156 • orang lain

314 108 3
                                    

Menjadi anak terakhir itu tidak selalu mengasyikan.

Benar memang anak terakhir biasanya adalah yang paling dimanja, bukan hanya oleh orangtua tapi juga oleh para kakak. Sayangnya, bukan hanya dimanja. Biasanya menjadi bungsu juga sudah harus siap untuk selalu disuruh-suruh. Seperti Taeyoung misalnya.

Sebagai anak terakhir di keluarganya dari 3 bersaudara, Taeyoung sering sekali mendapat dimintai untuk melakukan ini dan itu. Bahkan ketika dua saudaranya sudah menikah sekalipun.

Seperti yang terjadi saat ini, Taeyoung tengah dimintai untuk menginap di rumah sang kakak pertama. Ia diminta untuk menjaga dua keponakannya yang masih di bawah umur karena orangtua mereka harus menghadiri undangan acara makan malam dari salah satu kolega bisnis yang biasanya akan selesai hampir tengah malam.

Beruntung rumah sang kakak dan kakak iparnya masih berada di satu kota di tempat Taeyoung berkuliah.

"Ya nggak bakal bisa tidur gua sebelum si mbak sama suaminya balik," ucap Taeyoung pada Seongmin melalui sambungan telepon.

Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam. Awalnya Taeyoung ingin menonton video di salah satu aplikasi setelah selesai membalas chat dari sang kakak yang mengatakan akan tiba di rumah sekitar jam 12 nanti. Namun, ia urungkan niatnya ketika melihat Seongmin yang baru saja memperbarui statusnya beberapa detik yang lalu.

Taeyoung langsung membalas unggahan Seongmin tersebut dengan pertanyaan kenapa Seongmin belum tidur. Di mana ketika Seongmin langsung membalas, Taeyoung berinisiatif untuk melakukan panggilan suara.


"Harusnya, sih, udah. Mereka seharian main mulu sama gua. Tadi jam 8 udah gua anterin ke kamar. Udah tidur juga."

"..."

"Nggak bakal. Dari kecil mereka udah dapet sleep training. Jadi, nggak pernah mereka kebangun tengah malem gitu. Kecuali dibangunin."

"..."

"Eh, tapi, tadi sempet hampir kebangun, sih, si bontot."

"..."

"Jadi, mbak gua, 'kan, masih pake telpon rumah ya. Nah, telponnya kebetulan ada di nakas ruang tengah deket kamar itu bocil dua. Terus ada telpon bunyi berkali-kali. Suaranya ganggu banget."

"..."

"Nggak jelas, sih, Min. Cuma nyuruh gua ngecek itu bocil dua. Awalnya gua kira si mbak. Tapi ternyata bukan."

"..."

"Nggak tahu. Orang telponnya gua cabut. Berisik abisnya. Yang ada bakal ganggu tidur keponakan gua."

"..."

"Hah? Emang bisa dicek? Caranya gimana?"




Taeyoung membenarkan posisi tubuh yang awalnya berbaring, di atas sofa di ruang tengah, jadi terduduk. Ia dengarkan arahan Seongmin yang memberitahunya bagaimana mengetahui nomor telepon dari sang penelpon yang menghubungi nomor rumah kakak pertamanya tersebut.



"Oke, oke. Bentar," Taeyoung beranjak dari duduknya.

Masih dengan posisi panggilan suara yang tersambung, Taeyoung kembali menyambungkan kabel telepon rumah kakaknya tersebut seperti semula, lalu melakukan hal yang disebutkan oleh Seongmin sebelumnya.

Dengan teliti, Taeyoung masukkan angka yang mulai ia dapat. Lalu menyebutkannya pada Seongmin.

Seongmin yang memang menawarkan untuk memeriksa nomor tersebut langsung mencatat dan mencari tahu.

Sambungan masih terus tersambung. Taeyoung sengaja tak mematikan panggilan suara tersebut meski Seongmin tak lagi berbicara karena sibuk mencari siapa penelpon tadi.



"Hah? Kenapa, Min? Udah ketemu."

"..."

"Rumah Byun Baekhyun?"

"..."

"Bukan kenal lagi. Dia itu ya kakak ipar gua. Suaminya mbak Taeyeon."

"..."

"Kenapa, Min?"


"Ada orang lain di rumah itu selain lo sama dua keponakan lo. Telpon tadi itu asalnya dari dalem rumah kakak lo, Young. Saran gua, mending sekarang lo langsung bangunin keponakan lo dan bawa mereka keluar. Terus, lo telpon polisi atau suruh kakak lo cepet pulang."

unusual; k-idols ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang