19 • black out

618 182 5
                                    

Jam menunjukkan pukul 7 malam ketika seorang Uhm Jungwoo, tengah mendekam seorang diri di kamarnya untuk mengerjakan tugas kuliah.

Tidak hanya di kamar, saat ini ia benar-benar tengah seorang diri di rumahnya. Ayahnya, ditemani sang ibunda, tengah dinas di luar kota. Sementara sang kakak laki-laki masih berada di kampus untuk urusan rapat bersama organisasi yang diikuti.

Sebenarnya ada satu asisten rumah tangga yang bekerja di rumahnya. Tapi beliau hanya bekerja setengah hari. Sebelum maghrib beliau akan kembali ke rumahnya.

Bukan hal yang menakutkan bagi seorang Jungwoo yang memang sudah terbiasa sendiri di rumah. Ditinggal-tinggal seperti ini bukanlah hal baru baginya.


Ya, Jungwoo tetap tenang dan santai mengerjakan tugasnya sampai ketika secara tiba-tiba lampu dan seluruh peralatan elektronik di kamarnya padam.

Bukan hanya lampu, pendingin ruangan dan PC yang ia gunakan, tetapi juga ponselnya yang turut mati karena kekurangan daya.

Jungwoo yang takut gelap, mendadak merasakan sesak di dadanya. Matanya yang terbuka sama sekali tidak bisa melihat apapun. Meski itu barang setitik cahaya yang mungkin ada di luar kamarnya.


Tak mau terlarut dalam ketakutan dan kegelapan yang menyergapnya. Jungwoo memaksakan diri untuk beranjak dari meja belajarnya. Ia nekat untuk berjalan ke luar kamar sembari meraba-raba apapun yang ada di depannya. Sampai ketika ia berhasil menemukan tembok rumahnya.

Tujuan Jungwoo saat ini bukan hanya berusaha untuk keluar dari kamar. Tetapi juga keluar dari rumahnya. Di saat seperti ini agak susah baginya mencari senter atau lilin. Belum lagi rasa sesak yang dirasakan karena kegelapan yang teramat sangat.


Masih terus meraba-raba dinding di sekitar, Jungwoo berusaha menuruni anak tangga satu persatu. Tangannya kemudian beralih memegang sisi pegangan tangga. Baginya lebih aman memegang bagian tersebut ketimbang terus meraba-raba dinding. Ia bisa saja terantuk dan terjatuh kalau tidak berpegangan.

Jungwoo menuruni anak tangga tersebut secara perlahan. Matanya sama sekali tak menutup meski Ia tahu Ia tak bisa melihat apapun karena keadaan yang sangat gelap total. Hingga di pijakan terakhir anak tangga tiba-tiba wajahnya menabrak sesuatu yang lunak.

Jungwoo menabrak seseorang.

Refleks, Jungwoo langsung memeluk sosok tersebut tanpa memastikannya terlebih dahulu. Dalam pikirannya, Jungwoo yakin kalau itu adalah sang kakak laki-laki yang baru saja pulang.

Jungwoo menangis. Ia menangis sesenggukan sambil terus memeluk sang kakak. Tak hanya itu, Jungwoo juga mengadu. Menceritakan kronologi dari awal. Dari bagaimana ia sedang asyik mengerjakan tugas hingga tiba-tiba listrik di rumahnya padam.

Anehnya, tak ada tanggapan dari sang kakak. Padahal ia sudah berbicara panjang lebar. Tapi tak ada tanggapan sama sekali.

Hanya sebuah pelukan yang Jungwoo rasakan. Ya, sang kakak membalas pelukan Jungwoo. Mengeratkan pelukannya seiring dengan Jungwoo yang terus terisak setelah bercerita.

Perasaan bingung tiba-tiba muncul.

Jungwoo bingung.


Bingung kenapa sang kakak terus diam.


Bingung kenapa pelukan sang kakak terus mengerat hingga membuatnya merasa sesak.




Bingung karena secara tiba-tiba ia merasa punggungnya seperti ditekan dengan sebuah kuku panjang yang terus menusuk hingga membuatnya merasa kesakitan.






Bingung karena kuku yang menekan punggungnya kini mulai mencakar punggungnya.







Bingung karena mendadak hawa di sekitarnya menjadi dingin.









Bingung karena mendadak tubuhnya terasa lemas.











Bingung karena pandangannya yang sudah gelap, menjadi semakin gelap ketika kelopak matanya mulai menutup.













Bingung karena ketika ia berusaha membuka matanya dengan susah payah, ia mendapati sang kakak di di samping tempat tidurnya.




Ya, keadaan sudah tak lagi gelap.




Ia sudah tidak berada di anak tangga terakhir rumahnya sambil memeluk sang kakak. Melainkan terbaring di atas tempat tidur dengan sepasang mata memandang ke arahnya sambil mengucapkan syukur.


"Ya Tuhan, dek. Akhirnya kamu bangun juga! Kamu kenapa? Kakak nemuin kamu pingsan di deket tangga. Badan kamu panas tinggi banget dan banyak lebam kayak abis dianiaya orang. Kamu kenapa?"

Jungwoo mengerjap. Ia bingung dengan pertanyaan beruntun yang diajukan sang kakak. Ia meringis. Rasa sakit bisa ia rasakan di setiap jengkal badannya.

"Kamu tahu nggak?" tanya sang kakak lagi. "Kamu udah 3 hari nggak sadarkan diri. Rencananya kalau sampe sore nanti kamu nggak sadar juga. Kakak mau bawa kamu ke rumah sakit."


Hah?


Tiga hari??? Tak sadarkan diri???










👻👻👻












































p.s tambahan dari pengirim cerita

s tambahan dari pengirim cerita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
unusual; k-idols ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang