31 • senandung

542 180 0
                                    

Bagi seseorang yang tidak menyukai tinggal di rumah, bersekolah di tempat jauh dan tinggal di asrama atau kos adalah salah satu jalan keluar.

Dan hal itu adalah hal yang dipilih oleh Jihan. Sebagai anak tunggal, kesibukan kedua orang tuanya yang sama-sama berkarier membuatnya merasa kesepian di rumah. Makanya, pada suatu waktu ketika hendak naik ke bangku SMA, Jihan meminta kepada kedua orang tuanya untuk dimasukkan ke boarding school.

Hal itu dimaksudkan supaya ketika ia merasa kesepian, ia bisa berbincang dengan teman-teman sebayanya dan tak merasa kesepian lagi.

Dan yeah, Jihan memang tidak merasa kesepian lagi. Banyak teman. Jihan merasa senang.
 
 
 

Namun, ada satu hal yang tak pernah Jihan duga harus ia lakukan ketika memilih untuk masuk ke boarding school. Yaitu, melakukan apa-apa sendiri.

Jihan yang biasa dilayani oleh asisten rumah tangga di rumahnya, kini harus melayani dirinya sendiri. Menyiapkan perlengkapan sekolah sendiri, mencuci dan menyetrika pakaian sendiri, dan lain-lain.

Ketika ia mengerjakan semua pekerjaan itu dengan temannya, sih, Jihan sama sekali tak merasa itu berat. Malah ia merasa senang.

Sayangnya, ada saat-saat di mana ia harus melakukan tugas itu seorang diri karena urusan dan kebutuhan yang berbeda-beda.
 
 
 

Seperti sekarang ini, karena ikut organisasi di sekolah, ia harus mengikuti pelatihan dan harus datang lebih awal menggunakan seragam yang sama yang ia kenakan hari ini.

Karena Jihan adalah tipe yang tidak bisa menggunakan baju yang sama tanpa dicuci. Jihan memutuskan untuk mencuci seragamnya begitu tiba di asrama pukul 5 sore tadi. Dan menurut perkiraannya aetelah 5 jam berlalu harusnya seragam tersebut sudah kering dan siap untuk disetrika.

Di asrama tempat Jihan tinggal, untuk mencuci dan menyetrika pakaian harus di lakukan di tempat yang sama yaitu di ruangan laundry yang berada di lantai satu.

Biasanya ruangan tersebut selalu ramai tiap habis pulang sekolah. Namun, keramaiannya hanya berlangsung sampai pukul 10 malam. Jarang ada yang menggunakan laundry di atas jam 10.

Ya, Jihan terpaksa. Kalau tidak menyetrika sekarang, kapan lagi? Besok pagi? Pasti akan lebih ramai oleh siswi lain. Jihan tidak ingin mengambil resiko terlambat dan diberi sanksi oleh para senior di organisasi yang diikuti.

Ia ingin memberikan kesan baik di hari pelatihan pertama.

Jihan tidak suka kesepian. Ia juga tidak suka ketika harus sendirian. Sempat ingin meminta Jaehee untuk menemani, niatannya Ia urungkan ketika melihat teman sekamarnya itu sudah tertidur.

Maklum, sudah jam 10. Bahkan kebanyakan dari mereka sudah akan tertidur sebelum itu. Tidak seperti di tempat lain, sekolah Jihan tidak banyak memberikan pekerjaan rumah. Kebanyakan tugas harus dikerjakan di sekolah.
 
 
 

Kembali lagi pada Jihan yang kini berada di ruang laundry sendirian. Setelah mengambil satu set seragamnya, ia langsung menyalakan setrika listrik yang tersedia.

Tepat di depan ruangan tersebut ada pohon beringin besar yang sangat rindang, biasanya banyak yang duduk-duduk di bawah situ ketika langit masih terang. Tapi tidak ketika malam sudah larut seperti ini.

Jihan menyetrika mulai dari bagian kemeja. Kali pertama datang dulu, Jihan banyak tak bisanya. Pun dengan menyetrika. Tapi sekarang? Well, ia sudah lumayan mahir. Bahkan setiap lipatan terlipat hampir sempurna.

Di tengah asyiknya ia menyetrika, lamat-lamat terdengar suara senandung yang bukan berasal dari mulutnya.

Entah hanya perasaannya atau bukan, sebuah suara yang cukup merdu tertangkap oleh indera pendengaran Jihan. Tak ada nyanyian, benar-benar hanya sebuah senandung merdu yang mengalun begitu lembutnya.

Akan tetapi, kesan lembut yang terdengar justru membuat Jihan merasa takut.
 
 

Ya, inilah yang Jihan tidak sukai ketika sendirian. Hal-hal seperti ini membuat dirinya was-was. Segala macam prasangka buruk mulai terlintas.
 
 

Tak mau berlama-lama, tanpa melipat, Jihan langsung beralih ke rok yang ada di atas meja. Ia memilih untuk menggantung kemeja dengan hanger yang ia gunakan sebelumnya. Dengan sedikit sembrono, Jihan setrika rok rempel miliknya.

Jihan ingin cepat-cepat pergi dari ruang laundry tersebut. Jihan tidak ingin mendengar suara senandung yang makin lama makin terdengar kencang dan semakin membuat bulu romanya semakin meremang.

Kurang dari 15 menit, Jihan mampu menyelesaikan semuanya. Ia langsung mematikan setrika listrik serta lampu yang ada. Lalu mengambil langkah seribu dari ruangan berukuran 6 × 6 meter tersebut.
 
 
 
   
  
 
 

Hosh! Hosh! Hosh!
 
 
 
 
 

CEKLEK!
 
 
 
 
 
 

"L-Loh Jaehee? Kok melek? Bukannya tadi udah tidur?" tanya Jihan begitu berhasil masuk ke dalam kamarnya.
 
 

Ya, Jihan mendapati Jaehee yang terbangun sedang duduk di atas tempat tidurnya dengan posisi menekuk lutut.
 
 

"Lo denger suara perempuan nyanyi nggak, Ji?" tanya Jaehee tanpa berniat menjawab pertanyaan yang Jihan ajukan.
 
 

Mata Jihan melebar. Satu set seragam di tangannya terjatuh begitu saja.
 
 

"L-lo denger juga?"
 
 

Jaehee menganggukkan kepala.
 
 
 
 
 

Malam itu, bukan hanya Jihan dan Jaehee yang mendapat teror senandung yang tak tahu siapa pelakunya.
 
 

Malam itu, seluruh siswi penghuni di setiap lantai di Asrama Putri Gedung 2, turut mendengar suara yang sama.

unusual; k-idols ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang