12 • kepsek baru

660 205 1
                                    

"Bawa topinya, 'kan, lo?" tanya Hyeongjun pada Minhee yang baru saja tiba dan langsung duduk di kursinya.

Tak menjawab pertanyaan Hyeongjun, Minhee justru langsung membuka resleting tasnya. Lalu mengambil dua barang yang Hyeongjun maksud.

"Tuh!" ucap Minhee sembari memberikan satu topi berwarna abu-abu muda pada Hyeongjun.

Sebelum berangkat sekolah tadi, Hyeongjun menitip pesan pada Minhee untuk membawakan topi milik Hyeongjun yang tertinggal di rumah Minhee minggu lalu.

Hari ini hari Senin. Dan setiap hari Senin ada upacara bendera yang harus diikuti oleh semua siswa dan siswi dengan seragam serta atribut yang lengkap. Topi, dasi, ikat pinggang, kaus kaki putih serta sepatu hitam tanpa aksen apapun.

"Kantin yok!" ajak Hyeongjun kemudian yang langsung diangguki oleh Minhee.

Letak lapangan upacara berada di dekat kantin sekolah mereka. Masih ada 10 menit sebelum bel berbunyi. Hyeongjun pikir, mereka masih bisa membeli satu buah makanan ringan atau mungkin sekadar berkumpul bersama teman-teman mereka yang pasti sudah berada di sana dari tadi.

"Gua denger-denger nanti yang bakal kasih amanat Kepsek baru," ucap Minhee membuka pembicaraan.

Keduanya sedang berada dalam perjalanan menuju kantin saat ini.

"Ho oh. Gua udah lihat tadi kepsek barunya. Pas gua dateng, mobil beliau juga dateng."

"Cewek apa cowok?"

"Cowok."

"Oh."

"Tahu nggak lo?"

"Apaan?"

Hyeongjun menelan ludah. Agak tidak yakin untuk menceritakan hal yang ingin ia ceritakan pada Minhee sekarang ini. Namun, ia butuh teman dan tak ingin menyimpan informasi seorang diri.

"Masa ya, tadi pas kepsek baru itu turun dari mobil. Beliau, 'kan, sempet bales sapaan para murid ya, sambil senyum terus lambain tangan gitu. Nah, gua lihat ada sesuatu yang gerakin tangannya, Min."

"Gimana-gimana?"

Hyeongjun berdecak. Ia kemudian menghentikan langkah. Membuat Minhee turut mengikutinya. Hyeongjun lalu bergeser hingga posisinya ada di belakang Minhee. Selanjutnya ia angkat tangan kanan Minhee dan diarahkan untuk digerakan. Seperti gerakan melambai.

"Kayak gini!" ucap Hyeongjun.

"Hah? Siapa yang gerakin?"

Hyeongjun menelan ludah lagi. Ia kemudian memberikan kode supaya Minhee mendekat ke arahnya. Lalu ia bisikan sebuah kalimat yang membuat Minhee terhenyak.

"Siluman berkepala kambing."

"Yang bener, Jun????" seru Minhee sambil menjauhkan wajahnya dari Hyeongjun.

"Serius!" ucap Hyeongjun. "Atasnya kepala kambing, tapi ke bawahnya badan manusia. Mana bau banget kambing, lagi. Ups!" Hyeongjun langsung menutup mulutnya. Ia melihat ke kanan dan ke kiri. Berharap suaranya barusan tidak terlalu kencang hingga bisa dicuri dengar oleh orang lain.

"T-terus gimana?" tanya Minhee agak takut.

Yang tahu kalau Hyeongjun punya kelebihan seperti ini hanya Minhee. Awalnya Minhee tak percaya. Namun setelah Hyeongjun membuktikan perkataannya pada Minhee dengan membuka sesaat mata batin Minhee, Minhee tak pernah lagi meragukan apa yang Hyeongjun lihat dan katakan.

"Ya nggak gimana-gimana," sahut Hyeongjun yang kembali melanjutkan langkahnya. "Gua cuma mau cerita doang kalau Kepsek kita itu kayaknya punya pegangan atau sesuatu semacam itu."

"Bahaya nggak buat kita?" tanya Minhee yang sudah mensejajarkan kembali langkahnya dengan Hyeongjun.

"Bahaya yang sampe nyelakain kita, sih, enggak. Cuma kayaknya kalau kita ngelihat beliau sama lambaian tangannya itu, kita bakal terhipnotis gitu, Min. Di mata kita beliau jadi sosok yang wah banget."

"Dih? Kok kayak susuk?"

"Ya sejenis itu. Tapi dipasang di tangan."

unusual; k-idols ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang