{12} AYAH MULAI INTROPEKSI DIRI GAES

4.8K 1.1K 23
                                    

Fernando masuk kedalam ruang rawat inap dimana ada Velin yang terbaring diatas kasur rumah sakit. Di sofa ada Rasya, Hani dan Candra yang tengah memakan makanan yang dibeli supirnya dengan lahap.

Hani mendongak menatap sang ayah yang berjalan masuk. Dia lalu tersenyum dengan sepotong paha ayam di tangan kanannya. Fernando ikut tersenyum lalu duduk di sebelah Hani dan mengusap pipi Hani yang terdapat seupil nasi disana.

"Maafin ayah ya, kalian boleh marah ke ayah sekadang" ucap Fernando.

Hani menggeleng, roti sobek ayahnya ini sangat menggoda kawan jika dia menghantam roti sobek pria ini dan nantinya lecet maka Hani sendiri yang akan rugi.

"Tapi sebagai hukuman ayah harus main sama kita, tidur sama Hani sama Velin dan ga boleh tinggalin kita lagi" ucap Hani.

Fernando mengangguk, dia lalu menatap Rasya yang sedari tadi asik memakan makanannya.

"Sekarang kalian bisa cerita ke ayah kenapa di tubuh kalian banyak lebam" kata Fernando.

Rasya kali ini mendongak menatap Fernando dengan mulut penuh daging. Fernando kemudian tersenyum pada Rasya.

"Gausah takut ayah bakal dengerin kalian dan ga bakal marah kalo emang kalian nakal"

Rasya menganggukan kepalanya, dia lalu mulai menceritakan bagaimana awal semua lebam di tubuh mereka ada. Bagaimana Sarah memukul mereka saat mereka merengek meminta makanan karena lapar. Bagaimana perlakuan Sarah pada mereka yang tidak segan mengguyur mereka dan mengurung Velin di kamar mandi.

Alasan Sarah menjadikan Velin sebagai bahan untuk mengancam adalah karena dia tau bahwa Velin disayangi oleh mereka bertiga jadi selama dia terus mengancam akan memukul Velin lagi maka mereka tidak akan mengadu pada Fernando.

Fernando yang mendengar semua cerita Rasya terdiam membisu. Dia sungguh tidak menyangka wanita yang dulu berkata akan menjaga mereka dan menyayangi keempatnya sebagai anak malah menyiksa mereka sampai seperti ini.

Apalagi Candra, karena Sarah tau kalau Candra bukanlah anak kandung Fernando jadi dia tidak segan-segan mengangkat tangannya kearah Candra. Bahkan dia memukul Candra dengan gagang sapu berulang kali hanya karena dia menatap Sarah dengan tatapan tak suka.

.
.

Velin kini sudah bangun dan sedang menikmati makanan yang di suapkan oleh sang ayah, dia duduk dengan tenang di pangkuan Fernando. Di depan Hani dan Rasya sedang bermain dan Candra tengah menonton televisi.

"Mulai besok ayah bakal kerja dari rumah" kata Fernando.

Hani menoleh dia lalu mengangguk dan kembali mengangkat boneka laki-laki yang ber-abs. Fernando kembali menyuapi Velin makanan di tangannya. Demam Velin sudah turun namun gadis ini masih terlihat pucat. Ketiga anaknya yang lain juga menerima perawatan medis untuk menyembuhkan luka-luka di tubuh mereka.

Fernando menghembuskan nafasnya pelan, dia lalu mengambil botol susu dan menyerahkannya pada Velin.

"Ayah pikir kalo ayah menikah lagi kalian bisa dapet sosok ibu yang bisa sayang sama kalian tapi ayah salah, maafin ayah ya" ucap Fernando.

"Sekarang ayah mau nanya ke kalian, kalian masih mau nganggep Sarah sebagai ibu kalian?" Tanya Fernando dengan hati-hati.

Velin mendongak menatap Fernando dengan mulut yang masih menyedot susu. Wajah pria itu terlihat sangat bersalah sekarang. Velin lalu menatap kedepan dimana Rasya kini tengah menatapnya.

Rasya kemudian menganggukan kepalanya pada Velin, Hani juga mengangguk membuat Velin menyerahkan kembali susunya ke tangan Fernando.

"Ayah Velin takut" ucap Velin yang kini menunduk.

"Kalo mamah pukul Velin lagi, terus masukin Velin ke kamar mandi gimana?" Tanya Velin yang mendongak dengan air mata yang sudah menumpuk di pelupuk matanya.

"Velin gamau pulang, jangan pulang ya ayah jangan pulang kerumah" ucap Velin lagi dengan bibir bergetar.

Fernando yang menatap Velin segera memeluk Velin. Dia menganggukkan kepalanya, sepertinya Velin memiliki trauma sekarang. Dokter bilang ada kemungkinan mereka akan trauma bertemu dengan Sarah lagi dan kembali ke rumah itu. Dilihat dari kondisi mereka yang parah terutama Velin yang masih kecil membuat dokter menyarankan agar Fernando membuat keputusan yang baik bukan hanya untuknya saja tapi untuk keempat anaknya.

"Iya kita ga bakal pulang ke sana, besok kan Kakak Rasya mau masuk sekolah, gimana kalo kita pindah ke rumah yang deket sama sekolah?" Tanya Fernando pada mereka.

Velin menganggukan kepalanya sembari menangis, Rasya juga mengangguk setuju. Jika seperti ini dia akan memilih sekolah dimana wanita yang akan menemani Fernando sampai akhir hayatnya nanti bekerja. Bukanlah ini malah menjadi lebih mudah untuk mereka mendekatkan pria ini dengan pemeran utamanya?

"Sttt jangan nangis nanti anak ayah matanya jadi merah, ayo makan lagi habis itu minum obat terus tidur ya, ayah temenin Velin sampe tidur. Mau dinyanyiin lagu Nina Bobo? Atau dibacain cerita dongeng serigala lucu?" Tanya Fernando pada Velin.

.
.

Fernando kini berjalan masuk kedalam rumah setelah menidurkan keempat anaknya untuk tidur siang. Dia tidak akan ke kantor hari ini dan David akan mengantikan semua kegiatannya.

Fernando membuka pintu kamar, di belakangnya ada sang supir yang membawa sebuah berkas dan amplop tebal.

"Mas"

Sarah segera berdiri dari duduknya, dia lalu tersenyum bagaimanapun dia ini cantik pasti Fernando juga sudah terpesona olehnya.

"Ini surat perceraian"

Seketika Sarah terdiam melihat dokumen yang di berikan oleh Fernando. Apa katanya surat perceraian? Sarah menggeleng pelan namun Fernando tak bergeming di tempat.

"Tenang saja saya sudah menyiapkan uang untuk kompensasinya, lagi pula saya belum menyentuh kamu sama sekali" kata Fernando.

"Mas ini bercanda kan?" Tanya Sarah.

"Mas mereka anak-anak nakal kamu masih percaya sama omongan me-"

*Pllaaaaaakkkkkkkkkkk*

"Jangan asal bicara mengenai anak-anak saya" desis Fernando setelah menampar Sarah.

"Saya kecewa, saya menikahi kamu bukan untuk menyiksa mereka. Kalau kamu keberatan karena urusan rumah saya sudah pernah bilang tidak papa menyewa asisten rumah tangga tapi apa kata kamu kemarin? Kamu bilang gausah saya bisa sendiri membersihkan rumah" kata Fernando.

"Tapi ternyata kamu sendiri malah memperbudak anak saya" lanjut Fernando yang sudah geram.

"Cepat tandatangani surat perceraiannya" perintah Fernando pada Sarah.

Sarah menatap tak percaya kearah Fernando, dia lalu merebut dokumen perceraiannya dan mengangguk. Sarah berjalan menuju meja dan mengambil pulpen disana. Dia segera menandatangani suratnya lalu menyerahkannya kembali ke Fernando.

"Saya masih punya hak atas kekayaan kamu, saya ini mantan istri kamu sekarang jadi saya mau ambil bagian saya sebagai istri kamu" ucap Sarah.

Fernando memberikan kembali surat perceraiannya pada supirnya. Dia lalu memberikan amplop berisi uang pada Sarah.

"Siapa bilang? Semua harta saya sudah saya bagikan pada keempat anak saya secara hukum, kamu tidak berhak sama sekali atas sepeser pun uang saya tapi karena saya berbaik hati saya masih memberi kamu pesangon untuk pulang" ucap Fernando.

Fernando berbalik, dia lalu berjalan keluar dari kamar Sarah sedangkan wanita yang menyandang status sebagai janda itu hanya bisa terdiam syok.

"Dan rumah ini sudah saya jual, jadi cepat kemasi barang-barang kamu dan pergi dari sini" tambah Fernando sebelum melangkah keluar dari pintu kamar Sarah.

"Sial" desis Sarah yang sekarang mengacak rambutnya.

Selama dia menikah dengan pria itu dia tidak kekurangan apapun, dia bahkan bisa membeli banyak barang mewah dan memamerkannya ke teman-temannya. Tapi sekarang? Aish sial sekali.

TRIO KWEK-KWEKK {🦆³} S²Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang