145 • lift

316 100 0
                                    

Waktu menunjukkan hampir pukul enam petang.

Seorang laki-laki yang merupakan mahasiswa di salah satu universitas terkenal di kota Bandung, terlihat terburu-buru melangkahkan kaki untuk segera keluar dari dalam ruangan.

Demi mengejar waktu maghrib supaya bisa ikut solat berjamaah di salah satu masjid dekat fakultasnya, ia memutuskan untuk menggunakan lift yang jarang digunakan oleh para mahasiswa di fakultasnya. Entah ia juga tak tahu kenapa.

Wajar saja, ia termasuk mahasiswa baru. Pengetahuannya soal kebiasaan para mahasiswa senior di kampusnya, terutama di Fakultas yang sama dengannya, masih minim.

Mungkin karena seram, begitu pikir laki-laki tersebut. Lift yang terletak di ujung koridor lantai paling atas tersebut memang sedikit menyeramkan. Selain terlihat gelap, suasana di sekitarnya pun terkesan suram. Tak heran banyak yang lebih menggunakan anak tangga ketimbang lift tersebut.

Sayangnya, ia kali ini benar-benar butuh lift tersebut untuk segera sampai di lantai satu. Selain itu lampu anak tangga biasanya juga dalam keadaan padam bila sudah malam seperti ini. Entah sengaja atau tidak, hal itu juga menjadi pertimbangan untuk laki-laki tersebut lebih memilih menggunakan lift.



WHOOOOOOOOSSSSSSSHHHHHH



Hembusan angin mengenai wajah dari laki-laki yang baru saja ingin menekan tombol untuk menuju lantai satu. Lift berkapasitas maksimal 650kg tersebut mendadak berbunyi setelahnya, disertai lampu indikator yang menandakan kalau berat beban yang bisa ditanggung oleh lift melampaui batas berat beban maksimal.

Terkejut bukan main, ia memutuskan untuk langsung keluar dari dalam lift dan berlari menuju anak tangga.

Persetan dengan anak tangga yang dalam keadaan gelap dan banyak. Dengan terus melapalkan kalimat-kalimat permohonan doa, ia terus berlari hingga tiba di lantai satu yang ia tuju.
























"Udah jam setengah enam ih," ucap Yunjin pada Gaeul yang tengah asyik menggarisbawahi bagian-bagian penting dalam pembelajaran kuliah yang sudah selesai sejak satu jam yang lalu.

Keduanya tak langsung memutuskan pulang dan memilih untuk tinggal lebih lama.

Bukan apa-apa, minggu ini mereka kebagian menjadi satu kelompok dalam salah satu tugas mata kuliah. Dan ya, daripada mengerjakan dengan sistem kebut semalam, mereka memilih untuk mencicilnya dari sekarang.

"Oh ya?" ucap Gaeul yang kemudian mengetuk layar ponselnya sebanyak dua kali.

Dan benar saja, ketika layar gaway tersebut menyala, angka yang menunjukkan pukul 06:32 PM terpampang jelas.

"Ya udah kita pulang sekarang. Besok lanjut lagi aja," ucap Gaeul yang kemudian memasukkan binder dan peralatan tulisnya ke dalam tas. Pun dengan Yunjin.

"Naik lift aja ya, Gel? Udah mau maghrib, takut bisnya nggak mau anter sampe terminal akhir kalau udah lewat maghrib."

Gaeul mengangguk. Kebetulan tempat tinggal keduanya searah. Jadi, ia juga harus menaiki bus yang sama dengan yang Yunjin naiki.

Dengan langkah yang melaju lebih cepat dari biasanya, Gaeul dan Yunjin langsung menuju lift yang terletak di ujung koridor. Tanpa menunggu lama, Yunjin tekan tombol menuju lantai satu.

Beruntung lift bisa diajak kerjasama kali ini, pintu lift langsung menutup begitu Yunjin menekan tombolnya.

Sialnya, ketika lift mulai bergerak turun, secara tiba-tiba lampu indikator tombol menuju basement, lantai paling dasar gedung fakultas mereka, menyala.

Mata Yunjin dan Gaeul membola, terlebih ketika lift bergerak lebih cepat dan sama sekali tak berhenti tatkala Yunjin mencoba menekan tombol sebelum lantai satu dan basement.

Dan itu terus terjadi hingga lift berhenti bergerak dan keduanya sampai di lantai paling dasar, basement, dimana begitu pintu lift terbuka, keduanya di hadapkak dengan sebuah ruangan dengan pintu yang tertutup dan terkunci, yang merupakan gudang penyimpanan barang-barang.

Tak berani bergerak, tubuh keduanya mendadak kaku. Pemandangan gelap gulita di depan mereka membuat pupil keduanya membesar. Penerangan benar-benar hanya berasal dari lampu dalam lift tempat mereka berdiri saat ini.

Tak sampai di situ, tiba-tiba terdengar suara gesekan besi yang saling beradu.

Dengan cepat, Gaeul langsung menekan tombol pintu lift agar menutup. Ia tekan berkali-kali dengan penuh rasa frustasi.

Sementara Yunjin terus membeku dengan pandangan yang tak lepas dari kegelapan yang ada di hadapannya.

Di mana tepat ketika pintu lift tertutup





BRAK!!!!!




Terdengar suara sesuatu yang seperti dilempar ke arah pintu lift.



Mungkin.... mungkin itu suara gesekan besi yang keduanya sempat dengar tadi.














👻👻👻














a/n;

jadiii kenapa ini ada dua cerita, karena bagian atas yang dibikin miring itu adalah cerita dari senior pengirim cerita yang ceritain pengalamannya ke pengirim cerita

nah cerita kedua itu ketika pengirim juga ngalamin hal yang sama di lift itu

gitu, okeeee

anyways, gimana buku unusual sejauh ini?

oh iya maaf ya kalau sekarang updatenya gak tentu, selain sibuk kerja juga karena sibuk hal lain, tapi bakal aku usahain tetep apdet 7x dalam seminggu meski gak teratur tiap hari

buat yang mau kirim cerita, silakan kirim lewat pesan aja yaaaa 👻

unusual; k-idols ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang