"eeeehhhh nanti malam aku ada shift malam!, be...besok saja"
Ucapku."baiklah, besok malam kalau begitu"
"terima kasih yul...."
"Abri..."
Dari pintu Andi tiba-tiba masuk kedalam kontrakanku."hei, lain kali ketuk pintu dulu, dasar tidak sopan"
Fahmi menegur Andi."tidak apa-apa mi, aku dan Andi sudah saling percaya, bahkan kunci cadangan kontrakanku dia yang pegang, begitupun sebaliknya"
Jelasku."APAAAAAA?!!!!!!!!"
"jangan marah, kau sendiri yang salah baru pindah ke sini hehe"
"eh bri, aku numpang mandi ya, kamar mandiku tersumbat"
"iya masuk saja ndi"
"oke sip!, eh?"
Andi melihat ke arah Yuli.
"hei! Kau ibu polwan yang waktu itu kan?!""cih! Ibu?"
"ehehe maaf, mana mungkin ada ibu yang wajahnya semuda ini"
"uh muda?"
Yuli seketika menutup Wajahnya."jangan bilang kau baper...."
Ucap Fahmi."ba..baka!"
"aku mandi dulu ya"
Andipun masuk kedalam kamar mandiku..
.
.Besoknya...
Fahmi memberitahu padaku kalau Calu mengajakku makan di salah satu warung makan dekat polres."hmm wangi sekali....."
Fahmi memasuki kamarku."ketuk pintu dulu"
Ucapku sambil merapikan pakaianku."Andi saja boleh langsung main masuk"
Ucapnya sambil menutup pintu kamarku."tapi Andi tidak akan langsung memelukku dari belakang"
"aku juga tidak.."
Aku berbalik ke arah Fahmi.
Wajahnya sangat jutek dan di palingkan dariku."ada yang marah ya?"
Fahmi melipat kedua tangannya dan masih memalingkan wajahnya dariku.
"kau jelek kalau begitu""aku memang jelek"
Ucapnya ketus."kau memang jelek"
Aku kembali menatap ke cermin dan mengoleskan minyak kemiri di rambutku.
"tapi hatimu sangat tampan untukku, uh?"
Seketia Fahmi memelukku dari belakang.
Pelukannya sangat erat, kepalanya di rebahkan pada bahuku."jangan terlalu rapih, nanti Calu semakin gila padamu"
Aku tersenyum.
"aku tahu, tapi aku rapi seperti ini juga bukan untuk Calu"
Aku menatap Fahmi.Wajah kami sangat dekat...
Dan dia tersenyum.
"kita makan bareng habis ini ya""bungkus saja, kita makannya di sini kalau sudah pulang"
"aku akan memperhatikanmu dari jauh di sana"
"makasih..."
.
.
.
.Kemudian di warung makan...
Aku duduk menunggu Calu datang, sementara Fahmi dan juga Yuli saat ini sedang dalam perjalanan bersama Calu kemari.Entah kenapa aku jadi sangat gugup...
Aku masih khawatir melakukan ini..
Calu pasti akan sangat menderita setelah ini."maaf lu..."
.
.****FAHMI POV****
"jadi kau dan Abri sudah berteman sejak SMA?!, kenapa kau tidak bilang?!, hehe aku mohon bantuanmu ya mi"
"mi...."
Yuli memegang pundakku dari belakang kursi pengemudi."huffff....., iya"
Ucapku datar."hehe, tapi kau kenapa?, sejak di kantor tadi kau terlihat seperti sedang menahan amarah"
"Calu diam, aku sedang fokus menyetir"
"ma...maaf...."
Aku melirik ke arah Calu di sampingku...
Dia menundukkan kepalanya.Cih!
Dia terlalu kekanak-kanakan, tapi bagaimana aku bisa tega menghancurkan hatinya?
Akhhhhh sadar!
Dia menyukai pacarmu Fahmi!
Bagaimanapun, aku harus melakukan ini!"mm.. Maaf.."
Ucapku, seketika Calu menatapku.
"aku...""Fahmi..."
.
.
.
.****ABRI POV****
"Abri?"
"eh?"
Aku berbalik saat mendengar seseorang menyebut namaku."eh!, itu benar kau?!"
"kau....."
Dia...."hehe, sudah lama, ini aku, Wandi!"
"Wandi ketua osis?!, ehhh duduk sini!"
Wandipun duduk bersamaku.
"apa yang kau lakukan di sini?!"
Tanyaku tidak percaya."hehe, aku singgah makan malam dulu di sini, baru sampai"
"tapi... Kau ada apa di sini?"
"hehe, pindah tugas"
.
.
.****FAHMI POV****
Sudah 15 menit berlalu sejak aku menepikan mobil di pinggir jalan, dan.....
Menceritakan semuanya pada Calu."jadi begitu...."
Aku menceritakan soal hubunganku dengan Abri.
Dan nampak wajahnya jadi sangat murung."iya lu, sekali lagi aku minta maaf, aku bukannya mau menyakitimu, tapi kau tahu kan?, kita ini teman, aku tidak mau kau...."
"tidak apa mi..."
Potong Calu."Calu...."
Ucap Yuli khawatir.
"kau tidak apa-apa kan?"Tiba-tiba Calu tersenyum.
"hehe..., untung saja kau memberitahuku sebelum terlambat, harusnya aku berterima kasih pada kalian berdua"Jadi bingung...
"mencintai orang yang di cintai temanku, apalagi sudah lama saling berhubungan, sama saja kalau aku jadi perusak hubungan kalian, hehe aku tidak masalah kok mi, yul"
Aku dan Yuli langsung menghela nafas saat itu juga.
"tapi bukannya Abri menunggu di warung makan sekarang?, ayo kita susul, kasihan dia menunggu sendirian!"
Uh benar juga!*****
Fyuhh
Jangan lupa vote ;)

KAMU SEDANG MEMBACA
Pluviophile (Sejenak#3)
RomanceHubungan yang kandas akibat kesalahpahaman. Dapatkah kembali bersemi? Hujan... sampaikanlah Isi Hatiku padanya.