##Bab 45 Ayah dan Anak Berpapasan

2.3K 131 1
                                    

Tuan Muda Kelima memiringkan kepalanya, "Aku mungkin berhutang budi padamu dalam hidup ini."

Aku menatap pria pemarah dan kasar ini. Saat berikutnya, aku tiba-tiba mengulurkan tanganku dan merangkul lehernya. Aku meletakkan setengah tubuhku ke dalam pelukannya dan mencium bibir Tuan Muda Kelima.

Asalkan dia bersedia, selama sisa hidupku, aku bersedia menjadi wanita Tuan Muda Kelima.

Tuan Muda Kelima tertegun sejenak, tubuhnya yang kokoh menjadi sedikit kaku. Setelah beberapa saat, dia melingkarkan tangannya di pinggangku dan memegang bagian belakang kepalaku dengan tangan yang lain. Bibirnya menyentuh bibirku dan menciumnya dengan penuh gairah.

Candra dan Stella keluar dari KFC. Saat mereka melihat kami berciuman di dalam mobil sport, aku mendengar Stella memarahi dengan suara rendah, "Tidak tahu malu!"

Tuan Muda Kelima menciumku dengan sangat antusias sambil berbisik di telingaku, "Wajah Candra memucat. Coba tebak apa yang dia pikirkan?"

Aku tidak peduli apa yang dia pikirkan. Di hatiku dia adalah seorang bajingan. Aku menggigit sudut bibir Tuan Muda Kelima seolah-olah aku menghukumnya karena tidak fokus.

Tiba-tiba Tuan Muda Kelima mengerahkan kekuatan pada tangan yang memeluk pinggangku dan separuh tubuhku langsung menekan otot dadanya yang kuat. Kemudian, dia tiba-tiba menekan tubuhku ke kursi. Dia tidak memedulikan di mana kami berada, dia menghirup napasku dan mencium bibirku dengan kuat. Aku merasakan bagaimana rasanya menyinggung pria ini. Dia akan membuatmu tak berdaya untuk melawan seperti seekor ikan sekarat yang akan diambil nyawanya.

Tiba-tiba aku membuka mata, aku melihat Candra masih berdiri di pintu KFC, wajahnya yang tampan menjadi pucat bagaikan mayat.

Stella marah dan kesal. Namun setelah Stella memanggilnya beberapa kali, pria itu tetap tidak bereaksi. Dia meletakkan tangannya di telapak tangan pria itu. Di depan Candra, dia selalu ingin menjadi elegan dan cerdas, jadi tidak peduli seberapa benci dan ingin menusukku dengan belati, dia masih berkata dengan ekspresi yang sangat sedih, "Candra, Julia masih di rumah sakit."

Candra tampak tersadar dalam sekejap. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, dia menuruni tangga dan berjalan menuju mobil hitam yang diparkir tidak jauh, Stella meludahiku dengan kejam dan buru-buru mengikuti Candra.

Mereka berdua sudah pergi, aku menutup mataku dengan lembut, merasakan kelelahan yang tak terlukiskan. Tuan Muda Kelima melepaskanku, terlintas aura menghina di sudut matanya, "Kalau kamu benar-benar ingin berterima kasih padaku, tunjukkan ketulusanmu. Aku tidak suka dimanfaatkan orang lain, pergi!"

Begitulah Tuan Muda Kelima. Detik sebelumnya dia bekerja sama berakting denganmu dengan sangat sempurna. Sesaat kemudian, dia akan mengusirmu.

Aku diusir keluar dari mobil oleh Tuan Muda Kelima seperti ini. Menyaksikan mobil sport putih yang mempesona pergi, aku menggelengkan kepala dan berjalan ke depan sendirian.

Satu jam kemudian, aku berjalan kaki dan tiba di tokoku. Entah sejak kapan, toko milikku ini telah menjadi tempat untuk menyembuhkan lukaku.

Aku membeli meja dan kursi kayu mini baru, agar kelak pelanggan lebih mudah untuk mencicipi kue. Saat aku duduk di kursi, nada pesan ponselku berbunyi, gajiku di KFC telah ditransfer.

Manajer itu tidak akan berani menyinggung orang seperti Tuan Muda Kelima.

Pintu kaca didorong dan seseorang masuk dengan sekujur tubuh yang memancarkan aura dingin.

Tubuhku menegang dan mataku yang serius tertuju pada tubuh tinggi itu. Candra, dia datang lagi.

"Apa yang kamu lakukan di sini? Apakah kamu tidak berani menyinggung Tuan Muda Kelima, jadi kamu datang untuk mencari masalah denganku?"

Kelembutan yang AsingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang