"Kalian ngerasa aneh engga si?" Tanya seorang pria yang duduk di salah satu bangku kantin.
"Badan aku pegal-pegal semalem terus ga bisa tidur" ucap seorang gadis yang kini mengusap bahunya.
Hani menaikan sebelah alisnya merasakan dia tiba-tiba memegang penjepit makanan dan meletakan satu gorengan keatas piring. Hani juga kebingungan merasakan tubuhnya menjadi berat dan memakai pakaian yang aneh mirip ibu-ibu penjual mendoan di kantin sekolahnya.
"Aku juga mimpi aneh semalem"
Hani kembali menatap kedepan dimana duduk 5 murid yang tengah mengobrol. Hani lalu mengambil satu mendoan dan memakannya sembari menyimak percakapan mereka.
"Liydia kamu gapapa?" Tanya seorang gadis yang mirip dengan Velin yang Hani tebak adalah emak Velin.
"Gapapa" jawab gadis yang dipanggil Liydia.
Terlihat wajah gadis itu memang pucat dan dia sedari tadi menunduk tidak menyentuh baksonya sama sekali.
"Mubazir Cok itu keliatan enak baksonya mana gede-gede plus berurat" gumam Hani.
Hani bisa melihat ibu Velin nampak khawatir dengan gadis bernama Liydia. Dia terus menerus menatap Liydia yang menunduk.
"Nanti malem kita tinggal ke pinggir taman kota kan yang sepi buat bikin video kelanjutannya?" Tanya gadis lainnya.
"Iya" jawab pria yang Hani pikir-pikir mirip dengan ayah tampan Candra.
"Gila satu keluarga memang gudluking semua si keluarganya Cancan" gumam Hani sembari menyipitkan matanya.
"Kalian udah kasih naskahnya belum?"
Hani beralih menatap gadis dengan rambut yang di kuncir satu dan menenteng buku diary mendekat ke meja.
"Udah tadi aku kasih ke Vion" ucap ibu Velin.
"Oke, Liydia kenapa? Lagi sakit? Kalian juga keliatan pucet. Jaga kesehatan lah bentar lagi ujian kelulusan, kalian mau lulus kan?"
"Wahh emak gue emang sedari muda udah cerewet ya" gumam Hani yang kini memeluk tiang di sebelahnya.
"Jangan lupa juga kumpulin hasil videonya ke aku nanti"
Semuanya mengangguk lalu ibu Hani pergi dari sana begitu saja. Tiba-tiba saja pandangan Hani memburam dia mengusap matanya dan sekarang dia merasakan semilir angin yang membelai pipinya.
"Liydia kamu kenapa?!"
Hani langsung menatap kedepan menyaksikan salah satu dari gadis yang duduk di meja kantin tengah terduduk di atas rumput dan menatap Liydia yang mengangkat tangannya.
"Kamu harus mati" ucap Liydia.
"Liydia kamu kenapa! Jangan bercanda kaya gini ga lucu! Dimana Pamella dan yang lainnya?"
"Mereka juga akan mati bersamamu"
Liydia perlahan mencekik leher temannya yang meronta-ronta di depan.
"Lepas!! Lepasin Liydia. Kamu kenapa ughhh"
Tangan gadis itu bergerak liar kearah wajah Liydia dan mencakar wajah Liydia namun Liydia masih mencekik lehernya tanpa ekspresi sama sekali.
"Ughhh hukkk uhukkkk ughhhh"
Liydia melepaskan cengkramannya saat gadis itu sudah tidak memberontak dan kehilangan nafas. Dia lalu berdiri melihat temannya yang berbaring tak bernyawa diatas rumput.
Tess
Liydia mengusap darah yang menetes di pipinya bekas cakaran tangan temannya sendiri sebelum dia berbalik dan pergi dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRIO KWEK-KWEKK {🦆³} S²
FantasiSelamat datang di season 2 Trio Kwek-kwekk<3 Kisah tiga gadis penjelajah novel (Rasya,Hani,Velin) ditambah satu cogannya Velin si Candra. Jangan lupa tambahin ke perpustakaan dan daftar baca kalian ya ☺️ Jangan lupa follow akun qia terimakasih <3 S...