IBL #5 (85)

110 22 13
                                    

Hmm....
Aku membuka mataku.
Seisi ruangan masih sangat gelap, sepertinya memang belum pagi.

Aku melihat wajah ayah yang berada tepat di hadapanku, ia nampak sangat pulas tidurnya.

Samar-samar aku mendengar suara televisi dari luar kamar, sepertinya om Fahmi masih terjaga di luar sana.

Aku sadar, ternyata tinggal aku dan ayah di dalam kamar.
Army kemana?!

.
.

****ARMY POV****

"Gol!"
Sahutku saat tim dukunganku berhasil mencetak skor.

"sssst, jangan berisik, nanti ayahmu dengar"
Ucap papah pelan.

"hihi, bilang saja papah kesal karena kalah, mana uang taruhannya?!"

"kamu ini!, besok papah kasih, dompet papah ada di dalam kamar"

"besok pasti lupa lagi"

"tidak Army, kapan papah lupa?"

"piala dunia tahun kemarin papah lupa uang taruhannya!, janji itu hutang lho pah, dan hutang harus di bayar karena hutang tidak di bawa ke liang lahat"
Hhhh, entah malaikat mana yang akan mencatat niatku barusan.

"iyaaa papah janji lunasi semuanya, sana kamu balik ke kamar, nanti ayahmu bangun terus marah kalau kamu ikut begadang"

"nanti aku bilang ke ayah kalau papah mau di temani"

"Army Syam!"
Hehe, seru juga kalau membuat papah emosi.

"om belum tidur?"
Kami sontak kaget saat Aden tiba-tiba saja sudah ada di belakang kami.
"eh, kau ternyata di sini"
Sambungnya saat melihatku.

"kau sedang apa di sini?!, cepat balik ke kamar, nanti ketahuan ayah bagaimana?!, eh.... Ayah tidak bangun kan?"
Tanyaku serius.

"tidak, ayah tidurnya sangat pulas"

"Sudah kalian berdua, kembali ke kamar"
Papah menyuruh kami untuk segera kembali tidur.

"om, ini aku bawakan selimut"
Aden memberikan selembar selimut pada papah.

"wah perhatian sekali anak papah yang satu ini, tidak seperti yang satunya...., selalu memeras"
Papah melirikkan matanya padaku.

"ya sudah om, aku..."

"papah"
Papah menyuruh Aden untuk memanggilnya papah juga sama sepertiku.

"hm..."
Cuma bergumam dan Adenpun kembali ke kamar.

"sabar ya pah"
Ucapku pada papah.

"tidak apa, Aden cuma butuh waktu saja sama papah, sana kamu juga tidur, besok sore harus balik ke asrama lagi lho"

Aku menurut dan langsung ikut masuk ke dalam kamar.
Krriiik...
"jadi begini?"
Betapa kagetnya aku saat baru membuka pintu sudah ada ayah yang berdiri di belakang pintu.

Aku yang ketakutan akan di marahi mencoba menoleh ke arah papah, Anjirnya papah malah pura-pura tidur dan menutupi badannya dengan selimut.

Aku melihat Aden di dalam kamar dan dari ekspresinya dia juga terlihat ketakutan.

"a..ampun yah..., hehe tadi aku cuma bangun untuk kencing saja"

"kencingmu lama juga ya Army?, begadang lagi?!, sudah ayah bilang jangan sering begadang!, kalau sakit bagaimana?!, apalagi kamu itu besok harus kembali ke asrama!, hei!, kalau orang tua bicara jangan tunduk! Lihay mata ayah!"

****ADEN POV****

Ayahku seram juga ternyata, pantas om Fahmi dan Aden tidak berani melawan balik.

.
.

Besoknya....

"hm......"
Aku memperhatikan sebuah bingkai foto yang terpajang di dinding.
Dalam figura itu nampak ayah tengah bertelanjang dada dan mengenakan sarung batik tengah berdiri di hadapan air terjun.
Keren juga....

"itu waktu ayah masih 25 tahun, dulu badan ayah pernah bagus kok haha, sekarang mulai berlemak lagi"
Ayah menghampiriku.

"tidak, ayah belum gemuk menurutku"

"hehe, terima kasih"
Ucap ayah.

Aku memperhatikan ayah yang tengah mengenakan seragam polisi lapasnya.
"ayah.... Dinas hari ini?"
Tanyaku.

"ah, iya soalnya ada teman ayah yang berhalangan hadir jadi ayah ganti shift, maaf ya ayah tidak bisa ikut mengantar kamu dan Army sore nanti"

"tidak apa-apa, ayah kerja yang semangat saja!"

"pasti, kamu jangan nakal di asrama ya, berlatih yang giat dan jadi polisi yang benar, jangan seperti papah mu"

"memang papah kenap yah?"

"terlalu bucin, kamu tidak punya pacar kan?"

Pacar?
Sepertinya makhluk seperti itu tidak pernah ada dalam daftar riwayat hidupku sejauh ini.
"tidak"

"ayah tidak melarangmu pacaran tapi kamu harus ingat batasan ya, ayah sayang kamu, ayah berangkat"
Aku mencium tangan ayah dan ayahpun pergi.

*****

Kasihan Army

Jangan lupa vote d=(´▽`)=b

Pluviophile (Sejenak#3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang