84 • acara hajatan

418 129 1
                                    

Selama tiga hari ke depan, Park Jimin, diharuskan untuk pulang ke kampung halaman karena salah satu kerabatnya mengadakan acara hajatan untuk merayakan resepsi pernikahan salah satu sepupu perempuannya.

Kebetulan, rumah ia dan sepupunya terletak samping-sampingan. Rencananya, pelataran rumah Jimin juga akan dijadikan tempat untuk acara tersebut.

Tak seperti di kota perantauan, di kampung halamannya yang masih tergolong sangat desa, keadaan di sekitar sudah mulai sangat sepi meski jam baru menunjukkan pukul sembilan.

Tak banyak orang yang berkeliaran di luar seperti di tempat tinggalnya di kota. Kebanyakan orang sudah masuk ke rumah masing-masing selepas isya. Pun dengan keluarga Jimin.

Dan hal itu membuat Jimin menjadi bosan.

Untuk mengusir kebosanannya, ia memutuskan untuk memainkan permainan online di ponselnya. Ia terus main hingga tak sadar waktu menunjukkan pukul setengah satu malam.

Merasa sudah waktunya untuk tidur, Jimin mematikan ponselnya. Ia letakan benda persegi panjang tipis tersebut di bawah bantal. Bersiap ingin tidur, Jimin malah terusik dengan suara orang yang menyapu dengan sapu lidi, di mana suara tersebut berasal dari samping rumahnya yang merupakan kebun pohon jati.

Tak lama setelah itu, terdengar suara bising ibu-ibu yang saling mengobrol satu sama lain. Bukan hanya itu, terdengar pula suara gaduh benda yang saling bersahutan.

Seperti suara peralatan masak yang sedang digunakan untuk memasak.

Hal itu berlangsung cukup lama hingga secara tak sadar Jimin tertidur karena saking mengantuknya.

Beberapa jam berlalu. Malam menghilang, pagi menjelang. Sinaran matahari mulai menyusup masuk melalui celah-celah ventilasi kamar yang Jimin tempati.

Dengan perut kosong yang menyebabkan rasa lapar, Jimin terbangun. Ia beranjak dari tempat tidurnya kemudian berjalan ke arah dapur. Dilihatnya sang ibu yang tengah menyiapkan makanan di atas meja.

"Baru bangun, Mas."

"Njeh, bu."

"Ya udah cuci muka dulu sana. Terus makan."

Jimin menurut. Ia langsung mencuci wajahnya sesuai perintah sang ibu, lalu kembali ke meja makan. Duduk di sana sembari menyantap makanan yang telah disiapkan.

"Bu?"

"Iya?"

"Masak-masak buat acaranya Mbak sampe tengah malem, po?"

"Piye, Mas?"

"Itu loh bu, semalem Mas denger suara orang nyapu dari samping rumah. Terus denger suara berisik ibu-ibu ngobrol, kayak lagi masak gitu, bu."

"Loh? Acaranya aja mulai besok. Ndak mungkin masak-masaknya semalem. Bisa basi nanti makanannya, Mas. Nanti malem baru ada, Mas. Kalau semalem mah ndak ada."

"Tapi bu-"

"Mitosnya, nih, Mas. Kalau denger suara orang nyapu malem-malem. Itu artinya mbak kun lagi lewat."

"Mbak kun?"

"Kuntilanak, Mas."

"Ibu, ih. Ngomongnya kok ngawur."

"Loh temenanan, Mas. Kok nggak percaya."

Jimin memilih diam. Ia tak mau membahas lebih lanjut pembicaraan perihal makhluk astral yang paling ditakutinya itu.

unusual; k-idols ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang