{19} ADEK BARU??

3.1K 767 17
                                    

Ceklek

Velin menatap seorang wanita setelah membuka pintu saat bel terdengar. Wanita yang berdiri di depan Velin menunduk menatap Velin lalu dia membulatkan kedua matanya.

"Kamu anaknya Rasya?" Tanyanya dengan wajah tak percaya.

"Iya... Tante siapa ya?" Tanya Velin.

"Ya ampun udah sebesar ini, Tante temennya mamah kamu. Mamah kamu ada di dalem?" Tanyanya pada Velin.

Velin mengangguk, dia berbalik dan menarik nafasnya dalam-dalam sebelum akhirnya dia mengeratkan pelukannya pada boneka paus yang tengah dia peluk.

"MAMAH RASYA ADA TEMENNYA MAMAH DATENG" teriak Velin.

"SURUH MASUK LAGI DI DAPUR" jawab Rasya takkalah keras.

Teman Rasya tertawa pelan, dia melihat Velin kembali menatapnya dan bergeser memberikan jalan.

"Mereka udah besar ya Ras"

"Iya, lama ga ada kabar kemana aja Lo Sar?" Tanya Rasya pada Sarah teman SMAnya dulu.

"Gue kan harus kerja di luar kota, keluarga juga pindah kesana semua jadi jarang pulang kesini" jawab Sarah.

Sarah menatap Rasya, temannya ini tidak banyak berubah. Masih sama seperti 5 tahun lalu, hanya saja mungkin banyak guratan lelah di wajahnya sekarang. Tentu saja, dia merawat tiga orang sekaligus sekarang.

"Gue dateng kesini sebenernya mau ngasih Lo undangan ke pernikahan gue" kata Sarah sembari memberikan sebuah undangan pada Rasya.

"Sama Rahmat?" Tanya Rasya dan Sarah mengangguk.

Rasya menganggukan kepalanya, padahal dulu mereka sering sekali bertengkar bahkan sampai masuk ke ruang kedisplinan.

"Iya, dia akhirnya bilang serius ke gue, lagian dia yang bikin gue selama ini ga bisa deket kan sama cowo lain. Enak aja gamau tanggung jawab" kata Sarah.

"Hani gantian! Velin mau naik juga"

Di depan Velin menarik-narik baju Hani agar turun dari punggung Luke yang mendadak bercosplay menjadi kuda.

Hani mengangguk, dia turun dari punggung Luke. Luke perlahan duduk dan memegangi punggungnya yang agak encok akibat ulah Hani.

"Loh ko duduk Velin kan mau naik juga"

Luke mantap Velin, dia menggeleng membuat Velin memerah.

"Masa Hani naik Velin engga si, mau naik juga" ucap Velin.

"Main yang lain aja ya punggungnya bisa-bisa patah kalo dinaiki lagi" kata Luke dan Velin menggeleng.

"Mau naik juga! Huaaaaaa mau naik juga, mau kuda-kudaan di punggung! Huaaaa huaaaa"

Sarah tertawa kecil melihat Velin yang menangis kencang di depan. Luke nampak menghela nafas dia melirik Rasya yang menaikan sebelah alis padanya.

"Yaudah sini naik" kata Luke pada akhirnya, dia kembali berjongkok di depan Velin membuat Velin berhenti menangis dan mulai naik keatas punggung Luke.

"Beruntung Ras Lo dapet suami Luke, dia juga yang ngejar-ngejar Lo kan dari kelas 1 SMA" kata Sarah.

Rasya mengangguk, dia menghela nafas melihat Luke yang ambruk keatas karpet lalu Velin kembali menangis. Sedangkan Hani? Dia tengah bermain PS di sebelah Luke dan Velin.

"Yaudah Ras, gue mau langsung pulang. Jangan lupa ya Minggu depan harus dateng. Bawa Hani sama Velin juga"

"Iya, hati-hati Lo di jalan"

Mereka berdua berdiri, Rasya mengantarkan Sarah keluar dari rumah. Setelah melihat temannya pergi Rasya kembali masuk kedalam rumah.

"Udah malem tidur kalian berdua"

Rasya menunjuk Velin dan Hani yang berada di punggung Luke. Hani menoleh, dia menggeleng dan kembali menarik rambut Luke agar pria itu berjalan.

"Yakin?" Tanya Rasya kembali.

Hani menoleh, sedetik kemudian dia segera meloncat turun dan menarik Velin agar turun juga. Hani menarik Velin pergi dari sana menuju ke kamar mereka melihat Rasya memegang sebuah kapak di depan.

"Hiss mengerikan" bisik Velin pada Hani.

"Dah lah Cil, kayaknya mereka mau bikin adek baru buat kita" kata Hani.

Sesampainya di kamar Velin segera merangkak naik keatas tempat tidurnya, namun karena tingginya tidak mencapai atas tempat tidur tubuhnya menggelantung di tepi kasur. Hani yang melihatnya segera mendekat lalu mendorong bokong Velin naik keatas.

"Ck, pendek banget Lo Vel, besok minum susu yang banyak gih biar tinggian dikit" kata Hani.

Velin menoleh ke belakang, dia menatap Hani yang kini tengah berancang-ancang melompat keatas tempat tidur. Bukannya tinggi mereka hanya berjarak 5 cm saja?

Hani memeluk bantal motif Absnya, bahkan seprei kasurnya adalah cogan tampan lima dimensi. Kamar luas itu di huni oleh Velin dan Hani, ada dua tempat tidur, dua lemari pakaian, dan dua meja belajar. Namun kalian bisa melihat perbedaan wilayah dan atmosfer setelah melihat garis diatas lantai yang membentang ke sudut ruangan. Garis wilayah antara Velin dan Hani yang dibuat oleh Rasya ketika keduanya tidak mau berbagi kamar dengan alasan masing-masing.

Wilayah Hani cenderung sangat kalem dengan banyak poster, lukisan, dan barang-barang yang bersangkutan dengan pria tampan apalagi tubuh pria tampan yang menggoda. Sedangkan wilayah Velin di dominasi warna pink dan banyak sekali tempelan lucu ala anak kecil perempuan pada umumnya, ada banyak boneka dan kelambu berwarna pink disana.

"Rasya... Luke... Fighting!!" Gumam Velin setelah ia teringat ucapan Hani tadi saat menariknya ke kamar.

Di luar, Luke tengah mengusap-usap pinggangnya yang agak encok setelah menjadi kuda jadi-jadian untuk Velin dan Hani.

"Kabar dari perusahaan gimana?" Tanya Rasya yang datang meletakan secangkir kopi di sebelah Luke.

"Belum ada, mungkin di tolak lagi... Ternyata nyari kerja halal susah ya" kata Luke.

Rasya mengangguk, beberapa Minggu yang lalu Luke terkena PHK karena perusahaan Luke bekerja akan bangkrut. Rasya juga sudah tidak bekerja menjadi perawat lagi, mereka beberapa Minggu ini hidup dengan uang gaji terakhir Luke. Namun mengingat uang tersebut akan habis mau tak mau keduanya harus mencari pekerjaan lagi.

"Kalo gitu gue besok nyoba daftar lagi ke rumah sakit siapa tau masih di terima" kata Rasya.

Luke menoleh menatap Rasya yang tengah memperhatikan televisi.

"Gausah Ras, biar gue aja. Lo dirumah aja ya jagain tuh dua bocil lagian Lo pasti cape kan kerjain pekerjaan rumah selama ini. Biar gue aja yang cari kerjaan besok, itu tugas gue juga sebagai kepala rumah tangga"

Rasya menoleh, dia menaikan sebelah alisnya. Apa Luke yakin?

"Udah besok pasti gue dapet kerjaan" kaya Luke dengan bangga.

Rasya menghela nafas dia mengangguk dan kembali menatap layar televisi di depan. Luke yang masih menatap Rasya berdehem pelan, dia perlahan mendekat pada Rasya dan menarik gadis itu agar bersandar pada dadanya.

"Ras sebelumnya Lo ga bilang mau ikut keluarga berencana kan?" Tanya Luke.

Rasya mendongak lalu dia menggeleng, membuat Luke mengembangkan senyumnya. Entah kenapa firasat Rasya sedikit tidak enak sekarang.

"Hani sama Velin kan udah lima tahun sekarang, bisa lah kita bikin lagi biar nambah rame ini rumah" bisik Luke.

Luke tersenyum saat raut wajah Rasya perlahan berubah menjadi dingin. Dia dengan cepat duduk dengan tegap dan memegang dua tangan Rasya.

"Ras, kali ini pasti anak cowo, gue pengin anak cowo Ras biar bisa main sama si Juki, nemenin adu ayam lagi di rumah pak RT. Ya... Kalo nanti keluarnya cewe udah gue ga bakal maksa" kata Luke dengan wajah memohon.

Rasya menghela nafasnya, dia kemudian melepaskan tangan Luke dan berdiri. Luke yang melihat Rasya pergi terlihat agak sedih di sofa.

"Ayo mumpung masih jam 9" kata Rasya membuat Luke langsung berdiri dan mematikan televisi lalu berlari kearah Rasya yang sudah masuk kedalam kamar.

TRIO KWEK-KWEKK {🦆³} S²Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang