Aku dengan marah mendorong Julia yang sedang berenang kemari. Aku menggendong Denis dan hendak naik, tapi Julia tiba-tiba tersedak air dan mulai berteriak, "Bibi, jangan. Julia tidak mau mati!"
Aku terkejut, "Apa yang kamu teriakkan?"
Julia masih terus memanggil, "Ayah tolong, Julia tidak mau mati. Bibi ingin membunuh Julia!"
Julia bisa berenang, sementara aku hanya mendorongnya dan tidak melakukan apa-apa. Dia jelas sedang memfitnahku.
"Apa yang kamu teriakkan?"
Aku buru-buru menutup mulutnya, tapi tidak disangka ada teriakan marah datang dari belakangku, "Yuwita, apa yang kamu lakukan?"
Punggungku tiba-tiba terasa dingin. Candra datang secara kebetulan.
Terdengar suara percikan air, lalu air memercik di belakangku. Candra melompat turun, lalu berenang dengan cepat. Dia mengulurkan tangannya yang besar dan mendorongku. Dia bahkan mengabaikan Denis yang masih berada dalam pelukanku, air yang memercik dengan cepat membasahi wajah kami. Candra menggendong Julia dengan cepat, "Julia? Julia?"
Kepala Julia penuh dengan air, tangan kecilnya merangkul leher Candra dan menangis sedih, "Ayah, aku tidak menjaga adik dengan baik, adik terjatuh ke kolam renang. Bibi ingin menenggelamkanku, dia menekanku ke dalam air ...."
Kata-kata Julia membuat pikiranku menjadi kosong sejenak.
Ular kecil berbisa ini ternyata menjadi semakin berbisa. Aku berteriak, "Omong kosong apa yang kamu bicarakan? Kamu dengan jelas mendorong Denis ke dalam air!"
"Ayah, aku tidak, aku tidak mendorongnya ... uhuk ...." Julia terus batuk, seolah tersedak air.
Candra menoleh dan menatapku dengan mata kejam. Hanya sekali lirik, sudah langsung membuatku seakan terjatuh ke Samudra Arktik yang dingin dan beku.
Candra menggendong Julia ke darat dan bergegas pergi. Sementara Denis masih dalam pelukanku, wajahnya pucat dan dia terus menggigil.
Saat itu musim gugur dan hanya terciprat air saja akan merasa dingin. Belum lagi seorang anak seperti Denis yang telah lama berendam di air. Aku menggendongnya ke tepian dan naik ke atas. Pada saat ini, masih ada beberapa tamu yang menonton di tepi kolam. Ketika seseorang melihat ini, mereka melepas jas dan menutupi tubuh Denis. Aku mengucapkan terima kasih dan bergegas ke vila utama sambil menggendong Denis.
Tuan rumah tidak tahu apa yang sedang terjadi, tapi sorot matanya berubah seperti tamu lainnya. Sebelumnya, mereka semua sudah menganggapku sebagai ibu tiri yang ingin membunuh Julia.
Julia terbungkus selimut, dia dipeluk erat oleh Candra. Tangan kecil Julia memegang pakaian Candra dan mulut kecilnya terus berkata, "Ayah, aku yang tidak menjaga adik dengan baik, jangan salahkan Bibi. Bibi sangat marah sehingga dia mendorongku ke dalam air. Ayah, jangan salahkan dia, oke? Ayah, katakan padanya kelak aku akan patuh ...."
Aku menatap gadis kecil yang baru berusia tujuh tahun ini dengan kaget. Dia memiliki wajah malaikat, tapi hatinya lebih beracun daripada kalajengking.
Pada saat ini, dia menggunakan kelemahan dan kepolosannya untuk meluluhkan hati ayahnya. Sudut mulut Candra bergetar dan tangan yang memeluk Julia juga bergetar, tapi dia tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun.
Tuan rumah dan para tamu melemparkan pandangan kesal ke arahku.
"Dia memang ibu tiri yang kejam, betapa banyak keluhan dan intimidasi yang diderita anak ini di rumah, sungguh tidak bisa dipercaya."
Orang-orang mulai berbicara tentangku. Mata mereka yang penuh amarah menembak lurus ke arahku seperti seribu anak panah. Aku merasa tertusuk oleh mata orang-orang ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/316146215-288-k45442.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelembutan yang Asing
RomanceSuamiku berselingkuh, empat tahun kemudian aku baru mengetahui semua kebahagiaan ini hanyalah omong kosong belaka. Saat darurat, suamiku melindungi wanita itu dan anaknya. Sementara aku dijebloskan ke dalam penjara. Dua tahun kemudian, aku yang tida...