171 • cari makan

308 100 1
                                    

"Tumben ya sepi?" ucap Karina yang dibalas anggukkan oleh Giselle. "Padahal biasanya rame sama cowok-cowok yang lagi nongkrong sambil gitaran," sambung Karina lagi.

Karina dan Giselle, sedang menginap di rumah Winter bersama Ningning. Karena ada beberapa urusan mereka berempat baru tiba di rumah Winter tengah malam. Dan karena kelaparan, mereka berempat melakukan undian untuk menentukan siapa yang akan membeli makanan sementara sisanya akan langsung ke rumah Winter untuk membereskan tempat yang akan menjadi tempat tidur mereka nanti.

Awalnya, mereka ingin memesan melalui ojek online. Namun, merasa kasihan dengan sang ojek karena sudah sangat malam, belum lagi letak rumah Winter yang meski berada di daerah perkotaan, namun letak persisnya berada di dalam gang yang berbelok-belok, dan plang jalan masuk menuju gang yang sudah ditutup demi alasan keamanan agar tidak ada orang asing masuk ke pemukiman warga.

Makanya, mereka memutuskan untuk pergi membeli sendiri.

Setelah melakukan pengundian, terpilihlah Karina dan Giselle yang akan membeli makan. Keduanya berjalan beberapa menit menuju area pinggir jalan raya yang biasanya banyak dipenuhi para pedagang kaki lima.

Rencana awal, keduanya hendak membeli Nasi Bebek.

Sialnya, begitu sudah sampai di area pedagang kaki lima yang dimaksud, banyak warung yang sudah tutup. Hanya ada dua PKL yang masih beroperasi. Sayangnya, itu bukan penjual makanan yang mereka mau.

"Mau cari makanan lain nggak? Apa kek gitu, daripada kita balik dengan tangan kosong?" ucap Karina lagi.

"Makanan apa?"

"Apa aja. Kita coba jalan terus aja. Gimana?" usul Karina.

Giselle mengangguk. Menyetujui usulan Karina.


Akhirnya keduanya terus berjalan setelah membelokkan langkah ke kanan dari gang masuk menuju rumah Winter.

Di sepanjang jalan, tepatnya di seberang jalan yang mereka lalui, keduanya melihat sebuah minimarket.

"Mending kita ke minimarket itu, deh, Rin. Kalau jalan terus takutnya bablas. Nanti baliknya malah jauh. Iya kalau dapet makanan. Kalau enggak?"

Tak langsung menjawab. Karina berpikir terlebih dahulu. Menimbang-nimbang usulan Giselle.

Giselle ada benarnya. Namun, untuk menyebrang ke minimarket tersebut mereka harus menyebrang jalan sebanyak dua kali. Di mana di tengah-tengah yang memisahkan kedua jalan, terdapat pembatas berupa parit yang cukup dalam. Jadi mereka harus mencari jembatan terlebih dahulu. Kalau memaksakan melompat, Karina khawatir mereka akan terjatuh.


"Ya udah, tapi kita cari jembatan dulu, Sel."

"Oh oke."



Telah mencapai mufakat, Karina dan Giselle kembali berjalan. Keduanya menyebrang sampai sebatas pembatas. Kemudian berjalan lurus untuk mencari jembatan yang bisa digunakan untuk melewati parit yang cukup lebar dan dalam tersebut.

Setelah berjalan sejauh 100 meter, akhirnya mereka berdua menemukan jembatan kecil yang tak ada pegangan di sisi kanan dan kirinya. Selain tak ada pegangan, area sekitar jembatan tersebut juga cukup gelap. Namun, keduanya tetap berniat menggunakan jembatan tersebut karena itu adalah jembatan yang paling dekat dengan minimarket yang hendak mereka datangi tadi.


"Eh? Ada kayu di ujung, Rin!" tunjuk Giselle ketika melihat ada kayu setinggi mata kaki melintang di seberang, tepatnya di ujung jembatan. "Jangan-jangan nggak boleh dilewatin???" tebak Giselle.

"Ah, boleh, kali. Ya masa nggak boleh dilewatin? Kayaknya yang nggak boleh tuh motor nggak, sih, Sel? Soalnya kecil jembatannya. Mana nggak ada pegangan kanan kiri juga. Takut nyebur yang maksa lewat."

"Eh? Iya, juga, sih. Jadi nggak apa-apa, nih?"

"Iya nggak apa-apa. Udah ayo!"


Kembali melanjutkan perjalanan. Karina dan Giselle melewati jembatan yang menjadi penghubung dua sisi yang bersebrangan tersebut. Di mana sesampainya di sana, mereka membelokkan langkah ke arah kiri menuju minimarket yang mereka lihat tadi.

Harusnya... seharusnya Karina dan Giselle hanya tinggal berjalan sekitar 100 meter lagi.

Anehnya, sampai mereka berdua terus berjalan hingga menemui jembatan lain pun tak kunjung mereka tiba di minimarket yang mereka lihat tadi.

Terlalu malas untuk putar balik. Dengan langkah berat dan penuh kekecewaan, Karina dan Giselle memilih menyebrang melalui jembatan yang mereka lihat tersebut.

Malas untuk kembali mencari penjual lain, Karina dan Giselle memutuskan untuk menghampiri pedang kaki lima yang menjual tahu tek yang mereka sempat lihat tadi.


"Kok balik lagi, mbak? Mau kemana emang?" tanya sang penjual yang ternyata hapal dengan Karina dan Giselle yang tadi sempat melewati gerobaknya.

Dengan kompak Karina dan Giselle menjawab, "minimarket pak. Di seberang sana ada minimarket, 'kan?" lanjut Karina bertanya.

Sang penjual terdiam sesaat, tapi, beberapa detik kemudian beliau berkata, "ada, tapi udah tutup, Mbak."

"Hah? Tutup? Bukannya buka 24jam, Pak? Tadi kami lihat plangnya nyala terus ada tulisan buka 24 jam."

"Bukan tutup begitu, Mbak."

"Maksudnya, Pak?"

"Minimarketnya udah tutup. Udah nggak beroperasi lagi," jawab Sang Penjual membuat Karina dan Giselle terdiam. Kemudian saling berpandangan. "Udah dihancurin juga bangunannya, Mbak."

unusual; k-idols ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang