Cerita #8 (78)

99 19 4
                                    

Kemudian di ruang perawatan...

"awhhh...., sakit kak...."
Luka benturan di kepalaku lumayan juga, sampai berdarah...
Belum lagi cidera di kaki ku...

"tahan, kalian ini harusnya memanggil senior yang sedang jaga di asrama"
Kakak petugas di ruang perawatan memarahi kami.
"kamu terlebih, untung kakimu hanya terkilir, kalau patah bagaimana?!"

"ma..maaf kak....."
Ucapku tertunduk.

"permisi"
Kak Rio datang.
"Yud, bagaimana sepupuku?"

"hufffff, sepupumu terkilir, perdarahan kapiler juga"

Bugh!
Kak Rio malah meninju bantal di ranjang perawatanku.
"kalau sudah begini mau apa?!, terpaksa kamu harus izin besok!, aku sudah bilang jangan gegabah!, kamu malah berbuat teledor seperti ini!"
Kena semprot juga -_-||

"kak, teman kami yang satu bagaimana?"
Tanya Rey soal keadaan Aden.

"Ahhh teman kalian itu?, entahlah... Tapi sepertinya demamnya sangat tinggi, kita harus tunggu dokter datang besok pagi untuk pemeriksaan lebih lanjut, kalian berdua kembali saja ke kamar kalian"

"si..siap kak!"
Sahut Teo dan Rey.

"aku!"

"tidak secepat itu Army Syam!, Yud, kau bisa membuat surat izin untuk Army kan?"

"hahhh?! Tidak!, aku sehat!"

"JANGAN MELAWAN!"

"ehehe.... Hubungan kalian berdua sepertinya cukup seru"
Ucap kakak petugas.

.
.

Aku berbaring di ranjang perawatan...
Huffff, besok pasti akan membosankan terus di sini.

Aku melihat ke ranjang sebelah, kakak petugas yang tadi sedang mengompres kepala Aden.
Tubuhnya bergetar hebat...
Dan lagi...
Dia masih saja mengigau dan memanggil-manggil ayahnya.
Kalau begini aku juga jadi kasihan padanya.

"kamu kenal dia kan?"
Tanya kak Yuda, nama dari petugas ruang perawatan tadi.

"i..iya, tapi... Kami tidak terlalu akrab kak"

"hmm..., bagaimana menjelaskannya ya?, kita harus menghubungi orang tuanya"

Itu....
Apa aku harus beritahu kak Yuda soal Aden yang sebenarnya?

"kalau sampai besok pagi dia belum sadar juga dan terus begini, kami harus terpaksa mengeluarkan dia dari pendidikan"
Mengeluarkan?!

"ka..kak.. Kakak yakin?!, Aden itu peringkat 1!, pasti ada pertimbangan!"

"kalau kondisinya separah ini tidak ada jalan lain, aku harus melapor, kamu jaga dia ya"
Kak Yuda pun pergi ke kantor.

Saat ini....
Aku jadi sangat bimbang.
Aku benci Aden tapi jika harus di keluarkan...., aku tidak akan memaafkan diriku sendiri!

Akupun turun dari ranjang dan berjalan tertatih-tatih mendekati Aden.
"oi serigala! Bangun!"

Nafasnya sangat berat dan tersengal juga.
"a..ayah...."

"kau harus bangun!, kalau tidak kau bisa di keluarkan!"
Aku berusaha untuk membangunkan dia tapi percuma saja.
"serigala! Bangun!, aku.... aku tidak mau kau di keluarkan! Cepat bangun!"

Grab!
Dia malah menggenggam tanganku.
"a..ayah....ayah...."
Dia membuka matanya!

"syukurlah!, kau sudah sadar...., kau harus kuat!, kuatkan dirimu! Jangan sampai kau...."
Perkataanku terhenti saat dia malah menangis.

"a..ayah.... ayah.... jangan tinggalkan aku lagi...."

"eh?"
Tiba-tiba dia memelukku dengan erat.
"oioioioiiiiii lepaskan aku!!!!!! Aku tercekik!!!!!!!!!!!"

"jangan tinggalkan aku lagi... ayah... Kumohon"

"AKU BUKAN AYAHMU DASAR SERIGALA!!!!!!!!!"

"ada apa ini beris...."
Kak Rio yang mendengar keributan kami langsung datang.
"ARMY! DASAR MESUM!"

"BUKAN BEGITU! TAPI DIA!"

.
.
.
.

Besoknya......

Tipes....
Aden di diagnosis menderita Tipes.

"jadi apa dia akan di keluarkan?"
Tanyaku pada kak Yuda.

"mendengar penjelasanmu semalam...  Dia akan di berikan kesempatan, Aden akan di bawa ke rumah sakit, sementara Ambulans sudah di siapkan di luar, jika lewat seminggu dia belum pulih maka dia akan di keluarkan"
Jelas kak Yuda.

Aku menatap Aden yang masih terbaring gemetar.
"cepat sembuh..."
Ungkapku dalam hati.

Tak lama kemudian Aden segera di bawa ke ambulan dan pergi ke rumah sakit untuk di rawat di sana.

.
.

"BOSAAAAAAAAN!!!!!!!!!!"

"berisik"
Ucap kak Rio.

"ayolah, aku sudah sembuh!, lagipula luka kecil ini bu ARGHHHHHHHH!!!!!!!!!!"
Aku menjerit kesakitan saat kak Rio memukul kakiku yang terkilir.

"mungkin kau baru bisa ikut kegiatan lagi lusa"

"arghhhhh aku tidak tahan!!!!!!!"

"masih jam 10 pagi tapi kau sudah sangat gelisah, hehe apa kau rindu dengan temanmu itu?"

"siapa?"

"si Serigala?"

"ughhhh tidak!, buat apa juga aku peduli dengan orang seperti dia?!"

"hehe, lalu semalam saling pelukan itu apa?"
Goda kak Rio.

"lebih baik aku sendiri di sini daripada di temani kak Rio!"

"aku juga banyak kerjaan dasar biawak bunting"
Biawak bunting?! ∑( ̄□ ̄;)
Apa-apaan itu?!
"kalau bukan nenek yang suruh juga aku tidak mau menjagamu"

"silahkan pergi, aku bisa sendiri"

"aku tidak mau jadi cucu durhaka sepertimu"

"DASAR!!!!!!!!!!!!"

*****

Jangan lupa vote :)

Pluviophile (Sejenak#3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang