94 • contohnya

377 139 5
                                    

"Lo berani banget dah, nyet, ngekos di tempat kayak gini," ucap Daniel setelah melihat area pemakaman dari balik jendela dapur tempat Ong tinggal.

Bukan seperti kos-kosan biasa, tempat yang ditinggali Ong cenderung seperti kontrakan. Satu rumah dengan dua kamar, satu dapur, satu kamar mandi dan area ruang tengah.

Cukup nyaman memang, tempatnya juga tergolong murah meski ada di daerah padat penduduk. Bagi Daniel, kekurangannya hanya satu, ada komplek pemakaman keluarga di belakang dapur. Di mana ketika Daniel menyibakkan tirai jendela di dapur, langsung bisa terlihat area pemakaman tersebut.

"Lo ngomong sama gua?" tanya Ong yang menyembulkan kepalanya di pintu masuk dapur.

"Ya siapa lagi???"

"Oh, hahaha."

"Lo berani amat tinggal di sini?" tanya Daniel mengulang pertanyaan sebelumnya.

"Ya gimana lagi, Niel," timpal Ong sembari berjalan mendekat ke arah Daniel. "Tempat ini harganya lumayan murah dibanding ngekos samping kantor. Masuk ke pemukiman warga pula, jadi aman. Tahu sendiri lo di daerah kos karyawan deket kantor suka banyak maling." Lanjut Ong seraya berjalan ke arah westafel.

Meski tidak tinggal di kos atau kontrakan, Daniel cukup sering mendengar cerita rekan kerjanya yang sering mengeluh mengenai hal tersebut.

Ah, dan sebenarnya Ong sudah lama tinggal di rumah kontrakannya ini. Hanya saja Daniel baru sempat mengunjunginya sekarang.

"Betah lo di sini?" tanya Daniel kemudian. Ia menjauhkan posisinya dari jendela. Kemudian menyender pada salah satu tembok sembari menghadap ke arah Ong yang tengah mencuci tangannya di westafel yang ada.

"Betah nggak betah. Toh, ini rumah cuma gua jadiin tempat buat tidur doang. Seharian gua kerja."

"Iya, sih. Sering diganggu nggak lo?"

"Lumayan."

"Contohnya?" tanya Daniel penasaran.

"Contohnya-"






BRAK!




Daniel sontak menoleh ke arah belakang tubuhnya tatkala mendengar suara gebrakan daun pintu yang terbanting.

Bukan pintu menuju dapur, suara tersebut kemungkinan berasal dari arah pintu utama.


"WOI NIEL NGAPAIN LO DI DAPUR. NIH GUA UDAH BELIIN LO NASI PADANG! JADI MAKAN KAGA???"





Daniel menelan salivanya. Masih membeku dalam posisi yang sama, tubuhnya mendadak sulit digerakan. Ia tak berani menoleh ke arah westafel, ke arah di mana seharusnya Ong berada saat ini.

Pikirannya bercabang menjadi dua.

Mana Ong yang asli.

Yang di depannya atau yang baru saja suaranya ia dengar?





"Ini contohnya, Niel...." suara bisikan di telinga kirinya sukses membuat bulu kuduk Daniel merinding seketika.

unusual; k-idols ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang