06 • the reason why we should go home even when it's raining

873 229 2
                                    

"Ngeledekin orang emang selalu punya resiko ditampol, sih. Mau di tongkrongan atau kerjaan sekalipun."

Lee Seokmin menganggukkan kepala, menyetujui perkataan Xu Minghao.

Seokmin, Minghao dan Mingyu yang kebetulan sedang berteduh di kelas karena hujan yang tiba-tiba turun dengan derasnya selesai mereka bimbingan dengan guru BK, tengah membahas soal kejadian viral di negeri paman Sam.

Will Smith, salah satu aktor Hollywood terkenal memukul Chris Rock di gelaran acara Academy Awards atau Oscar.

"Betul betul. Resiko becandain orang yang nggak terima dibecandain ya begitu. Kena tampol."

"Paham gua. Cuma aneh banget dah itu orang. Dia awalnya ikut ketawa. Eh ujug-ujug nampol. Kan kocak!" timpal Mingyu memberikan komentar.

"Abis ngelihat muka bininya soalnya, Gyu. Makanya dia langsung maju," ucap Minghao memberikan alasan. "Yang pasti bentuk tanggung jawabnya ditanggung masing-masing. Chris Rock harus minta maaf ke Jada. Nah kalau Will Smith harus minta maaf ke Chris. Kalau nggak mau ya resiko masuk bui." Tambah Minghao lagi.

"Padahal roasting di sana, 'kan, udah biasa ye? Setara presiden aja sering kena. Apalagi artis."

"Bedalah Gyu. Ini udah nyinggung soal kesehatan soalnya. Kalau si Jada cuma sekedar style doang mah fine-fine aja. Lah ini, 'kan, doi sakit." Ucap Minghao lagi.

"Iye, sih. Tapi ya, Hao. Emang pas becandain gitu nggak ada briefing dulu apa? Masa iya tanpa script? Acara segede itu loh?"

"Menurut gua, sih, ada. Cuma mungkin briefingnya cuma antara director sama Chrisnya. Bukan pihak Jada atau Willnya."

"Masuk akal, sih," ucap Mingyu sembari mengangguk-anggukan kepala. "Kenapa lu, Seok?"

Seokmin menoleh ke arah Mingyu yang baru saja bertanya. Diikuti oleh Minghao yang turut melihat ke arahnya.

Di saat Mingyu dan Minghao asyik bergosip soal para penghibur di Hollywood sana, Seokmin malah terus mengedarkan pandangannya ke setiap sudut. Seolah tidak mempedulikan obrolan antara Mingyu dan Minghao.

"Perasaan gua kaga enak dah." Jawab Seokmin sembari mengusap tengkuk bagian belakang lehernya.

Selain karena kelas yang semakin sepi dan langit yang semakin gelap karena jam yang menunjukkan hampir pukul enam sore, suara hujan yang semakin deras turut membuat hawa dingin yang ada terus menyapu setiap permukaan kulit. Seokmin tak biasa dengan semua ini.

Makanya, ia terlihat semakin tak nyaman di mana hal itu langsung disadari dengan cepat oleh Mingyu yang memang duduk di depannya.

Resiko membawa kendaraan roda dua. Akan sangat bahaya bila ketiganya menerobos hujan deras saat ini.

"Kayak ada yang ngawasin," lanjut Seokmin sembari kembali mengedarkan pandangannya ke kelas yang sudah kosong dan hanya diisi oleh mereka bertiga.

Mingyu dan Minghao saling berpandangan. Kening keduanya mengerut. Sebuah tawa bernada ledekan Mingyu keluarkan. Ia hendak bertanya pada Seokmin ketika secara tiba-tiba terdengar suara pintu yang ditutup dengan cara dibanting.

Suara itu berasal dari kelas sebelah.

Sontak, ketiganya langsung bangkit dari tempat duduk dan beranjak ke luar kelas.

Ada dua kemungkinan. Pertama, angin. Kedua, penjaga sekolah yang hendak mengunci kelas.

Tapi, keduanya tak terbukti karena ternyata pintu di ruang kelas sebelah masih dalam keadaan terbuka dan diikat dengan sebuah tali lalu dicantolkan pada paku yang ada di dekat tembok agar tidak tertutup sendiri apabila terkena angin kencang.

Pun mereka tak melihat tanda-tanda kehadiran sang penjaga sekolah yang biasanya kehadirannya selalu ditandai dengan suara langkah yang diseret yang bergesekan dengan lantai.

"Kayaknya kita disuruh pulang deh, nyet," ucap Seokmin yang makin merasa tak enak hati.

"Masih hujan tapi, Seok."

"Bener kata Seokmin, Gyu. Mending basah sekalian daripada......"

"Oke-oke. Gua paham maksud lo pada."

unusual; k-idols ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang