Cuti #2 (33)

138 20 8
                                    

Siang harinya....

****ABRI POV****

Cshhh.....

"masak apa bun?"

"ASTAGFIRULLAH!, sudah kubilang ketuk pintu dulu atau beri salam kalau mau masuk!, dan jangan panggil aku bunda"

"iya maaf"

"maaf tapi keseringan"

"eh, masak apa?"

"telur dadar, sayur kangkung, sama terong bakar"

"te..terong bakar?!"

"kenapa?"

"menjijikkan, kau makan makanan seperti itu?!"

"lagipula aku tidak memasak untukmu"

"mm, Abri jadi Antagonis cerita sekarang?"

"iya, antagonis di hidupmu"

"ahh sayang jangan gitu dong"
Fahmi memelukku.
"bercanda kamu ga lucu"

"memang aku bercanda?"

"sana minggir!!!! Masakanku bisa hangus!"

"kita makan bareng ya sayang, lagi malas beli makan"

"beli?"

"hm..."

"kau...., tidak masak?"

"ehehe, aku mana bisa masak, paling cuma masak air buat indomih atau bikin kopi"

"anak mami...."

"hei!, kalau aku anak mami... Mana mungkin aku ngontrak sendiri di sini?"

"untuk dekat denganku?"

"hehehe, ketahuan ya?"

"mudah di tebak burung bangau"

"berarti punyaku panjang ya?"

"diam!, uh?"
Aku mencium bau hangus.
"GAWAT TELUR DADARKU!!!!!!!!!!!!!"

.
.
.
.

Sementara itu...

****ARYO POV****

Aku rindu adikku....
Telingaku sudah sangat panas di rumah sekarang, setiap hari aku hanya mendengar "usia kamu sudah matang yo, kamu sudah wajib menikah"

Tapi aku tidak punya calon!!!!
Aku juga tidak mau menikah di jodohkan...

Kalau Abri di sini...
Pasti dia akan membelaku...
"kak Aryo jangan sedih, kakak pasti bisa melewati ini"

Baiklah!
Aku akan pergi menemui Abri!

Krek!
"Aryo, bu Eni kesini sama anaknya, sini"
Ibu memasuki kamar dan memanggilku.

"bu...., ini sudah yang ke 17 dalam bulan ini.... Apalagi sekarang baru tanggal 9"

.
.
.
.

****ABRI POV****

"masakanku jadi hangus karena kebucinanmu..."

"ehehehe maaf sayang, ayo makan"
Fahmi menyantap masakan yang tadi kubuat, walaupun temanya agak gelap...
"mmmm enak beb"
Namun dahinya agak mengkerut.

"raut wajahmu mengatakan yang lain"

"serius kok enak, anak kita pasti akan sangat senang punya ibu sepertimu"
Aku langsung tertunduk mendengar itu.

"hei..., kenapa?"
Tanya Fahmi yang melihatku sedang muram.

"apa.... Kenapa kau sangat semangat soal hubungan kita mi?"

Fahmi menatapku dengan tatapan bingung.
"ga ngerti.. "

"kau terus bilang, suami.. Istri.. Ayah... Bunda... Begitu apa kau sangat yakin kita akan terus..... Bersama?"

"ohh...., hmm..... Ada saatnya bri, tapi untuk sekarang aku cuma mau bahagia bersamamu saja"

"mi.., kita tidak akan bahagia dengan hubungan kita ini"

"bohong bri..., buktinya aku bahagia denganmu sekarang, kemarin, dan seterusnya, maaf sayang kalau ucapakanku mungkin selalu membebanimu beberapa hari belakangan ini"

"tidak apa-apa...., aku cuma tidak enak saja"

"tidak enak?, ahhh jangan di pikir lagi bri, aku juga janji!, mulai sekarang aku tidak akan memanggil dan menganggapmu sebagai istriku, tapi pendampingku"

"ahhh pendamping...."

"ahhh sayang....."

"peluk..."

"sini...."

.
.
.
.

****ARYO POV****

Sudah Sore...
Sebentar lagi aku akan sampai ke Sidrap, tempat Abri berada sekarang.
Hehe, sengaja tidak kasih kabar biar jadi kejutan untuknya.

Aku juga sudah membawa beberapa buah tangan untuk adikku yang sangat aku banggakan itu, hehe.
Pasti dia akan sangat senang.

.
.
.
.

Malam harinya....

****ABRI POV****

"uhh uhh panas panas...."
Aku meletakkan sayur sup yang baru saja aku masak ke atas meja.

Malam ini aku memasak sayur sop, Pallu Ce'la (Bandeng Presto), sambal tomat, dan juga nasi panas......
Ah mantap!

Aku mencuci tanganku dulu di kamar mandi lalu kembali duduk di meja makan.

"oke!, Bismillahirrohmanirrahim.. "
Aku hendak mengambil nasi dengan tanganku, namun...

"kita makan bareng ya sayang, lagi malas beli makan"
"beli?"
"hm..."
"kau...., tidak masak?"
"ehehe, aku mana bisa masak, paling cuma masak air buat indomih atau bikin kopi"

Fahmi....

.
.
.

****FAHMI POV****

Pesan gopud ah...
"mana hapeku?"
Aku mencari hp ku di sekitar ruang tamu.

Tapi aku tidak menemukannya di manapun juga.
"ini hape kemana?!, arghhhh nanti kasian kang Gojek tidak jadi dapat rejeki kalau begini"

Tok tok tok
"Assalamu'alaikum"

Tanpa membuka pintupun aku sudah tahu ini suara pangeran liliputku!
"tunggu beb!!!!!!!!"
Aku berlari membukakan pintu untuk yang bebku tercinta.
"Wa'alaikumussalam...., masuk ya...."
Kenapa Wandi dan Andi juga ada?!

"oi mi, kita mau makan malam bareng"
Kata Wandi.

"Abri yang mengajak kami, kebetulan kami semua masak banyak hari ini hehe"
Jelas Andi.

"benar sayang?"
Tanyaku.

"yah... Aku.... Kasihan saja jika kau harus membeli makanan di luar"
Ucap Abri.

"huffff, tidak seberapa kok bri harganya"

"bodo!, mulai sekarang jangan beli makan lagi, aku akan menyiapkan makanan untukmu!"

Aku langsung tersenyum.
"bang Gojek maaf, rejekimu tidak akan datang lagi dariku"

"hehe, sebagai gantinya cuan untuk beli makan untukku saja"
Sambung Abri.

"apa bedanya?"
Bisik Andi ke Wandi.

"gapapa, ayo masuk semua"
Akupun mengajak mereka bertiga masuk.

*****

Dinner ala-ala

Jangan lupa vote :)

Pluviophile (Sejenak#3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang