188 • ketempelan

256 87 0
                                    

"Abis dari mana kamu?" tanya sang ibunda kepada Minchan yang baru saja memasuki rumah dan langsung mencium tangan beliau.

"Dari depan. Beli kertas folio," jawab Minchan apa adanya.

"Kok wangi banget?"

"Hah? Wangi apanya?"

"Jaket kamu," jawab sang ibunda. "Tumben kamu pake parfum bau melati begini. Biasanya-"

"Apaan, sih, bun? Parfum apaan? Abang nggak ada pake parfum apapun. Apalagi melati."

"Tapi wanginya kecium banget loh, bang. Begitu kamu masuk wanginya langsung nyegrek masuk ke hidung."

"Serius, bun. Abang nggak pake apa-apa. Ini aja kaget bekas sekolah tadi."

"Kamu tadi ke depan lewat mana?" tanya sang ibunda kemudian.

"Lewat jalan biasa. Bawah rel."

"Oh, pantes."

"Hah? Pantes kenapa, bun?"

"Lehermu berat nggak?"

Minchan reflek langsung memegangi lehernya. Kemudian menggelengkan kepala. Meski berkata tidak. Namun, postur berdiri Minchan yang menjadi bungkuk, menyatakan sebaliknya.

"Jangan langsung masuk ke kamar. Cuci kaki sama tangan dulu. Kalau nggak nanti yang di punggungmu itu ngikut ke kamar."

unusual; k-idols ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang