{15} VELIN DIUSIR DARI RUMAH

3.7K 969 41
                                    

*Plaaakkkk*

Suara nyaring tamparan menggema di rumah besar berlantai tiga. Terlihat Velin mematung merasakan sebelah pipinya yang baru saja ditampar oleh ibu tirinya.

"Udah untung saya masih mau nampung kamu disini, malah kamu nyuri yang saya?!"

"Dasar anak sama ibu sama aja jalang" desis wanita yang berdiri di depan Velin.

Kedua mata Velin memanas, dia melirik ke samping dan melihat ada seorang pria yang tersenyum miring kearahnya. Dia adalah adik tiri Velin yang baru saja pindah kerumah ini beserta ibunya.

"Bukan Velin yang ngambil uang, itu uangnya Velin" ucap Velin dengan setetes air mata yang luruh.

"Masih mau ngelak? Dari mana kamu dapetin yang segitu banyaknya hah! Jual diri mirip ibu kamu?!" Bentak ibu tiri Velin yang sudah mendorong kening Velin kebelakang.

"Ada apa ribut-ribut malem-malem begini?" Suara bariton seorang pria membuat mereka menoleh dan mendapati ayah Velin tengah masuk kedalam rumah.

"Mas anak kamu ini masa dia ngambil uang aku 2 juta" ucap ibu tiri Velin.

Velin menggeleng, dia tidak mengambilnya sungguh. Memang ada dua dua juta di dalam tas Velin, tapi yang itu pemberian Rasya yang diberikan agar Velin tidak pulang berjalan kaki lagi.

"Engga ayah Velin ga nyuri itu uangnya Velin" ucap Velin.

"Uang kamu? Dari mana?" Tanya sang ayah yang sekarang mendekat pada Velin.

"Ayah itu beneran uangnya Velin, Velin ga pernah ngambil uang di kamar mamih" cicit Velin yang melihat ayahnya sudah menatapnya dengan tatapan tajam.

"Liat mas dia masih ga ngaku padahal Nizam udah temuin uang dia juta di tas dia" ucap sang ibu tiri.

Velin masih terus menggeleng, bukan dia pelakunya. Velin menatap sang ayah dengan wajah memerah. Apa dia tidak akan percaya dengan anaknya sendiri? Darah dagingnya?

*Plakkkkk*

"Ayah besarin kamu bukan buat jadi maling Velin!" Bentak sang ayah.

Velin memejamkan matanya kembali merasakan perih di sebelah pipinya. Dia mengepalkan tangannya sendiri sebelum menatap sang ayah.

"Ayah Velin ga nyuri, itu uangnya Velin" ucap Velin dengan bibir bergetar.

"Uang darimana! Kamu kerja aja bukan gausah bohong!"

Velin mundur kebelakang saat ayahnya kembali membentaknya dengan suara keras. Velin mengigit bibirnya sendiri, dia kemudian menatap Nizam yang tertawa tanpa suara di belakang.

"I-itu uang dikasih sama Rasya, dia kasian karena ayah ga pernah jemput Velin lagi. Ayah juga engga nyuruh supir buat ngejemput Velin. Sedangkan uang saku Velin....ayah kan ga pernah kasih lagi setelah mamah pergi" ucap Velin dengan air mata yang luruh.

"Kaki Velin sakit masa berangkat sama pulang jalan kaki terus, sepedanya juga rusak Velin pernah minta ayah buat benerin sepedanya lagi tapi ayah ga mau kan katanya Velin harus hemat. Tapi ayah malah beliin Nizam motor baru kemaren" tambah Velin.

"Velin kan anak ayah, kalo emang mamah Velin main sama om-om di luar sana kan mamah Velin yang salah bukan Velin. Kenapa ayah juga jadi benci sama Velin? Velin gatau apa-apa loh. Ayah nikah lagi sama mamih juga ga bilang sama Velin kan? Tiba-tiba ayah ngilang gitu aja, Velin kelaperan tau dirumah yang besar dan ga ada pembantunya sama sekali. Untung ada Rasya sama Hani yang kasih makan Velin"

Setetes air mata Velin luruh, dia menunduk dan mengusap air matanya serta ingusnya sendiri.

"Velin lagi sakit ayah ga peduli kan? Ada supir sekarang sama pembantu tapi tetep aja Velin harus jalan kaki ke sekolah. Velin cape... Kakinya sakit ayah..." Lirih Velin.

TRIO KWEK-KWEKK {🦆³} S²Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang