Aku tertidur sambil memeluk lututku. Dalam mimpiku, banyak adegan-adegan yang muncul mengenai pernikahanku dengan Candra. Kami berciuman dengan penuh gairah melawan angin laut, berfoto dengan bahagia di depan piramida, tubuh kami yang terjalin satu sama lain di bawah cahaya lilin yang romantis ....
Setelah beberapa saat, aku mengangkat kepalaku, cahaya di depanku sudah menjadi redup dan sosok tinggi berdiri di depan dinding yang aku lukis.
Dia membelakangiku sambil menatap lukisan di dinding dengan tangan di saku. Punggungnya terlihat sangat memesona.
Pada saat itu, mungkin karena mimpiku, aku lupa ini adalah pria yang telah mengkhianati pernikahan kami dan mendorongku ke neraka. Aku menatap kosong ke sosok itu dan bergumam, "Candra ...."
Candra berbalik, matanya memancarkan dengan cahaya malam yang lebih lembut dan dia juga menatapku. Pada saat itu, waktu seolah berhenti, semua hal buruk seakan tidak pernah terjadi. Akan tetapi, aku tiba-tiba tersadar, semuanya yang hanyalah mimpi dan orang yang berdiri di depanku adalah bajingan Candra.
Aku tiba-tiba berteriak dengan marah, "Candra, kenapa kamu di sini? Apa yang kamu lakukan di sini?"
Alis Candra sedikit berkedut, wajahnya yang lembut tadi, sekarang menjadi sedingin es, "Menurutmu?"
"Kamu melukai mata Stella, tentu saja aku di sini untuk menyelesaikan masalah denganmu ."
Saat dia berbicara, kakinya yang panjang melangkah perlahan, dia mendekatiku dengan aura yang sangat dingin.
"Mulutnya tidak bisa dijaga, dia pantas mendapatkannya. Kamu cepat pergi dari sini atau aku akan memanggil polisi!" erangku dengan marah. Aku tidak ingin melihat pria ini walau sedetik pun.
Alis Candra bergerak sedikit, tapi dia masih mendekatiku.
"Kamu mendapatkan dukungan dari Tuan Muda Kelima, karena ada dukungan, kamu menjadi lebih percaya diri," ucap Candra dengan suara rendah sambil berjalan ke arahku.
"Bagus kalau kamu tahu. Kalau kamu menyakitiku, Tuan Muda Kelima tidak akan melepaskanmu. Kamu juga telah melihatnya. Sekarang aku adalah wanita Tuan Muda Kelima, tadi malam kami tidur bersama." Menghadapi pria yang mendekat ini, tatapanku berubah menjadi tegas. Aku memaksakan nada suaraku agar wajahku tidak menunjukkan rasa takut.
Dia adalah seorang laki-laki, jika dia ingin melakukan sesuatu padaku, aku hampir tidak punya kesempatan untuk melawannya.
Aku melihat ekspresi mengejek yang menjadi semakin jelas di wajah tampan Candra, "Kalau kamu tidak memberitahuku, aku bahkan lupa, kamu mengidap penyakit kelamin. Bagaimana mungkin dia tidur denganmu?"
"Kamu ...."
Aku memelototi pria yang hanya cukup mengucapkan satu kalimat tapi sudah membuatku kehilangan akal sehat, tiba-tiba aku mengepalkan tanganku dan memukul dada Candra, "Kamu bajingan, kalau kamu tidak menghinaku, tidak memfitnahku, kamu akan mati, hah!"
Candra membiarkan tinjuku memukulnya beberapa kali, kemudian dia baru meraih pergelangan tanganku. Matanya yang jernih menatapku, "Yuwita, kamu memberikan pertama kalimu kepadaku, seumur hidupmu akan selalu menjadi milikku. Kamu ingat, tidak ada yang bisa memiliki tubuhmu, kecuali aku!"
"Kamu keparat!"
Aku menekuk lututku dan menghantam tubuh bagian bawah Candra. Candra dengan mudah mengelak dan dia malah meraih kakiku yang terangkat, tubuhku tidak stabil dan langsung jatuh ke belakang. Aku berteriak, Candra mengulurkan tangannya yang panjang dan segera merangkul pinggangku.
"Kita belum pernah mencoba pose ini."
Mendengar kata-katanya, aku langsung tersipu. Aku tidak peduli dia tiba-tiba akan melepaskanku dan membiarkanku jatuh atau tidak. Aku meninju dadanya, "Candra, dasar mesum!"
![](https://img.wattpad.com/cover/316146215-288-k45442.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelembutan yang Asing
RomansSuamiku berselingkuh, empat tahun kemudian aku baru mengetahui semua kebahagiaan ini hanyalah omong kosong belaka. Saat darurat, suamiku melindungi wanita itu dan anaknya. Sementara aku dijebloskan ke dalam penjara. Dua tahun kemudian, aku yang tida...