##Bab 62 Penilai Bakat

1.2K 101 1
                                    

Aku tiba-tiba menertawakan pikiranku sendiri, Rinaldi adalah satu-satunya profesor yang tidak pernah memiliki skandal di Universitas A.

Tiga hari kemudian, tepatnya pada peringatan seratus tahun Universitas A, sekolah tersebut mengundang lebih dari belasan mahasiswa lulusan Universitas A yang memiliki prestasi luar biasa di berbagai bidang di dalam maupun luar negeri untuk berpartisipasi, diantaranya adalah seorang mantan mahasiswa hukum yang bernama Jasmine Dermawan, yang membuka perusahaan terkenal di Kanada bernama Kewell. Kali ini Universitas juga mengundangnya dalam rangka perayaan ulang tahun.

Ketika aku masih seorang mahasiswa, aku pernah mengagumi dua orang, Rinaldi yang merupakan seorang profesor hukum dan Jasmine yang berada jauh di Kanada.

Aku melihat di forum Universitas A bahwa Jasmine juga akan berpartisipasi dalam ulang tahun ini dan aku langsung melompat kegirangan. Selama bertahun-tahun, aku hanya pernah melihat foto Jasmine di koran dan majalah. Kesempatan langka bisa melihat dia secara langsung.

Tiga hari kemudian, aku datang ke auditorium Universitas A dengan sangat antusias. Ada banyak orang di sana. Di mimbar, seseorang berbicara dan dia adalah seorang konglomerat.

Aku tidak tertarik dengan konten semacam ini, aku hanya menunggu Jasmine muncul.

Namun, ketika Jasmine muncul di atas panggung, pandanganku sudah terhalang oleh para mahasiswa yang bahu-membahu di depanku. Aku mendengar suara sejernih dan sehalus danau di pegunungan. Tanpa sadar aku menjinjit untuk melihatnya, saat melihat pemandangan ini, seketika aku langsung tercengang.

Jasmine bukanlah orang lain, ternyata dia adalah wanita kutu buku yang memberikan kue kepada Rinaldi.

Pada saat ini, dia berdiri di podium, dengan mengenakan setelan biru muda, matanya yang tenang dan indah memancarkan kebijaksanaan, suaranya yang jernih seperti tetesan air yang membuat orang merasa tenang.

Ternyata dia adalah Jasmine, tidak heran ketika aku melihatnya hari itu, aku merasa familier dengan wajahnya, ternyata hal itu karena aku sudah pernah melihatnya di majalah.

Setelah Jasmine menyelesaikan pidatonya, dia membungkuk dan meninggalkan panggung. Para mahasiswa menanggapi dengan tepuk tangan yang hangat dan orang yang datang berikutnya membuatku terpana di tempat.

Candra, kenapa aku bisa lupa? Dia juga mantan mahasiswa Universitas A. Dia menjadi raksasa real estat di usia muda. Sekarang dia sangat populer di industri real estat. Bagaimana mungkin dia tidak datang ke perayaan universitas?

Tiba-tiba aku merasa sunyi, mengingat kekagumanku pada senior ini di perguruan tinggi dan harapan untuk bertemu dengannya. Saat ini, perasaanku tiba-tiba menjadi hampa dan dingin. Aku berbalik dan berjalan keluar.

Ditemani oleh beberapa asisten, Jasmine berjalan keluar dari pintu keluar VIP auditorium. Sebuah Mercedes-Benz putih melaju. Asisten membuka pintu dan Jasmine hendak masuk, tapi aku melihat lelaki setengah baya bertubuh tinggi bergegas keluar dari pintu keluar.

"Jasmine?"

Ternyata orang itu adalah Rinaldi.

Aku melihat Rinaldi berjalan beberapa langkah ke arah Jasmine. Pria terpelajar dan anggun di depan para siswa itu saat ini bahkan terlihat sedikit pemalu. Dia berhenti dua meter dari mobil Jasmine. Mereka hanya saling memandang.

"Apakah kamu baik-baik saja?"

Setelah waktu yang lama, Rinaldi membuka mulutnya, tetapi tatapan matanya terlihat gelisah, seolah-olah dia ingin berbicara dengan Jasmine, tapi dia takut akan ditolak.

"Aku sangat baik."

Sikap Jasmine setenang air di musim gugur, "Candra sangat hebat, terima kasih."

Setelah Jasmine selesai berbicara, dia membungkuk dan masuk ke mobil, Mercedes-Benz putih melaju dengan perlahan. Rinaldi berdiri di sana dengan linglung, seolah-olah roh dan jiwanya ikut pergi bersamanya.

Kelembutan yang AsingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang