159 • rope

279 110 0
                                    

"Bisa nggak, ko?" tanya Oh Haewon pada Allen Ma yang tengah berusaha memotong tali yang tergantung di langit-langit kamar kos yang baru saja ia tempati seminggu belakangan ini.

Oh Haewon meminta bantuan kepada salah satu kakak tingkat di kampusnya, yang secara kebetulan adalah saudara jauh dari pihak ibundanya.

Haewon meminta bantuan Allen untuk mengambil dan membuang tali rami berwarna coklat yang sudah ada dari sejak kali pertama ia menempati kos barunya ini.

Sebelumnya, Haewon sudah berusaha untuk menarik tali tersebut menggunakan tangga besi yang dipinjamnya. Tali tersebut berhasil Haewon raih. Namun, karena materialnya yang cukup kuat, Haewon tak mampu menariknya. Pun ketika ia berusaha memotongnya dengan gunting rumput dan pisau tajam yang ia miliki.

Semuanya sia-sia karena tali tersebut terus tergantung di langit-langit kamarnya. Haewon bahkan sudah sempat meminta penjaga kos untuk menyingkirkan benda yang -menurut Haewon- menganggu ke-aesthetic-an kamar kosnya tersebut. Tapi, lagi-lagi sia-sia dan tidak berhasil.

Hingga akhirnya Haewon memutuskan untuk meminta bantuan Allen, yang kini terlihat kesusahan hingga membuat peluh sebesar biji jagung terus mengalir di pelipisnya.



"Susah, de. Ini iketannya kuat banget. Tali raminya juga masih bagus begini. Susah buat digunting. Koko coba bakar juga percuma. Nggak ngaruh."


Merasa tak enak karena sudah membuat susah, Haewon akhirnya berkata, "oh ya udah deh, Ko. Udahan aja. Biarinin aja itu di situ."

"Bentar, de. Biar koko coba sekali lagi."

"Nggak usah, ko. Udah hampir dua jam koko coba, 'kan?" ucap Haewon. "Jadi kayaknya emang susah banget dan harus manggil ahlinya. Kalau dipaksa juga takutnya malah bikin jebol plafon."

"Nggak apa-apa, nih?"

"Iya, nggak apa-apa, ko," ucap Haewon. "Mending sekarang koko turun terus kita cari makan di luar. Siomay bandung di depan enak tahu, ko. Es campurnya juga. Mau nyoba nggak?"

"Lupa kamu, de, kalau koko lebih dulu kuliah di sini ketimbang kamu?" tanya Allen sembari menuruni tangga besi yang dipijaknya. "Nggak kehitung berapa kali koko makan di situ."

"Hehehe, lupa."

"Ya udah ayo kita makan di sana."

"Ayo, ko! Aku traktir, aku abis dapet transferan lagi dari papa. Katanya disuruh traktir koko!"








👻👻👻









"Nanti ya koko coba tanya temen. Siapa tahu ada yang punya kenalan orang pertukangan. Biasanya tukang, 'kan, lebih ngerti."

"Ngerepotin nggak, sih, ko? Cuma tali ngegantung doang gitu. Apa aku biarinin aja ya?"

"Nggak, kok, de. Nggak ngerepotin. Cuma ngegantung doang tapi kamu keganggu, 'kan? Nggak nyaman lihatnya?"

"I-iya, sih," jawab Haewon. "Kayak apa ya... aku tiap ngapa-ngapain di kamar pasti suka reflek nengok ke atas. Ke tali yang ngegantung itu. Kalau posisinya di tengah sih enak, bisa aku akalin buat pasang lampu ala-ala gitu. Nah, itu, posisinya di pinggir. Deket pintu mau ke kamar mandi. 'Kan, aneh. Jadi beneran ganggu banget."

"Emang itu tali apa kamu nggak tahu, de? Maksudnya penjaga kos pernah kasih tahu nggak itu apa?"

"Enggak, kak. Penjaga kosnya baru juga soalnya. Jadi dia nggak tahu apa-apa."






"Sorry?"






Allen dan Haewon menoleh ke arah kanan mereka. Ada seorang perempuan sebaya mereka yang tiba-tiba menghampiri.



"Lo ngekos di kosan Cendana, bukan?" tanya orang tersebut.



Mendengar pertanyaan itu, Allen dan Haewon saling berpandangan sesaat. Kemudian kembali menoleh ke arah sang penanya yang tidak mereka ketahui siapa namanya.



"Oh, kenalin, gue Lilly," ucapnya seraya mengulurkan tangan.

"Haewon."

"Lilly."

"Allen."

"Gue nggak sengaja denger obrolan kalian soal kosan Cendana, kebetulan gue dulu pernah ngekos di Cendana juga."

"Oh, iya?"

Lilly mengangguk.

"Tali yang lo maksud tadi, yang ada di kamar lantai 3 paling ujung, bukan?"

Kali ini gantian Haewon yang mengangguk. "Iya, bener."

Lilly menelan salivanya. Kemudian ia mengambil satu kursi di meja lain untuk kemudian ia seret dan tempati.

"Lo nggak bakal bisa buang tali yang ada di kamar itu," ucap Lilly.

"Hah?"

Kembali, Haewon dan Allen saling berpandangan, bingung.

"K-kenapa emangnya ya?"

"Itu udah ada dari dulu. Sekitar 10 tahunan lalu. Dan emang nggak pernah bisa dilepas atau disingkirin pake cara apapun."

"Waduh."

"Saran gue mending lo minta pindah kamar," ucap Lilly lagi.

Haewon memandang Lilly heran.

Maksudnya begini, okelah kalau Lilly tahu soal tali tersebut yang mungkin Lilly juga paham tali tersebut sedikit merusak pemandangan dan membuat tidak nyaman.

Namun, kalau sampai menyarankan untuk pindah kamar... rasa-rasanya agak berlebihan.

Baru saja Haewon hendak membuka mulut untuk bertanya, Lilly sudah terlebih dahulu mendahuluinya dan berkata

"Soalnya di kamar itu pernah ada kejadian mahasiswi tingkat akhir suicide karena stress sama skripsi, dan tali yang lo lihat adalah tali yang dia pake buat ngilangin nyawanya sendiri."

unusual; k-idols ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang