111 • money

384 121 0
                                    

"Lo mau juga?"

Shuhua menoleh ke arah temannya yang baru saja menawarkan sebuah es krim yang hendak ia ambil dari freezer salah satu minirmaket yang mereka masuki.

"Enggak, deh. Lo aja," ucap Shuhua mencoba menolak secara halus.

"Yakin, nih? Kita, 'kan, nemuin uangnya berdua. Masa gue doang yang pake buat jajan?"

Shuhua hanya menyunggingkan senyum.

"Beneran, nih, lo nggak mau sama sekali? Atau lo beli yang lain deh."

"Nggak usah. Lagian gue masih kenyang. Terus kalau balik nanti nyokap lihat gue jajan, pasti dimarahin." Shuhua mencoba berkilah.

Well, sebenarnya Shuhua berkata jujur. Ibunya selalu memberitahunya untuk segera pulang ke rumah setelah selesai dari sekolah. Shuhua tak diperbolehkan mampir-mampir. Apalagi jajan makanan di luaran.

Shuhua baru boleh membeli makanan ringan atau snack lain setelah makan siang di rumah terlebih dahulu. Itu sudah menjadi aturan tak tertulis di rumahnya.

Pun, ia yang selalu diperingatkan oleh kedua orangtuanya agar jangan pernah mengambil uang yang ditemukan di jalan. Kalau diberi pun, Shuhua diminta untuk meletakkannya terlebih dahulu di luar rumah. Di mana biasanya akan Shuhua letakkan di bawah salah satu pot. Dan ketika dalam waktu tiga hari uang tersebut masih ada, baru Shuhua boleh memakainya.

Shuhua tak tahu alasan pasti mengapa orangtuanya menyuruh ia bersikap demikian, yang jelas sebagai seorang anak yang penurut, Shuhua hanya iya-iya saja.

Dan beberapa menit yang lalu, ketika dalam perjalanan pulang dari sekolah dengan cara berjalan kaki, Shuhua dan temannya tanpa sengaja menemukan satu lembar uang duapuluh ribuan tergeletak di jalan.

Tak berani mengambil, Shuhua membiarkan temannya untuk mengambil alih.

Setelah itu, sang teman berinisiatif mengajak Shuhua ke minimarket untuk membelanjakan uang tersebut. Yang mana Shuhua menolak untuk turut menikmati dari hasil penemuan uang tersebut.


"Oh, ya udah. Lo mau mentahannya aja?"

"Maksudnya?" Shuhua bertanya.

"Kembaliannya?"

"No, no. Nggak usah. Buat lo aja."

"Serius?"

Bisa Shuhua lihat raut senang yang terpatri di wajah sang teman.

Tak mau berlama-lama, keduanya langsung berjalan ke arah kasir untuk membayar, tak ada lagi tujuan tempat yang lain selain pulang setelah ini.








Hingga keesokan harinya tiba.

Seperti biasa, Shuhua selalu berangkat bersama temannya. Biasanya mereka janjian di perempatan dekat pintu gerbang masuk komplek perumahan yang mereka tinggali.

Shuhua berniat untuk mengabari sang teman kalau ia akan segera berangkat dari rumah dan menunggu di tempat biasa ketika sebuah pesan masuk dari sang teman mendahului niatan Shuhua.

Mengabarkan kalau hari ini ia tidak masuk dikarenakan sakit.

Anehnya, tak hanya hari itu saja sang teman absen sekolah. Karena selama tujuh hari berturut-turut sang teman tetap tak masuk. Di mana ketika Shuhua menjenguk dengan ibunya, ia mendapati sang teman yang tergeletak tak berdaya di atas tempat tidur. Berbaring dalam posisi terlentang dengan mata terbuka dan terus menatap ke langit-langit kamar tanpa berkedip sama sekali.



"Si Adek sakit apa, bu?" tanya Ibu Shuhua pada ibu dari teman Shuhua.

"Nggak tahu ini, bu. Dari seminggu yang lalu. Tiba-tiba kebangun tengah malem terus teriak kenceng dan tiap hari keadaannya makin parah."

"Kata dokter gimana bu? Ada penyakit tertentu apa gimana?"

"Nggak ada penyakit apa-apa, bu. Katanya kurang tidur aja. Cuma ya gimana nggak kurang tidur. Ini anaknya melek terus. Ditanya diam aja. Nggak mau ngomong sama sekali."

"Udah coba dibawa ke pengobatan alternatif atau orang yang bisa, gitu bu?"

"Hah? Maksudnya gimana bu?"

"Iya. Kalau ke medis nggak ada diagnosis apa-apa tapi keadaan Adek memprihatinkan begini, coba ke orang pinter gitu, bu. Takutnya ada yang nempel atau gangguin si Adek."








"Mah?"




"Iya, Nak?"





Shuhua tak merespon sahutan dari ibunya. Matanya masih fokus ke arah sang teman yang terus melihat ke atas tanpa berkedip.

Entah kebetulan atau tidak, tapi Shuhua bisa melihat apa yang membuat temannya terus melihat ke atas sejak tadi.

Namun.... Shuhua tak berani mengatakan secara terang-terangan apa yang ia lihat karena baik sang ibunya maupun ibu dari temannya, mungkin, tak bisa melihat apa yang ia dan temannya lihat saat ini.




"Minggu lalu, waktu pulang sekolah. Kita sempet nemu uang di jalan, terus uangnya diambil sama Adek. Terus dibuat jajan,"

unusual; k-idols ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang