{11} DAYLAN SUKA NGOLEKSI BONEKA?

4.7K 1K 40
                                    

Hani tiba-tiba saja harus duduk di rumah megah milik Daylan yang terlihat seperti mansion. Jam sudah menunjukan pukul 4 sore dan dia baru saja selesai melakukan pemotretan.

Hani menatap sekeliling yang menjadi sepi, jika Hani lihat-lihat ada beberapa pelayan yang mondar-mandir tadi sebelum mereka menghilang.

"Katanya gue boleh jalan-jalan kan, gas lah gue eksplor ini tempat dibanding diem-diem bae"

Hani berdiri, dia mengambil ponsel dari dalam tas dan mulai keluar dari ruangan tersebut. Hani berjalan di lorong sampai dia berhenti dan menatap pintu besar di ujung lorong yang membuat rasa penasarannya mengucur deras.

"Hm kamar siapa gerangan? Buset kalo gue buka bahhh! Cogan lima biji perut sispek kann lumayann"

Hani mempercepat langkahnya menuju pintu di depan. Di lorong sebrang terlihat Daylan keluar dengan baju santai, saat Daylan menoleh ke samping dia menyerngit bingung saat tidak menemukan siapa-siapa padahal dia yakin ada seseorang yang berjalan di sana.

"Cuma perasaan gue aja kali ya" ucap Daylan yang kembali berjalan.

"Ah gue lupa bawa hadiah buat Minten"

Daylan menghentikan langkahnya lalu dia berbalik dan kembali menuju kamar. Diatas pohon terlihat Daniel yang tengah duduk dan menyedot es teh plastik sedang memperhatikan keduanya.

"Kali ini gue baik lohh sama Lo Han" ucap Daniel yang kini melihat Hani tengah mengamati pintu besar di depan.

Daniel tersenyum melihat Hani yang perlahan membuka pintu dan masuk kedalam ruangan itu.

"Lo mau anggep dia adek juga?"

Daniel hampir meloncat turun karena terkejut dengan suara kakaknya sendiri yang tiba-tiba datang.

"Gue rasa Lo lebih mirip jelangkung dibanding malaikat pencabut nyawa" desis Daniel yang kehilangan es teh plastik yang kini sudah terjatuh keatas tanah.

Kakak Daniel tersenyum, dia lalu ikut duduk di sebelah Daniel dan menatap kedepan.

"Lo rakus banget jadi orang ya" ucapnya.

"Hahaha dia temen adek gue bang jadi wajar dong gue anggep adek juga" jawab Daniel yang kini tengah kembali menyedot es teh yang baru lagi.

Kakak Daniel melirik Daniel, walaupun wajahnya tertutup tapi Daniel dapat melihat ekspresi pria itu yang tengah menatapnya dengan tatapan tajam.

"Ga ada Abang yang modelannya mirip Lo" ucapnya sebelum menghilang.

"Hm terserah" gumam Daniel, dia kembali menatap kedepan dan tersenyum miring.

.
.

Berpindah ke Hani yang kini terdiam membisu menatap sekeliling yang di penuhi dengan boneka seperti manusia tengah duduk, bahkan ada yang digantung diatas.

"Anjir dia punya fetis apa gimana?" Gumam Hani yang merinding menatap banyaknya boneka seperti manusia yang berjenis kelamin perempuan.

"Bahkan di pakein baju mahal cok!"

Hani mendelik melihat salah satu brand ternama masih terpasang di salah satu boneka yang duduk diatas kursi.

Lama-kelamaan bulu kuduk Hani meremang melihat mereka yang menunduk dengan mata tertutup. Disaat Hani mulai ketakutan suara dering ponsel membuyarkan pikirannya.

*Aiyaiyajadinya..*

"Anjir Zion ngapain telpon bikin gue jantungan aja" gumam Hani yang kini menatap layar ponselnya.

"Halo?"

"Lagi dimana? Kenapa belum keluar?" Tanya Zion dengan suara khasnya yang lempeng-lempeng saja.

TRIO KWEK-KWEKK {🦆³} S²Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang