74 • dini hari

421 127 2
                                    

Yan An, atau yang biasa dipanggil Yanan, membuka kedua matanya. Ia sudah berusaha untuk tidur sedari tadi. Mematikan ponsel, memadamkan penerangan di kamar, hingga memaksakan memejamkan mata meski tak merasakan kantuk sama sekali.

Sayangnya, usaha yang sudah ia lakukan selama satu jam itu sia-sia. Yanan masih tidak dapat tidur nyenyak seperti yang diharapkannya.

Ia kemudian bangun dari posisi tidurnya. Terduduk selama beberapa detik, lalu menyalakan lampu tidur di samping kasur dan melihat waktu yang ditunjukkan jam digitalnya.

03:15 AM.

Jam tiga lewat lima belas menit, dini hari.

Yanan berdecak. Ia kemudian turun dari tempat tidurnya, beranjak menuju kamar mandi. Ingin mencuci muka.

Niatnya, kalau memang ia tak bisa tidur, ia mau terus terjaga sampai adzan subuh menjelang. Mumpung hari ini libur, sekalian saja ia tidur pagi.

Toh kegiatannya hari ini baru akan dimulai jam satu siang; bertemu dengan salah satu teman lama.

Baru saja ia memasuki kamar mandi yang terletak di lantai satu, dekat dapur, Yanan mendengar suara tangisan dari arah belakang rumah. Tepatnya di depan pintu belakang dapurnya. Jelas. Sangat jelas.

Tak mau terlalu mempedulikannya, Yanan sengaja menyalakan kran air supaya suara tangisan tersebut bisa tertutup oleh suara berisik dari air yang mengalir.

Dan berhasil, suara tersebut tak terlalu terdengar lagi.

Sayangnya, mendadak Yanan merasakan hawa mencekam yang menekan sekelilingnya.

Hawa di kamar mandi terasa makin dingin dari sebelumnya. Napas Yanan jadi terasa berat. Di mana lama kelamaan, Yanan bahkan merasakan sesak dalam dadanya ketika ia tengah membasuh wajah.

Yanan memegang dadanya, merasakan dadanya yang terus naik turun karena kesulitan bernapas yang ia rasakan.

Saking beratnya, ia bahkan tak mampu berdiri tegap. Dan terus membungkuk dengan satu tangan menahan bobot tubuhnya dengan cara berpegangan di pinggiran westafel kamar mandi.

Tak sampai di situ, sebuah aroma tak sedap mulai tercium. Terdeteksi oleh indera penciumannya. Aroma bangkai ditambah dengan aroma anyir darah yang sangat Yanan hapal; karena profesinya sebagai dokter, mulai mendominasi di ruangan yang tak seberapa besar itu.

Dengan susah payah, Yanan mencoba membuat dirinya tetap terjaga dan sadar, ia mematikan kran air yang sebelumnya mengalir, lalu berjalan ke luar kamar mandi dengan tergopoh-gopoh.

Saking payahnya, ia bahkan terjerembab jatuh di depan kamar mandi tatkala berhasil membuka pintu kamar mandinya.

Di mana saat Yanan berusaha beranjak bangun dari lantai, ia mendongak dan mendapati sosok perempuan berantakan dengan tampang menyeramkan melayang tepat di depannya.

Tertawa lebar hingga mulutnya terbuka sampai sebatas telinga ketika melihat wajah ketakutan yang Yanan tampakkan.











👻👻👻











a/n;

gabungan dua cerita dari dua orang yang sharing pengalaman horornya 👻

unusual; k-idols ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang