57 • petaka - 1

460 138 0
                                    

Malam datang menjelang, Sinb, yang memang sengaja memilih untuk tak tidur dan tetap terjaga. Ia menyumpal kedua telinganya dengan earphone yang ada.

Bukan hanya dirinya, tapi ada beberapa anggota keluarganya yang turut melakukan hal yang sama. Begadang.

Tak sembarang begadang tanpa alasan. Keluarga Sinb memilih untuk begadang karena ingin menjaga rumahnya dari pihak-pihak yang mungkin akan mengirimkan sesuatu tatkala mereka tertidur.

Saat ini tengah berlangsung musim pergantian kepala desa di desa tempat Sinb tinggal. Persaingan yang sangat ketat membuat sebagian lawan menggunakan cara kotor untuk bisa mendapat kemenangan. Salah satunya adalah dengan cara menggunakan ilmu gaib yang tak dapat dilihat oleh mata.

Sebenarnya dulu, Sinb, mempunyai kemampuan untuk melihat hal yang seharusnya tidak bisa ia lihat. Namun kemampuan itu ditutup atas dasar permintaan sang ibunda. Ibu Sinb tak ingin anaknya mengalami berbagai kejadian yang tak mengenakan. Makanya, beliau meminta orang yang bisa, untuk menutup mata batin yang dimiliki Sinb.

Hanya saja kemampuan tersebut tak benar-benar hilang. Meski tidak dapat melihatnya lagi, tapi Sinb masih bisa merasakan kehadiran para makhluk astral tersebut.

Termasuk makhluk astral yang dikirim dan berlalu-lalang di sekitar rumah Sinb. Bukan tanpa sebab hal tersebut terjadi. Rumah Sinb dijadikan sebagai posko tempat pemilihan kepala desa yang akan berlangsung.

Sinb merasakan hawa sesak yang teramat sangat. Seperti hawa ketika hujan sedang turun, di mana para makhluk astral biasanya mencari tempat untuk berteduh supaya tidak kehujanan dan berteduh di tempat-tempat yang dihuni oleh para manusia. Ya, rasa sesaknya sama seperti itu.

Sinb pernah mendengar kalau seseorang yang tetap terjaga di atas tengah malam tidak akan bisa dikenai oleh kiriman-kiriman semacam itu. Makanya orang-orang di rumahnya memutuskan untuk tetap membuka mata sampai tengah malam lewat.

Tak hanya mendengarkan lagu, Sinb juga sengaja mengobrol dengan salah satu temannya melalui aplikasi chatting.

Temannya itu, Eunseo, juga memiliki kemampuan yang sama seperti Sinb. Karena kemampuan melihatnya yang sudah hilang, Sinb sering kali melakukan konsultasi pada Eunseo.

Seperti yang Sinb lakukan sekarang ini. Ia memotret area sekitaran rumah dan rumahnya sendiri. Lalu mengirimkannya pada Eunseo. Sinb bertanya apakah ada sesuatu di sana. Mengapa ia merasa seperti banyak makhluk kasat mata yang mengerubunginya.


TING!





Eunseo:
| Bagian sini kosong, tapi auranya nggak enak, bi.
| Cuma di bagian yang satu lagi. Yang deket sini, ada yang mampir
| Bentuknya kayak the jumping candy, tapi ini gede banget, hampir setinggi atap rumah lo. Warnanya item. Gua tebak dia pasti bau banget
23:34 PM

Sinb:
Shit |
Bener, Seo |
Bau banget |
Busuk |
Gua cium bau darah kentel juga |
Gak cuma gue, tapi orang rumah juga nyium baunya |
Bahkan sampe pada muntah2 |
23:38 PM ☑☑

Eunseo:
| Tapi wujud mukanya nggak jelas, Bi
| Tipikal kiriman orang banget
| Jelek
23:39 PM

Eunseo:
| Tapi dia cuma diem doang sih
| Nggak ngapa-ngapain
| Mungkin lo ngerasa sesak karena bentukannya yang emang gede banget itu
23:40 PM





Baru saja hendak mengetikkan balasan untuk Eunseo, perhatian Sinb teralihkan. Ia menoleh ke arah kiri, ke bagian gudang rumahnya yang ditutupi dengan rolling door, dulu bagian tersebut sempat dijadikan warung toserba oleh ibunda Sinb, namun, sekarang sudah ditutup dan berganti fungsi menjadi gudang.

Dari arah sana, Sinb mendengar suara tangisan seseorang.

Aneh.

Padahal earphone masih tersumpal di telinganya. Pun lagu yang ada masih terus terputar. Tapi, telinga Sinb mampu menangkap suara tersebut dengan jelas.

Karena itu, Sinb melepaskan kedua earphonenya. Berniat untuk memastikan suara tangisan yang terdengar tersebut. Benar ada atau hanya perasaannya semata.

Suaranya masih ada. Namun, samar.

Diliputi rasa penasaran. Sinb yang tengah duduk di bangku yang ada di teras rumahnya tersebut itu, beranjak dari duduknya. Lalu berjalan mencari sumber suara. Ia langkahkan kakinya dengan pelan secara perlahan. Tak mau suara langkah kakinya menganggu suara tangisan yang ia dengar sebelumnya.

Sialnya, begitu Sinb berada di depan rolling door yang ada, suara tersebut tiba-tiba lenyap begitu saja. Membuat decakan kecil keluar dari mulut Sinb.

"Cuma lewat doang kali ya..." gumamnya dan memutuskan untuk kembali ke tempat duduknya.

Sinb kembali menyalakan ponselnya. Ruang obrolannya dengan Eunseo masih terbuka. Ketika ia ingin mengetik sebuah balasan untuk Eunseo, notifikasi pesan masuk berdering memunculkan satu pesan singkat dari adik sepupunya yang berada di dalam rumah.

Di mana pesan yang tertulis hanya sebuah kata, kak...

"Kenapa, nih?" ucap Sinb sembari menolehkan kepalanya ke arah dalam rumah.

Ia lalu mengetikkan sebuah balasan berupa kalimat, kenapa, dek?

Namun, belum sempat pesan tersebut dikirim, sebuah bubble chat dari sang adik sepupu kembali masuk.


Ada mbak cantik yang ngelihatin mama kakak di depan pintu kamarnya.

Mbak Cantik, istilah yang digunakan oleh sang adik sepupu untuk menyebut makhluk astral yang biasa dikenal dengan sebutan Kuntilanak.



Aku abis dari kamar mandi dan begitu buka pintu, aku ngelihat dia. Mamah kakak tidur. Mbak Cantiknya nggak ngapa-ngapain. Dia cuma diri sambil terus lihatin mama kakak. Ini aku masuk lagi ke kamar mandi dan langsung tutup pintu lagi. Mbak Cantiknya serem banget kak.

unusual; k-idols ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang