95 • "'kan, udah dibilang."

402 132 0
                                    

"Permisi, kak!"

Yeseo menganggukkan kepalanya. Memberi gesture sapaan kepada seorang laki-laki yang terlihat lebih tua darinya tapi tidak terlalu tua.

Bisa Yeseo duga kalau laki-laki itu adalah kakak dari Jiwoo, sang teman yang rumahnya sedang ia datangi.

Setelah memarkirkan motor terlebih dahulu, Yeseo langsung masuk ke dalam rumah sesuai dengan perintah Jiwoo; yang duluan masuk karena sudah tak tahan ingin ke kamar mandi.

Jiwoo mengarahkan Yeseo untuk langsung masuk ke kamarnya setelah selesai memarkirkan motor. Katanya, "kamar gua deket ruang tengah. Yang di depannya ada label Jiwoo's."


"Maaf ya, kak, saya langsung masuk. Tadi disuruh Jiwoo soalnya," ucap Yeseo lagi pada laki-laki yang ia belum ketahui namanya, yang sedang duduk di sofa ruang tengah.

Tak mendapat tanggapan tentu membuat Yeseo sedikit heran. Mencoba berpikiran positif, Yeseo menduga suaranya tak begitu terdengar karena terhalang masker. Oleh karena itu, Yeseo memutuskan untuk langsung masuk ke kamar Jiwoo yang pintunya terbuka.

Ada sebuah ransel di atas tempat tidur Jiwoo. Itu adalah ransel milik Jiwoo, kemungkinan ia melemparnya secara asal.

Tak berapa lama, terdengar suara derap langkah yang mendekat. Pintu yang tak tertutup membuat siapa saja dengan mudahnya bisa masuk tanpa mengetuk, termasuk si anggota pemilik rumah yang lain, yaitu laki-laki yang Jiwoo lihat di ruang tengah tadi.

"Eh, kak. Jiwoonya masih di kamar mandi, kak." Ucap Yeseo.

Sama sekali tak diindahkan, kakak laki-laki Jiwoo langsung masuk dan meletakkan satu nampan berisi makanan kecil di atas piring berukuran sedang. Meletakkannya tepat di depan Yeseo, lalu pergi keluar kamar.

"Jiwoo abangnya aneh banget, sih. Nggak bisa ngomong apa ya?"

Tak mau ambil pusing, Yeseo memilih membuka ponselnya. Ia membuka beberapa notifikasi yang masuk. Tangannya bergerak dengan lincah mengetik satu persatu huruf membentuk kata dan kalimat yang entah untuk siapa.

Sedikit merasa lapar, tangannya tergerak mengambil snack yang berada di atas piring.

"Ih, anyep!" ucap Yeseo yang langsung memuntahkan kembali makanan tersebut di atas tisu. Lalu menggulungnya dan membuangnya ke dalam tempat sampah yang ada di bawah meja belajar Jiwoo.




"Seo mau minum apa?" tanya Jiwoo seraya menyembulkan kepalanya di depan pintu kamarnya sendiri.

"Apa aja, Ji, yang penting dingin."

"Oh oke!"



Jiwoo menghilang. Namun, tak lama ia kembali dengan dua buah gelas berukuran besar berisi air berwarna oranye dengan beberapa pecahan es batu.



"Nih."

"Thanks, Ji."

"Yoi."

"Wih, kue dari mana nih?" tanya Jiwoo sembari mencomot satu buah biskuit yang ada di atas piring dan langsung menggigitnya. "Ih kok rasanya gini, Seo?"

Jiwoo melakukan hal yang sama seperti yang Yeseo lakukan sebelumnya. Melepehkan makanan tersebut di atas tisu dan langsung membuangnya ke dalam tempat sampah.

"Lo beli kue itu di mana deh? Kayaknya udah kadaluarsa."

"Itu dari abang lo tahu, Ji."

"Apaan????"

"Serius. Tadi dia sendiri yang nganterin ke sini."

"Ngaco lo mah. Abang gua kalau siang mana ada di rumah? Kuliah dia. Baru pulang malem biasanya."

"Ih tapi tadi bener dia yang nganterin ke sini kok. Oh atau itu bukan abang lo? Lagi ada saudara lo ya, Ji?"

Jiwoo menggeleng.

"'Kan, tadi udah gue bilang di sekolah, Seo. Gue ngajak lo main ke rumah karena gue lagi sendirian hari ini."

unusual; k-idols ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang