Gracia meraih tanganku dan mulut kecil komat-kamit seperti senapan mesin yang menyala, "Kakakku berkelahi dengan seseorang di luar hari itu dan dia dipukuli hingga lingkaran matanya menjadi biru. Sangat jelek. Beberapa hari ini dia mengunci dirinya di rumah, tidak berani keluar bertemu orang...."
Tiba-tiba aku tidak bisa berkata-kata. Gadis kecil ini, apakah ada orang yang menjelekkan kakak kandung sepertimu? Ibu dan ayahnya Gabriel tidak ada di rumah, jadi Gracia langsung mengajakku ke atas untuk mencari Gabriel.
"Kak!"
Gracia mendorong pintu kamar Gabriel hingga terbuka, "Kak, Kak Clara datang ke sini untuk mencarimu."
Gabriel sedang berbaring di ranjang, dia menyilangkan kaki yang berbulu tebal, mengenakan singlet dan celana putih. Dia memegang ponselnya dan tidak tahu apa yang sedang dia lihat. Saat mendengar kata-kata Gracia, dia tercengang. Ketika dia melihat aku di pintu, dia terkejut hingga ponselnya terjatuh, lalu dia menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.
"Kalian ... kenapa kalian tidak mengetuk pintu?" Gabriel menatap kami dengan marah dan malu. Meskipun memar di sudut mata dan mulutnya sedikit menghilang, itu masih terlihat jelas, membuat wajahnya yang seperti pria Korea yang tampan terlihat sedikit lucu.
Gracia terkikik, "Kak. Kak Clara bukan orang luar, kenapa kamu begitu gugup? Kak Clara datang ke sini untuk melihatmu, bukan untuk menyakitimu. Kak Clara, begitu kakakku melihatmu, dia langsung merasa gugup. Coba lihat, bukankah sangat lucu?"
Gracia sama sekali tidak memedulikan harga diri kakaknya. Dia terkekeh, merasa kakaknya lucu sekali.
Gabriel kesal hingga wajah dan leher memerah. Dia melemparkan selimut di tangannya, lalu melompat dari ranjang dan meraih kerah gadis kecil itu, "Gadis tengik, mau dihajar, ya? Lihat bagaimana aku menampar pantatmu hari ini!"
Gabriel mengangkat tangannya yang besar dan menampar pantat Gracia. Gracia pun berteriak keras.
"Kak Clara, tolong! Kakakku mau membunuhku!"
Aku tidak bisa berkata-kata. Saat aku hendak memberitahu Gabriel untuk berhenti memukul Gracia, Gabriel sudah melepaskan Gracia. Dia mengambil mantelnya dan mengenakannya sambil mendengus, "Dasar bocah, berani bicara omong kosong lagi, lain kali aku akan mengulitimu!"
Gracia segera berlari ke arahku dan menarik pakaianku. Dia menghindari Gabriel seperti anak kucing yang menghindari harimau sambil memasang wajah nakal, "Kak, terakhir kali aku membawa Kak Yolanda mencarimu, kenapa kamu tidak seperti ini? Akui saja, kamu sebenarnya suka pada Kak Clara, jadi kamu gugup ketika melihatnya, aduh...."
Sebelum kata-kata Gracia terlontar, Gabriel sudah mengejarnya sambil memegang sandal.
Gracia berteriak ketakutan, "Kak Clara, selamatkan aku, kakakku mau membunuh adiknya...."
Aku buru-buru menggunakan lenganku untuk melindungi Gracia, tapi sandal Gabriel juga mendarat ke arah kami. Pukulan ini tidak mengenai Gracia, tapi mendarat di pantatku.
Aku terkejut hingga berseru.
Gabriel juga terkejut, sandal di tangannya langsung jatuh ke tanah. Dia mundur beberapa langkah sambil menatap dengan sepasang mata yang ketakutan, "Kamu ... kamu...."
Gracia terbahak-bahak sambil menutup mulutnya, "Kak, kamu masih bilang tidak suka pada Kak Clara, kamu bahkan memukul pantatnya."
Gadis kecil ini, bahkan aku juga ingin menepuk pantatnya. Gabriel bahkan lebih malu, wajahnya yang merah padam menatap Gracia dengan kejam, "Gadis sialan, tutup mulutmu!"
"Apa yang kalian tertawakan?"
Suara seorang pria yang familier datang dari luar, suara itu sejelas seruling.
![](https://img.wattpad.com/cover/316146215-288-k45442.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelembutan yang Asing
RomanceSuamiku berselingkuh, empat tahun kemudian aku baru mengetahui semua kebahagiaan ini hanyalah omong kosong belaka. Saat darurat, suamiku melindungi wanita itu dan anaknya. Sementara aku dijebloskan ke dalam penjara. Dua tahun kemudian, aku yang tida...