18 • brother

596 177 0
                                    

Ddddddrrrrrttttttt

Ddddddrrrrrttttttt

Ddddddrrrrrttttttt


Sebuah getaran yang berasal dari ponsel di atas meja sukses membuyarkan fokus Donghyun dari layar 14 inchi di hadapannya.

Jam menunjukkan pukul setengah 6 sore.

Donghyun melirik ke arah jendela kamarnya. Senja terpampang jelas di langit yang terlihat dari tempatnya berada saat ini.

Ia kemudian mematikan alarm di ponselnya. Ini adalah waktunya untuk mengangkat jemuran yang ada di balkon lantai 2 di bagian belakang rumahnya.

Kata sang ibu, tidak baik membiarkan jemuran berada di luar rumah sampai malam. Meski masih basah, lebih baik diangkat dan dipindahkan ke dalam. Dan hal itu masih terus Donghyun ingat sampai sekarang.

Beranjak menuju balkon bagian belakang rumah, Donghyun membawa sebuah keranjang di tangannya. Jemuran yang hendak ia angkat saat ini adalah pakaian kotor miliknya selama liburan 5 hari bersama ke empat kawannya.

"Loh adek?" ucapnya ketika Donghyun baru saja meletakkan keranjang di bawahnya tatkala melihat sang adik yang tengah bermain di kebun belakang rumah.

Donghyun bisa melihatnya dari lantai 2.

"DEK! MASUK! UDAH MAU MAGHRIB!" seru Donghyun dengan nada agak kencang supaya sang adik bisa mendengarnya.

Meski langit masih lumayan terang, area belakang rumahnya itu masih dipenuhi pepohonan dan semak belukar. Maklum, hidup di daerah perkampungan memang seperti ini.

"DEK!!!!" seru Donghyun lagi.

Kali ini sang adik menoleh ke arahnya. Tanpa menanggapi, bocah kecil berusia 6 tahun tersebut mendongak ke arah Donghyun, lalu langsung berlari menuju arah pepohonan dan semak belukar yang ada.

Membuat mata Donghyun melebar.

"Lah kok malah lari ke sana sih????" serunya yang langsung mengambil semua jemuran yang ada lalu beranjak pergi dari balkon tersebut. Keranjang baju keringnya ia letakkan begitu saja di dekat mesin cuci.

Setelahnya Donghyun langsung berlari menuju tangga. Menuruni satu persatu anak tangga dengan terburu-buru. Ia ingin menyusul sang adik.

Sial, langkahnya sempat terhambat karena ia yang hampir tergelincir dari anak tangga keenam. Beruntung ia menahan massa tubuhnya dengan cara berpegangan.

"Abang jangan lari-lari begitu di tangga!" seru sang ibu yang melihat kejadian tersebut. Tak menghiraukan ucapan sang ibu, Donghyun terus menuruni tangga dengan cepat.

"Bu! Adek main di kebun belakang!" adu Donghyun begitu sampai di anak tangga paling bawah. "Abang panggilin eh adeknya malah-"

"Adek kenapa, bang?"

"Loh? Kok adek ada di...."

Donghyun bingung. Ia melihat sang adik tengah asyik menonton program kartun di ruang tengah bersama sang ayah yang sedang memainkan ponselnya.

unusual; k-idols ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang