{18} TERTANGKAP...

2.3K 731 30
                                    

Rasya membantu Max menuju istana dan mereka kini sudah berdiri di depan gerbang istana yang sepi. Keduanya masuk kedalam dan melihat sekeliling.

"Kemana perginya semua penjaga?" Tanya Rasya, bukankah seharusnya ada beberapa penjaga setidaknya untuk melindungi keluarga kekaisaran saat ini?

Max juga nampak kebingungan, masalahnya ayahnya tidak pernah mengosongkan istana. Apalagi ada keluarga kekaisaran di dalam, kecuali jika bukan ayahnya yang memberikan perintah.

Prokkk prokkk prokkk

Rasya menoleh ke samping diikuti Max, dan mereka berdua menemukan dua orang yang tengah berjalan kearah mereka.

"Akhirnya datang juga" ucap Zebegas.

Max menatap tajam iblis yang sekarang berhenti beberapa meter di depan mereka. Sedangkan Rasya menatap lurus kearah pimpinan menara abal-abal.

"Ilmu pedang Lo sedikit bagus kan?" Tanya Rasya pada Max.

Max menoleh, belum sempat dia menjawab Rasya sudah melemparkan satu pedang padanya. Gadis itu kemudian bergumam dan muncul masing-masing satu pedang di tangannya.

"Karena tongkat sihir gue dikasih ke Hani, gue ga bisa gunain sihir secara maksimal. Ulur waktu aja sampe bantuan datang, gue yakin ga akan lama" ucap Rasya.

Rasya melirik kearah Max, dia memejamkan matanya sejenak lalu kembali membukanya dan terlihat sebelah bola matanya berubah.

Daniel di balik topengnya tersenyum, kalau begitu dia juga tidak akan menggunakan kekuatannya secara maksimal.

Swoosshhhh

Tranggggg

Daniel menahan dua pedang di tangan Rasya dengan mudah. Dia menatap Rasya yang nampak menahan amarahnya dengan senyuman tipis.

Daniel mengayunkan tangan kanannya yang masih memegang pedang membuat Rasya langsung meloncat ke belakang dan menghindar.

"Gue tau ini Lo bang, gausah Lo pake topeng curian Lo itu lagi" ucap Rasya.

Daniel tertawa, dia mengangguk dan melepaskan topengnya. Rasya bisa melihat ada beberapa simbol yang mulai berjalan di sekitar wajah pria itu.

"Padahal gue mau bikin surprise buat Lo" ucap Daniel.

Rasya mencengkram erat pedang ditangannya, dia kembali maju kedepan dan menyerang Daniel dengan membabi buta.

"Gue benci banget sama Lo" desis Rasya sembari mengayunkan pedangnya.

Tranggggg

"Kenapa Lo harus ikut campur di setiap kisah hah! Kenapa Lo harus jadi antagonisnya bang?" Lanjut Rasya.

Daniel menghindar dengan santai, dia bahkan hanya mengayunkan satu tangannya untuk menahan serangan Rasya.

Tranggggg

"Lo mau tau jawabannya?" Tanya Daniel yang mulai serius dengan serangan-serangannya pada Rasya.

Sringggg

"Karena gue ini antagonis di hidup Lo, selalu begitu dimanapun Lo berada" jawab Daniel yang berhasil menghunuskan pedang di leher Rasya.

Rasya terdiam sejenak, dia mengatur nafasnya yang memburu dan menatap lekat Daniel di hadapannya. Rasya tersenyum miring lalu dia melirik kearah satu tangannya yang menghunuskan pedang kearah dada Daniel.

"Kalo begitu gue ga bakal berhenti dan biarin Lo menang gitu aja" ucap Rasya dengan perasaan sesak yang luar biasa di dalam dadanya.

"Lo boleh jadi antagonis di hidup gue, dimanapun gue berada dimanapun gue berdiri. Tapi jangan lupa juga, gue itu pedang bermata dua yang bisa kapanpun hancurin Lo entah dari depan ataupun belakang" kata Rasya melihat salah satu pedangnya mengambang dan mengarah ke leher Daniel dari belakang tubuh pria itu.

TRIO KWEK-KWEKK {🦆³} S²Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang