3 November #6 (14)

232 25 9
                                    

Aku...
Ingin minta maaf pada dia...

.
.
.

"Jadi..... Kau dan pak Abri...."
Yuli tidak melanjutkan kalimatnya dan malah menyilangkan kedua jari telunjuknya.

"Hufff iya..., Fahmi dan Abri ini sudah bersama sejak SMA, tapi Fahmi malah meninggalkan Abri saat...."

"Sudah ku bilang itu salah paham wan!, aku tidak berniat melakukan itu pada Abriku!"

"Uhhh kau tahu, Fahmi kau bisa dapat masalah jika yang lain tahu hubungan kalian itu!"
Jelas Yuli.

"Bu Yuli kumohon beritahu aku dimana Abri!"

"Jangan panggil aku ibu, kita masih seangkatan!"

"Tadi kau memanggil Abri bapak..."
Ucapku.

"Hei fokus!, Yuli, beritahu kami informasi apa saja yang kau punya soal Abri"
Kata Wandi.

"Maaf tapi sepertinya aku tidak ikut..."
Aku langsung menahan tangan Yuli yang hendak berdiri untuk pergi.
"He..Hei! Apa-apaan ini?! Lepaskan aku!!!!"

"Yuli kumohon, hanya kau saja satu-satunya harapanku! Aku akan berhutang budi padamu! Kumohon aku ingin bertemu dengan Abri lagi!"
Aku terus memohon pada Yuli agar ia mau membantuku.

"Maaf Fahmi, tapi ini adalah hal yang salah dan aku juga tidak mau sampai terlibat dalam masalah ini!, itu urusan pribadimu!"

"Kumohon, ini adalah hari ulang tahunnya, aku ingin memberikan permintaan maaf sebagai hadiah untuknya!!!!!"

"Eghhh"
Yuli menatapku, aku memberikan tatapan memelas berharap hatinya bisa luluh.
"Hufff, baiklah!"
Yuli kembali duduk.
"Tapi jangan sebut namaku jika ini sudah membawa nama instansi!"

"Aku janji!"

"Jadi apa yang kau punya soal Abri?"
Tanya Wandi lagi.

"Pekerjaan Pegawai Negeri, tepatnya penjaga tahanan di Lapas kelas II"
Jelas Yuli.

"Kita bisa mencari kesana dulu"
Ucap Wandi.

.
.
.
.

****ABRI POV****

Wushhhhh
Angin yang sangat menyejukkan....
Aku sudah lama tidak bertemu dengan suasana pantai seperti ini.

"Gimana?, kamu suka?"
Kak Isman memelukku dari belakang.

"Suka, ini hadiah terbaik tahun ini"

"Tapi saya belum memberikan hadiah pada kamu"

"Cukup ini saja kak...., cukup ini saja....."

"Ini..."
Kak Isman memberikan sebuah kado padaku.
"Saya harap kamu suka"

"Apa ini?"

"Titipan, kata pemiliknya dulu berikan pada Abri"

Aku membuka kado itu dan isinya adalah sebuah bandana atau ikat kepala yang di sulam dengan motif khas Tanah Toraja.
"Ini....., indah sekali"

"Sayangnya itu bukan dari saya sepenuhnya"

"Lalu?"

"Teman saya, sahabat saya, Waldi"

Kak Waldi?

****ISMAN POV****

***Flashback....

Dulu....
Saat hari kelulusanku di SMA...
Waldi menemuiku.

"Isman..."

"Waldi?, ada apa?"

Tiba-tiba Waldi menjabat tanganku dengan gulungan kain terikat di tangannya.
Waldi memberikan gulungan kain itu padaku.

"Waldi apa ini?"

"Kau menyukai pacarku kan?"

"Pacarmu?, siapa?"

"Abri"
Sontak aku diam tertunduk.
Jadi selama ini Waldi telah berpacaran dengan Abri?.

"Hmm..."
Waldi tersenyum.
"Suatu saat jika terjadi sesuatu padaku, aku ingin kau memberikan bandana itu padanya, jaga dia, dan sayangi dia"

"Tapi...., apa Abri akan menerimaku?"

"Itu urusan belakangan, Abri itu anak yang baik, di terima atau tidak keduanya pasti akan sama-sama membuatmu senang nantinya"

Saat itu aku tidak mengerti maksud dari ucapan Waldi.
Di terima...
Atau tidak...
Keduanya akan sama-sama membuatku senang.

Tapi...
Kini aku paham.
Walaupun dia tidak menerimaku sebagai pacar, tapi Abri selalu menerimaku sebagai kakak sekaligus teman dekatnya, dan rasanya tidak jauh beda dengan pacaran dengannya.

****

Kini Abri menangis sambil memelukku...
Dia terus mengucapkan nama Waldi.

Ku pikir hanya Fahmi yang ada di hatinya...
Waldi...
Sampai kau meninggalpun Abri masih menyimpanmu di hatinya.
Sebenarnya apa yang sudah kau lakukan sampai anak ini begitu kehilangan dirimu.

"Maaf kak.... Aku sudah melupakanmu...."
Ucap Abri dalam tangisnya.

.
.
.
.

****FAHMI POV****

Kami keluar dari lapas.
Hari ini Abri cuti ternyata.
Saat kami bertanya dimana Abri tinggal, tidak ada yang tahu.

"Jadi kita harus kemana lagi sekarang?"
Tanyaku.

"Yuli, kau punya informasi lain?"
Tanya Wandi.

"Entahlah, hanya ini saja yang kupunya"

Apa aku akan pulang dengan tangan hampa?
Apa ini artinya aku dan Abri tidak akan bisa bersama lagi?

"Jangan menyerah dulu Fahmi"
Wandi memegang pundakku.
"Kita akan telusuri, masih ada waktu setengah hari, setidaknya mungkin kita bisa dapat petunjuk lain"

Aku tersenyum.
Wandi memang teman yang baik, dia selalu membuatku bangkit walaupun kadang dia juga selalu membuatku jatuh.

"Aku akan ikuti kalian"
Ucap Yuli.

"Tidak perlu"
Kataku, takut merepotkan ceritanya.

"Benarkah tidak perlu?, kalian bukan orang sini lho..."

*****

Kira-kira nanti Abri klopnya sama siapa?
Kak Isman?
Andi?
Balik lagi sama Fahmi?
Apa mungkin nanti akan ada pemain baru?
Wkwkwkwk

Jangan lupa vote ;)

Pluviophile (Sejenak#3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang