{17} YA AMPUN!

2.4K 773 42
                                    

Reyhan kembali membuka matanya saat dia mendengar suara seseorang menangis. Apa itu suara Velin? Reyhan langsung menyalakan lampu dan berlari keluar.

Dia menyerngit mendengar suara menangis dari arah kamar Naomi. Dengan cepat Reyhan membuka pintu kamar Naomi karena dia sendiri juga khawatir. Namun saat membuka pintu kamar sang adik Reyhan terdiam syok melihat adiknya berlumur darah tengah terbaring meringkuk diatas kasur.

"Hiksss sakit hikss.... Lili jangan hiks... Sakit..."

"Naomi"

Reyhan mendekat, dia lalu mencoba mengangkat Naomi. Bisa dilihat ada boneka Velin di sebelah sang adik.

"Hihihihihihi"

Reyhan menoleh ke jendela, dia melihat jendelanya terbuka dan muncul sosok anak kecil memakai piyama tidur tengah menggantung di jendela dengan wajah menyeramkan.

"Ketemu"

"AAAAAAAAAAAAAAAA uhuukk uhukkk"

Reyhan bertambah panik melihat Naomi yang memuntahkan darah segar. Dia lalu mencoba mengangkat Naomi dan menyadarkan adiknya dengan menepuk pelan pipi Naomi.

"Naomi... Naomi.." panggil Reyhan.

"Uhukk... Abangg bonekanya jahat abanggg sakit... Naomi sakitt" tangis Naomi.

Reyhan yang melihat adiknya semakin sekarat segera mengendong Naomi dan berlari keluar kamar. Dia berlari ke lantai satu berharap bisa bertemu dengan sang ayah namun dia malah melihat hal yang sangat mengerikan.

Ibunya menggantung di lampu lantai bawah dengan kondisi mengenaskan. Sang ayah terduduk di kursi meja makan dengan dua pisau yang menusuk di kedua matanya.

"Hihihihihihi"

Reyhan berbalik, dia menatap sosok gadis kecil yang berjalan pincang kearahnya. Gadis itu membawa boneka Velin dan mengeluarkan darah dari sekujur tubuhnya.

"Jangan mendekat!" Ucap Reyhan sembari mundur kebelakang.

"Mereka jahat"

Reyhan berjalan menuju pintu keluar dan mencoba membuka pintu besar itu walaupun usahanya gagal karena pintunya tidak bisa terbuka.

"Mereka jahat"

Reyhan kembali menatap kebelakang melihat sosok gadis kecil tadi yang berdiri beberapa meter darinya. Sosok gadis kecil di depan tiba-tiba saja menangis membuat Reyhan terkejut.

"Mereka jahat, mirip orang-orang itu"

Reyhan tidak menghiraukan ucapannya dan terus mencoba membuka pintu karena adiknya terus-menerus memuntahkan darah.

"Kamu juga jahat mirip mereka?"

Reyhan terdiam membisu saat tangan dingin yang lengket dengan darah menyentuh pipinya. Reyhan memejamkan matanya sejenak, tidak ini pasti hanya mimpi. Ya hanya mimpi, dia harus bangun sekarang.

"Kamu jahat juga?"

Suara tadi benar-benar terdengar jelas di telinga kanan Reyhan. Seolah-olah gadis itu menempelkan bibirnya di telinga Reyhan.

*Brakkk*

Pintu terbuka dan Reyhan langsung menatap siapa yang berdiri di depannya sekarang. Nenek Velin melotot melihat Naomi dan Reyhan yang berlumuran darah.

"Cepat masuk ke mobil kita ke rumah sakit sekarang" ucap nenek Velin yang menarik Reyhan.

Reyhan masih syok, dia berjalan dengan wajah linglung kedalam mobil dibantu supir nenek Velin. Sedangkan nenek Velin menatap kedalam rumah, dia bisa melihat sosok anak kecil yang berdiri di depan tengah tersenyum kearahnya.

TRIO KWEK-KWEKK {🦆³} S²Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang