"Ini siomay punya siapa, yak???" Jake berseru setelah membuka kulkas dan mendapati satu bungkus makanan yang sama seperti yang ia lihat dua hari yang lalu masih ada.
Bukan apa-apa, masalahnya saat ini Jake sedang merasa sangat lapar. Kalau misalnya siomay itu tidak ada yang punya ataupun kalau ada yang punya tapi tidak juga dimakan, ia mau memakannya.
Lumayan untuk mengganjal perut.
"Punya si Jay dah kalau nggak salah. Kapan hari gua lihat dia bawa bungkusan plastik putih yang isinya siomay." Jawab Heeseung yang tengah mencuci piring di westafel. Ia baru saja selesai makan.
Satu aturan di asrama mereka, setiap kali selesai makan, harus langsung mencuci peralatan yang dipakai. Tidak boleh ditunda-tunda atau akan dikenakan denda.
"Oh, oke."
Jake langsung menutup pintu kulkas kembali. Lalu berjalan ke arah kamar Jay yang biasanya tidak pernah dikunci.
"Jay!" panggil Jake setelah membuka pintu kamar Jay dan menyembulkan kepalanya.
Jay tengah membaca buku di atas tempat tidur, mendongak.
"Siomay lo yang di kulkas boleh buat gua, nggak?"
Tak langsung menjawab, Jay diam sebentar. Mengingat-ingat apakah ia pernah membeli siomay dan menyimpannya di kulkas atau tidak.
Jay bukanlah orang yang suka menyimpan makanan seperti itu. Biasanya setiap ia beli makanan pasti akan langsung dihabiskan tanpa menyisakan untuk disimpan di kulkas.
Namun, sedetik kemudian ia langsung teringat. Kemarin lusa, setelah pulang dari warung nasi goreng dekat alun-alun; bersama Sunoo dan Niki, salah satu penghuni asrama gedung sebelah memberinya Siomay, pun dengan Sunoo.
Berbeda dengan Niki yang langsung memakannya, Jay dan Sunoo memilih menyimpan makanan tersebut karena masih merasa kenyang.
"Oh, bo-"
느껴져, 내 머린 daze daze daze
중독에 빠져 replay play playPerkataan Jay terhenti tatkala ponsel di atas nakas samping tempat tidurnya berdering. Ada satu panggilan masuk dari seseorang yang langsung diangkat oleh Jay.
"Halo, Nu? Kenapa?""Bang, inget makanan yang dikasih sama anak asrama sebelah ke kita sama Niki yang pas kita abis dari alun-alun nggak?"
"Inget. Kenapa emang? Ini baru aja mau diminta sama Jake."
"JANGAN BANG! JANGAN DIMAKAN!"
Jay menjauhkan ponselnya dari telinga ketika Sunoo berteriak. Telinganya agak sakit mendengar suara Sunoo yang melengking kencang tersebut.
Jake yang melihatnya merasa heran. Karena penasaran, ia yang awalnya berdiri di depan pintu kamar Jay, turut masuk dan duduk di pinggir tempat tidur Jay.
Jay memilih untuk meloudspeak-kan sambungannya dengan Sunoo agar Jake bisa turut mendengar; pun supaya telinganya tidak sakit apabila Sunoo berteriak lagi.
"Kenapa emang? Kok nggak diboleh dimakan? Bukannya kalau ditaro di kulkas nggak akan basi?"
"Bukan karena itu, bang! Pokoknya siomaynya jangan dimakan. Buang aja!"
Jay melihat ke arah Jake. Jake turut membalas pandangan Jay. Keduanya seolah mengirimkan telepati karena pemikiran yang sama.
"Kenapa emang, Nu?"
"Ini Bang Jake?"
"Iya, ini gua. Kenapa emang siomaynya Jay kaga boleh gua makan."
"Anak asrama sebelah yang abis makan siomay itu langsung pada sakit, bang. Ada yang sampe masuk rumah sakit gara-gara muntah darah."
"Hah? Apa hubungannya sama siomay? Keracunan?"
"Enggak, bang. Pas diperiksa di dokter, nggak ada keracunan apa-apa."
"Lah terus?"
"Kemungkinan makanannya diisi sama sesuatu buat nyelakain orang, bang. Makanya kalau bisa itu siomay dibuang aja. Jangan dimakan."
"Terus Niki gimana? Bukannya dia langsung makan itu siomay?"
"Niki dibawa pulang sama ayahnya ke kampung, bang. Soalnya dia nggak cuma sakit. Tapi juga sampe kerasukan. Pas diobatin sama orang yang bisa, ayahnya dikasih tahu kalau Niki jadi begitu gara-gara abis makan makanan yang ada sesuatunya."
KAMU SEDANG MEMBACA
unusual; k-idols ✔️
Fanfiction[BOOK TEN] A book of horror short stories compilation 👻 Start: March, 28th 2022 End: December, 18th 2022