{18} IDENTITASNYA?

2.6K 724 37
                                    

Albert yang melihat reaksi Rasya mengerutkan keningnya.

"Ada apa nona?" Tanya Albert.

"Ah tidak, dia hanya mirip dengan salah satu sahabat saya di akademi" jawab Rasya yang mulai menetralkan kembali ekspresinya.

Albert mengangguk paham, dia menggulung kain hitam itu dan meletakannya diatas meja.

"Sejak mereka bertemu anak dari penyihir agung mulai kembali fokus dengan segel iblisnya dan menjaga segel tersebut. Mereka berdua akhirnya menikah, kemudian suatu malam segel iblis terlepas dan Zebegas keluar lalu mengacak-acak tempat ini"

"Saat itu semua orang sangat panik, dan istri dari anak penyihir agung sedang mengandung anak pertama mereka. Namun, dia tetap ikut mempertahankan tempat ini bersama suaminya di garis depan. Dia mengerahkan semua kekuatannya sampai pada akhirnya para iblis yang keluar pergi dan kita bisa tenang"

"Namun ketenangan itu tiba-tiba saja hilang saat anak dari penyihir agung beserta istrinya menghilang kemudian tidak lama setelah itu istrinya ditemukan sudah meninggal dalam keadaan terkoyak oleh para monster"

Albert menghela nafas pelan, dia menatap potret keberadaan sepasangan suami-istri itu di bingkai foto.

"Karena anak penyihir tidak juga muncul, banyak yang meyakini bahwa dia mengorbankan dirinya untuk membuat pelindung di wilayah luar kekaisaran dengan bukti ada empat batu yang memiliki kekuatan suci terletak di luar wilayah kekaisaran"

Albert kemudian menatap Rasya sembari mengangkat bingkai foto ditangannya.

"Tapi banyak yang mengatakan juga kalau anak dari mereka berdua masih hidup sampai sekarang" ucap Albert sembari menatap lekat-lekat kearah Rasya.

Rasya hanya diam, dia tidak tau harus menjawab apa karena otaknya sekarang memiliki banyak sekali kemungkinan yang terjadi.

Namun yang jelas, tidak mungkin segel iblis itu bisa terbuka dengan sendirinya. Kemarin Tyo sendiri kan yang melepaskan Luke? Dan seharusnya ada seseorang yang memiliki kekuatan setara dengan Tyo untuk membuka segel tersebut.

Rasya berjalan kembali ke gedung sentral untuk beristirahat karena hari mulai gelap. Dan dia bertemu dengan Candra.

"Lo dari mana aja?" Tanya Candra pada Rasya.

"Dari tempat penyegelan, monsternya udah beres?"

Candra mengangguk, dia mengamati Rasya kemudian menyingkir dari hadapan gadis itu.

"Lo istirahat aja besok Lo yang jaga keluar" ucap Candra sebelum pergi dan Rasya mengangguk.
.
.
.
.

"Huhhh..."

Rasya menghembuskan nafasnya lalu menatap keluar dan bersender pada balkon kamarnya. Bisa Rasya lihat bangunan di sekitarnya yang sudah runtuh bahkan rusak berat. Hanya gedung sentral yang masih berdiri karena dijaga oleh para penyihir. Serta kuil yang masih berdiri di depan walaupun terlihat agak mengenaskan.

Rasya juga ingat ditanah ini juga pimpinan menara menemukannya. Tanah ini adalah tempat iblis Zebegas di segel dan tempat suci yang harus di tembus terlebih dulu oleh para iblis agar bisa memporak-porandakan kekaisaran. Alasannya?

Tentu karena para pendeta dan Saintes yang memiliki kekuatan suci dari sang Dewi bisa menggunakannya untuk menyerang mereka. Tapi pada kenyataannya orang-orang itu malah takut mati dan meminta bantuan pada menara sihir.

Tentu saja hal ini sangat lucu mengingat tugas mereka yang sebenarnya ikut menjaga kekaisaran selain menjadi orang-orang yang dipandang. Namun karena kebanyakan para Saintes dilahirkan dari generasi bangsawan mereka menjadi enggan untuk mengorbankan diri mereka dan memilih berlindung dibalik kaki kaisar. Yang tentu saja kaisar juga berlindung dibalik kaki pimpinan menara sihir.

Di wilayah ini bukan hanya monster yang muncul namun juga iblis tingkat bawah yang kadang kala menyerang pasar dan rumah para penduduk. Anehnya kaisar hanya mengungsikan para pendeta serta Saintes namun dia membiarkan rakyatnya memegang senjata untuk mempertahankan wilayahnya.

Rasya menunduk melihat ada seorang anak kecil yang memegang tongkat tengah melambaikan tangan kearahnya. Rasya tersenyum dan melambaikan tangannya juga. Sudah beberapa hari dia disini dan para penduduk sangat menghormati dirinya dan para penyihir lain. Karena bagi mereka kedatangannya kesini akan menghentikan penyerangan yang terjadi.

Rasya mengusap tangannya sendiri saat semilir angin berhembus melewatinya. Harapan para penduduk yang sangat besar pada mereka membuat Rasya agak tertekan sebenarnya. Para penyihir dari menara bekerja keras siang dan malam untuk membantu para penduduk yang terkena serangan setiap harinya. Mereka juga mengungsikan para lansia dan anak-anak ke belakang gedung sentral makanya Rasya bisa melihat anak kecil tadi berkeliaran di luar.

Rasya berbalik dan masuk kedalam kamarnya, dia harus tidur karena besok mereka akan pergi ke wilayah luar untuk mengetahui kenapa batu yang menjadi pembatas sekaligus pelindung wilayah ini hancur.

*Swoosshhhh*

Terlihat sebuah bayangan berdiri di sebelah Rasya mengamati Rasya dalam kegelapan. Dia hanya berdiri dan menatap Rasya lama sebelum akhirnya dia menghilang begitu saja.

*Srakkkk*

"Wowowowo santai dong..."

Candra menurunkan busur panahnya, dia menaikan sebelah alisnya melihat Luke dengan kaos olahraga dan celana boxer serta sandal sewallow tengah berdiri.

"Ngapain raja dedemit jalan-jalan disini?" Tanya Candra.

"Ya ampun Can, sopan dikit lah sama raja iblis. Btw gue Raja iblis bukan dedemit" jawab Luke dengan santai, pria itu bahkan berjalan menuju Candra dan mengabaikan panah yang tertancap di pohon.

"Lo santai banget ya jalan-jalan di wilayah musuh Lo sendiri" sindir Candra lagi.

"Ya gimana lagi doi gue jadi penyihir kalo doi gue jadi mermaid baru gue cosplay jadi gurita"

Candra berdecak, memangnya mereka berdua sudah resmi menjadi sepasang kekasih. Candra ingin mengatakan kalau tidak mungkin Rasya menerima raja demit segampang ini namun dia tidak ingin melukai hati pria songong ini setelah dia banyak membantunya.

"Kuy ngopi" ajak Luke, dia berjalan melewati Candra sembari bersiul dan memasukan kedua tangannya ke saku celana.

Candra berbalik, dia lalu merapalkan mantra dan sosok Luke perlahan-lahan berubah.

"Lo gausah jadiin gue bencong kaya gini juga kali Can" ucap Luke dengan wujud gadis desa wilayah timur. Rambut ikal sebahu kemudian ada tompel besar di pipi kanan serta jerawat yang menumpuk di sekitar hidung.

"Kalo Lo perempuan jadi gampang dan dengan wujud Lo sekarang Lo ga narik perhatian banyak orang ga kaya tadi" jawab Candra.

Luke menghela nafas lalu meminum secangkir kopi, benar juga diakan sangat tampan jadi akan menarik banyak perhatian. Tapi masa iya dari seorang pria tampan dia berubah menjadi gadis buruk rupa seperti ini!!! Kemana harga diri seorang raja iblis pergi sekarang?!

"Ada yang mau gue omongin tentang.."

"Ya dugaan Lo bener" potong Luke membuat Candra mendatarkan ekspresinya.

"Tau dari mana gue mau ngomong apa?" Tanya Candra sedangkan Luke malah terkekeh.

"Kan gue ini raja iblis, gue bisa baca pikiran seseorang. Bakat ilmiah gue Can.. udah bener dugaan Lo itu.. tapi kalo Velin yang kapan gede kayaknya 4 tahun lagi, bakal jadi semok dia.."

Luke bergeser ke samping saat gelas di tangan Candra terlempar kearahnya. Luke tersenyum melihat Candra yang menatap tajam kearahnya sekarang. Sudah dibilang dia ini bisa membaca pikiran seseorang kan?

TRIO KWEK-KWEKK {🦆³} S²Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang