Ayahku #3 (89)

130 19 4
                                    

"permisi...., ada orang? Hachu!"

Lama sekali namun tidak ada jawaban...
Aku juga sudah sangat kedinginan, dengan angin malam, hujan deras dan pakaian yang basah kuyup.
Entah kenapa kepalaku terasa sangat pusing.
Aku sampai terduduk di depan pintu, tak kuasa menahan rasa berat di kepalaku.

Cklek....
Suara pintu di buka.
Benar dugaanku!

"syukurlah...., kau...."

"apa yang kau lakukan di sini?!, kau juga basah ayo masuk!"
Aden menyuruhku untuk masuk kerumahnya.

Aku langsung memegang tangannya dan menatapnya.
"kita pulang...."
Sampai di situ dan semuanya pun gelap.

.
.
.

Hangat sekali....
Begitu nyaman....

"my?, army sudah bangun?"
Aku mendengar suara Aden dan merasakan tubuhku di goyangkan.

Aku membuka mata dan langsung melihat wajahnya...
"ahhh syukurlah, kau baik-baik saja kan?"
Tanyanya.

"hmm...., dimana...."
Aku teringat, ini rumah Aden.
"ahh iya benar, rumahmu, hah! Ayah pasti akan mencari kita! Kita hrus pu..."

"ini rumahku my, kemana lagi aku harus pulang?"
Aku menatapnya heran.

"bukannya kau sendiri yang bilang kalau kau senang tinggal dengan ayah?, malah kau baru mengucapkannya sore tadi!"

"hehe maaf my, tapi aku mungkin hanya akan membebani ayah, aku janji aku akan sering mengunjunginya!"

"aku hujan-hujanan kesini dan cuma itu yang ku dapatkan?!, aku mencarimu karena khawatir padamu dan ayah den!, kau selalu berpikir egois dan itu yang tidak aku sukai darimu!"

"my tenang dulu, badanmu juga agak panas"

"itu karena aku marah tahu!, kumohon pulanglah untuk ayah"

Aden cuma tersenyum dan menggelengkan kepalanya.
"tidak Army...., lagipula dia bukan ayah kandungku juga"

"walau bukan ayah kandung, tapi ayah yang sudah merawat kita berdua! Kau tidak ingat?!, saudaraku?, aku bisa mengingat hangat kulitnya saat masih bayi!, dan sekarang.... Hiks... Hiks..."

Aden memelukku...

"sehangat ini?"
Bisiknya di telingaku.
Aku semakin menangis...
Dan makin lagi saat aku mengingat betapa keras kepalanya aku saat baru bertemu dengan dia.

Aku membalas pelukannya...
Benar...
Benar... Sehangat inilah yang aku rasakan.

"Army..."
Ucap Aden yang kini menatapku.
"kakak mencintaimu..."

Tiba-tiba bibirnya sudah menggila di bibirku.
Bahkan dia sudah menindih tubuhku yang entah kapan ia mulai.

"maafkan sikapku di asrama..., aku janji akan selalu menyayangimu mulai sekarang"

Aku ingin berontak!
Aku ingin menolak!!
Walau aku menyukai laki-laki, tapi apa artinya harga diriku bila aku malah takluk oleh sainganku?

Petir menyambar di luar sana...
Gemuruh hujan dan suara terpaan angin pada pepohonan di luar rumah kian menggema.
Cukup lama dia menindih dan memainkan lidahnya di dalam mulutku, dia tak kunjung selesai dengan itu.

"mmm...."
Aku mulai berontak, saat hendak ku dorong tubuh Aden, dia malah semakin mendekap tubuhku.

"kenapa?, hm?, kau tidak suka kakakmu peduli padamu?"
Tanyanya.

"den kau nafsu!, lepaskan aku!"

"nafsu dengan adikku sendiri?, oh bukan, kita bukan saudara kandung ingat?"

"tapi kau anak ayah!, ayah sudah sangat menyayangimu bahkan melebihi rasa sayangnya padaku"

"justru itu my..."
Aden mendekatkan mulutnya di telingaku kemudian berbisik...
"aku tidak akan pulang"

Aku sangat marah.
Tapi entah mengapa bukan ledakan emosi yang keluar, namun justru air mataku yang mengalir.
"ja..jadi..., kau tidak akan pulang?"

Dia terdiam menatapku.

"kalau begitu lebih baik aku juga tetap di sini!"
Setan apa yang bersemayam di dalam tubuhku, aku malah melumat bibirnya.

.
.
.
.

****ABRI POV****

"mi?"

Fahmi tengah sibuk mengerjakan laporannya juga di depan laptopnya.
"hmm?, mau main?"

"bukan dasar om-om!, soal Aden, tadi dia memintamu mengantarnya kan?"
Tanyaku pensaran.
"omong-omong Aden kemana malam-malam begini?, kau tidak mengantarnya ke tempat macam-macam kan?!"

"tidaklah bri, masih siswa begitu sangat rawan kalau dia sampai berbuat salah, pasti akan langsung di keluarkan"
Jelas Fahmi yang masih terpaku pada layar laptopnya.

"ya... Aku tahu tapi kau antar kemana dia malam-malam begini?, hujan lagi, bukannya kau harus menjemputnya?!"

"tenang bri, Aden bilang dia malam ini mau tidur di rumahnya"
Hah?
Sendirian?!

"mi! Kau ini bagaimana?!, Aden sendirian di rumahnya, kalau terjadi apa-apa bagaimana?!"

"tenang beb..."
Fahmi lalu menatapku dan tersenyum.
"dia sekarang lagi sama Army kok"

Eh?

*****

Dasar om om

Jangan lupa vote :)

Pluviophile (Sejenak#3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang