah begitu sampai di asrama!"
Kena semprotan kak Rio lagi....

"sudah ku bilang aku tidak sengaja..."

"akhhhhhh tapi tetap saja, kamu membanting pintu begitu ada apa?!, itu properti spn, kalau rusak kamu bisa dapat masalah!"

"cuma pintu saja...."

"jawab terus!!!"

"kan kakak bertanya, ya ku jawab saja"

"ARGHHHHHHHHHHHHHH!!!!!!!"

"sudah tidak apa-apa..."
Casis yang pingsan tadi menghampiri kami dengan kapas di sebelah lubang hidungnya.
"kan tidak sengaja hehe"

"lihat, korbannya saja tidak masalah"
Kataku.

"namaku akan jadi perbincangan Army!, di kantor rekanku pasti akan bilang kalau kamu sepupuku!"

"lalu?, ya sudah tidak usah sepupuan"

"bu..bukan begitu Army...., maksudku aku cuma minta kamu jaga sikap di sini"

"iya iya"

"eh maaf, aku mau kembali ke kamar boleh?"

"ayo!"
Aku merangkul korbanku kemarahanku tadi dan segera pergi dari hadapan Harimau itu.

Kami berdua berjalan kembali ke kamar.
"maaf ya soal yang tadi"
Ucapku.

"sudah ku bilang tidak apa-apa, tapi kau kenapa pake banting pintu seperti tadi?"

"hufffff nanti juga kau akan tahu saat bertemu dengannya..."

"dengannya?"

"sepertinya kita tidak satu bis, jadi kau tidak tahu bagaimana kejadiannya"

Dia hanya diam memasang ekspresi tidak mengerti.
"ahahaha sudahlah, oh iya namaku Army"

"ah!, aku Teo, Theodore Cristhoper"

*****

Jangan lupa vote :)

Pluviophile (Sejenak#3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang