"Ah, berdarah! Ada jarum di baju!"
Jeritan Stefi langsung mengejutkan dua pelanggan yang hendak mencoba pakaian. Mereka melemparkan pakaian berharga ke tanah tanpa ragu-ragu, kemudian bersembunyi di samping seakan melihat monster, "Kenapa ada jarum? Menakutkan sekali!"
Sementara aku, saat ini masih tidak tahu benda apa yang telah menusuk Stefi.
Aku buru-buru mndekat dan mengambil rok pendek kuning yang dilemparkan Stefi ke kakiku. Aku baru saja memungut rok itu, dua benda tipis langsung terjatuh dari dalam rok yang hampir tidak terdengar suara. Namun, aku terkejut hingga menghela napas dingin.
"Benar-benar ada jarum!" teriak beberapa penonton.
Aku menatap dua benda perak kecil yang tergeletak di tanah, saat itu aku benar-benar tercengang. Siapa yang memasukkan jarum? Kepalaku terasa berdengung.
Stefi terus mengutuk, "Kenapa kamu begitu kejam, kamu bahkan memasukkan jarum ke pakaian untuk menusuk kakakku!"
Bagaimana aku bisa memasukkan jarum untuk menusuk Stella? Tidak ada sebatang jarum pun di tubuh maupun di tasku. Selain kunci rumah, aku bahkan tidak membawa benda yang dapat dianggap sebagai benda tajam. Selain itu, aku menyetrika semua pakaian ini dan digantung satu per satu, kalau ada jarum pasti aku yang akan tertusuk.
"Jangan memfitnah, aku sama sekali tidak punya jarum. Mungkinkah kalian yang memasukkan jarum dan menusuk diri sendiri?" Saat ini, aku sudah tersadar dari lamunanku. Meskipun aku terkejut dan bingung, aku tetap tidak takut.
Kedua jarum ini benar-benar aneh. Daripada mengatakan dari awal jarum ini sudah ada di pakaian, lebih masuk akal jika mengatakan saat memilih pakaian, Stella atau Stefi sengaja memasukkannya untuk menjebakku.
Saat ini, ada banyak pelanggan dan penjual pakaian dari merek lain telah berkumpul. Aku merasa sangat cemas, tapi aku tidak panik. Setelah dua tahun di penjara, aku menjadi orang yang tenang.
Stefi langsung terdiam, dia menghadap ke arah penonton dengan ekspresi seakan dia adalah seorang korban, "Dengarlah, mungkinkah seseorang menusuk diri sendiri dengan jarum? Wanita inilah yang merebut suami kakakku dan mencoba menabrak kakak dan keponakanku dengan mobil. Dia berakhir di penjara selama dua tahun, sekarang dia telah dibebaskan dan ingin melakukan hal buruk lagi!"
Saat Stefi berbicara, Stella terus menyunggingkan sudut bibirnya. Terlihat senyum puas yang dingin di wajahnya dengan satu tangan menutupi lengannya yang terluka. Saat Stefi menghinaku dan mempermalukanku habis-habisan, dia tidak menyela satu kata pun. Namun, aku yakin apa yang dikatakan Stefi adalah kata-kata yang ingin diucapkan oleh Stella, tapi dia adalah orang yang cerdas, dia suka menggunakan mulut orang lain untuk menyampaikan maksudnya, dia juga menggunakan tangan orang lain untuk menyelesaikan masalahnya. Akan tetapi, Stefi sangat senang menjadi mulut Stella dan tangan Stella.
Sementara Stella, hanya hanya perlu berdiam diri untuk menonton pertunjukan yang menarik. Dengan demikian, dia tidak perlu kehilangan identitasnya, juga tidak akan menghancurkan citranya sebagai Nyonya Kurniawan yang bermartabat dan anggun.
Setelah Stefi selesai berbicara, terdengar suara berisik dari para penonton, "Ternyata wanita ini adalah seorang pembunuh. Bagaimana mungkin pusat perbelanjaan ini mempekerjakan orang seperti itu? Menakutkan sekali."
Bukan pertama kalinya aku mendengar hal seperti ini. Meskipun aku merasa tidak nyaman, aku tidak marah lagi. Ada beberapa orang di dunia ini yang suka memutarbalikkan fakta dan membuat pernyataan yang salah.
Pada saat ini, Stella yang dari tadi tidak berbicara, sudah membuka mulutnya, tetapi ekspresinya terlihat sangat sedih, "Aku benar-benar tidak menyangka kamu melakukan hal seperti ini. Yuwita, kamu sangat kejam. Lupakan untuk kejadian kamu menabrak aku dan Julia. Setelah dua tahun di penjara, polisi bahkan tidak berhasil merubah pemikiranmu dan kamu bahkan menusukku lagi, kamu sangat kejam."
Stella sengaja memanggilku dengan nama asliku. Tiga tahun lalu nama itu sudah diketahui semua orang. Nama ini pernah menempati halaman depan forum tertentu untuk waktu yang lama. Alasannya karena dia merebut pasangan orang lain dan mencoba menabrak mereka sekeluarga. Tentu saja, postingan itu dikirim oleh Stella.
Di antara para penonton ini, ada banyak orang yang mengikuti berita itu, seketika terdengar suara orang yang marah, "Ternyata dia, tidak disangka dia sudah dibebaskan dari penjara, lalu kembali menyakiti orang lain. Benar-benar menyebalkan ...."
Aku merasa pusing untuk beberapa saat. Pada saat itu, pandanganku menjadi hitam dan aku hampir terjatuh.
"Apakah aku melakukannya atau bukan, akan terbukti setelah melihat CCTV."
Aku berjuang untuk menghilangkan rasa pusing itu. Pada saat ini, manajer lobi telah tiba, dia buru-buru meminta maaf kepada Stella, "Maaf Nyonya Kurniawan, maaf Nona Stefi."
Kedua wanita ini adalah pelanggan di sini, mungkin uang yang dihabiskan di sini pasti sangat besar, jadi manajernya sangat sopan kepada Stella dan Stefi, terutama Stella.
Dia adalah istri Candra, bos real estate yang paling terkenal. Jangankan manajer lobi, bahkan direktur pusat perbelanjaan ini juga tidak ingin menyinggung orang seperti itu.
"Kamu bisa pergi sekarang, cepat! Jangan biarkan aku melihatmu lagi!" Manajer lobi sangat marah padaku.
"Tidak, aku tidak akan pergi, kalian harus memeriksa rekaman CCTV untuk membuktikan bahwa aku tidak bersalah!" Aku pikir, saat ini ekspresiku pasti sangat buruk, tapi aku tidak ingin pergi begitu saja.
Tidak masalah apakah menjadi kambing hitam atau bukan. Bagaimanapun, reputasiku sudah cukup buruk, tapi aku tidak bisa melihat Stella dan Stefi begitu bangga, aku tidak boleh mengikuti permainan mereka.
"CCTV apa? Kalau bukan kamu yang memasukkan jarum ini, apakah Nyonya Kurniawan sendiri yang memasukkannya? Cepat, ambil barang-barangmu dan pergi!" Wajah manajer itu menjadi pucat, dia berharap aku akan segera pergi dari sini.
Namun aku tidak boleh menjadi kambing hitam atas kesalahan ini, "Karena kamu tidak ingin memeriksa CCTV, maka telepon polisi dan biarkan polisi memeriksa sidik jari di jarum."
Aku mengeluarkan ponselku dan ingin memanggil polisi. Mata Stella berkedip sejenal, dia tersenyum dengan murah hati dan berkata, "Lupakan saja, hanya ditusuk oleh jarum, jadi jangan mempersulitnya. Dia baru saja keluar dari penjara, tidak mudah untuknya mencari pekerjaan."
Kata-kata ini menunjukkan kebaikan hati Stella, setiap kata-katanya seakan memikirkan posisiku. Dia menunjukkan sifat baik dan murah hatinya yang tidak dendam dengan masa lalu, tentu saja, para penonton tidak tahan lagi, "Nyonya Kurniawan terlalu baik hati, kamu bahkan memaafkannya."
Aku tidak menganggapnya serius. Di dalam hati aku tahu Stella merasa takut. Dia yang telah memasukkan jarum ini untuk mencelakaiku. Jika polisi memiliki sidik jari, maka dia akan celaka.
"Ah, aku tidak enak badan ...." Pada saat ini, tubuh Stella terhuyung-huyung.
"Jarumnya beracun!" Suara tajam Stefi terdengar sangat menusuk, teriakan ini segera membuat para penonton mundur dengan takut.
Aku juga tercengang, lalu mataku beralih ke Stella, dia dipeluk oleh Stefi dengan mata tertutup, seolah-olah dia akan jatuh kapan saja. Lengan yang tertusuk juga terhalang oleh pakaian Stefi. Tidak ada satu orang pun yang bisa melihatnya.
Manajer di lobi tampak marah, dia segera menelepon polisi. Sambil menelepon polisi, dia tidak lupa mengancamku, "Kalau terjadi sesuatu pada Nyonya Kurniawan, kamu tunggu masuk penjara saja!"
Dengan begini, aku dibawa ke kantor polisi oleh polisi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelembutan yang Asing
Lãng mạnSuamiku berselingkuh, empat tahun kemudian aku baru mengetahui semua kebahagiaan ini hanyalah omong kosong belaka. Saat darurat, suamiku melindungi wanita itu dan anaknya. Sementara aku dijebloskan ke dalam penjara. Dua tahun kemudian, aku yang tida...