Malam Pertama (23)

250 22 12
                                    

Sore harinya....

Hari ini aku sibuk di kontrakan Abri.
Menjaga kesayanganku tentunya hehe.

"Allahu Akbar! Ngagegin aja...."
Abri terkejut begitu keluar dari kamar mandi ada aku yang berdiri memandanginya.
"sana minggir, aku mau pakai baju"

"aku pakein ya"

"bodo! Aku bukan anak kecil!"

"ih kan kita sudah berumah tangga bri"

"rumah ini tidak ada tangganya, sana minggir dulu aku mau ke kamar"
Abri berjalan melewatiku tapi aku langsung mendekap tubuhnya dari belakang.
"lepas!!!!!!!!"

"ga mau...., hari ini mau kangen kangenan terus sama Abriku"

"ntar malam saja kangen kangenannya mi"

"serius?!, kau masih kuat?!"

"bukan itu otak hentai!"

"hehe kirain"

"cuddle aja nanti malam"

"hehe itu saja sudah senang, jepit di pahamu ya?"

"ngomong lagi ku husir dari sini!, minggir aku mau pake baju dulu!"
Aku melepaskan dekapanku.
"terima kasih"

Abripun pergi ke kamarnya.

Tok tok tok...
"Assalamu'alaikum...., dek?"
Hmm....
Aku segera membuka pintu saat mendengar suara itu dari luar.

"Wa'alaikumussalam...."

"Fahmi?"
Isman nampak bingung melihatku.

Hehe kesempatan...
"kak Isman?, lama ya kak tidak ketemu"
Kataku sambil berjabat tangan dengannya.

"apa yang kamu lakukan di sini?, mana Abri?"
Tanyanya khawatir.

"ada kok di dalam, habis mandi"

"ohh, jadi.... Kalian balikan ya?"

"hehe, seperti yang kak Isman lihat"

"hmm, okelah bagus.... Abri jadi senang sekarang kalau begitu"

Eh?
Segitu saja?
Mana reaksi marahnya?
Cemburunya mana?!

"kak Isman tidak apa-apa kan?"
Tanyaku.

"tidak apa-apa bagaimana Fahmi?, oh iya saya mau ke rumah teman habis dari sini, bisa kasih Flashdisk ini ke Abri?, saya tidak punya banyak waktu"
Isman memberikan flashdisk padaku.
"bilang ke Abri kalau besok dia sudah dapat cuti 3 hari kedepan, oke?"

"si...siap....."

Dan kak Isman pergi begitu saja...
Hehe pasti dalam hatinya dia sangat cemburu.

"perasaan tadi aku dengar suara kak Isman?"
Abri menghampiriku di pintu sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.

"baru saja pergi, katanya sih buru-buru"
Kataku.

"hmm...."
Abri memberikan tatapan curiga padaku.
"kau tidak menghusirnya kan?"

"ehhh tidaklah!, aku juga masih punya hati bri, ini...."
Aku memberikan Flashdisk yang tadi Isman titipkan padaku untuk Abri.
"dari kak Isman"

"huffff, cuti tapi harus kerja laporan"
Keluh Abri sembari mengambil Flashdisk itu.

Kami berdua kembali masuk ke dalam dan duduk di sofa.
"bentar ya, aku mau ambil laptop dulu"
Abri beranjak lagi dan masuk ke kamarnya.

Tak lama kemudian dia kembali sambil membawa laptop juga beberapa tumpukan kertas...
Sepertinya ini pertanda...
Malam pertama kami akan kacau :')

Tok tok tok...
"Abri!!!!!!!!"
Teriak seseorang dari luar.

"itu Andi!, mi tolong buka"
Pinta Abri.

"ihhh sabar sayang, belum malam"

"pintunya! Bukan bajumu otak mesum!"

"hehe bercanda bri"
Aku beranjak dari situ dan membukakan pintu untuk Andi.
"ada apa?"

"Fahmi?, sedang apa kau di kontrakan Abri?"
Tanya Andi bingung.

"cuma bertamu saja, lagipula aku dan Abri....."
Aku merasakan sesuatu yang tidak enak di belakangku, saat aku menoleh... Dari sofa terlihat Abri memberikan tatapan sinis padaku.
"hehe aku dan Abri teman SMA dulu"

"ohh begitu, eh boleh masuk tidak?, aku bawa cemilan dan juga minuman"
Andi memperlihatkan kantongan besar yang dia bawa.

Sial...
Jika Andi masuk, maka malam pertama kami akan benar-benar kacau!
"hehe maa..."

"masuk ndi!"
Abri.....:'(

"hehe siap..."
Andipun masuk kedalam.

Kemudian....

"kalian berdua duluan saja, aku masih harus mengerjakan laporan"
Kata Abri.

"memang banyak bri?"
Tanya Andi.

"tinggal beberapa halaman lagi, kalian main kartu saja"

"ah boleh juga!, kebetulan aku bawa poker hehe"
Anak ini kenapa selalu saja kebetulan?

"hufff, ayoklah kalau begitu"

"oke!, yang kalah ada ganjarannya ya"

"hei.... Itu bukannya judi?"

"bukan uang kok, tenang saja"

"terus apa?"

"yang kalah harus minum satu teguk ini!"
Andi mengeluarkan sebotol minuman.
Entah itu minuman apa, warnanya putih dan botolnya aqua besar.
Jangan-jangan...
"hehe susu?, kau masih dalam masa pertumbuhan?"

"itu bukan susu, masa kau tidak tahu?"
Ucap Abri sambil terus mengerjakan laporannya.

Bukan susu?
Lalu?

Aku mengambil botol itu dan membuka tutupnya.
Seketika aroma asam langsung tercium dari dalam botol itu.
"Tuak Cenning?! (Tuak Manis?!)"

*****

Ahhh tuak cenning....

Jangan lupa vote :)

Pluviophile (Sejenak#3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang