{13} KESELONG?

4.4K 1.1K 154
                                    

Elina dibawa ke kamar yang kemarin Rasya masuki. Kini dia duduk diatas kasur bersama Marcel yang duduk di sebelahnya.

"K-kenapa kamu mirip bonekanya?" Tanya Elina pada Marcel.

"Boneka itu adalah wadah bagi jiwa ini"

Elina mengerutkan keningnya mendengar jawaban Marcel. Marcel yang melihatnya tersenyum, dia berdiri dan berjalan menuju meja di depan.

"Ayahku adalah manusia sedangkan ibuku adalah iblis" jelas Marcel.

Mendengar hal itu Elina masih terdiam kebingungan harus bereaksi apa. Dia tidak pernah mempercayai adanya makhluk halus sebelumnya.

"Dan aku terlahir dengan kondisi yang mirip dengan ibuku, jadi aku membutuhkan wadah untuk menampung jiwaku" lanjut Marcel.

"Tapi Elina..."

Marcel berbalik, dia mendekati Elina dan berjongkok di depan gadis manis itu. Marcel mengenggam tangan Elina dan menciumnya.

"Sejak pertama kali aku melihatmu masuk ke kastil ini aku sudah jatuh cinta denganmu" ucap Marcel.

"Tapi kamu kan bukan manusia" lirih Elina.

Marcel mendongak menatap Elina, dia meletakan tangan Elina di pipinya dan tersenyum. Senyuman yang sangat manis, Elina terdiam sejenak melihat pria tampan itu tersenyum.

"Maka dari itu bantu aku agar bisa menjadi manusia"

Elina mengerjapkan kedua matanya, bagaimana cara Marcel bisa menjadi manusia?

"Caranya?" Tanya Elina pada Marcel.

Marcel tersenyum dia berdiri dan mengusap pipi Elina.

"Tumbalkan salah satu temanmu yang memiliki aura jiwa paling manis" bisik Marcel.

"T-tumbal?" Tanya Elina dengan wajah kebingungan.

Marcel menganggukan kepalanya, Elina nampak terkejut dan dia segera menggeleng.

"Engga, mana mungkin aku mau tumbalin sahabat aku sendiri" ucap Elina.

"Elina.... Kita bisa hidup bersama setelah ini, kastil ini adalah peninggalan ayahku dan nantinya kau akan menjadi nyonya disini" ucap Marcel.

"Tapi..."

"Kau pasti masih berfikir aku hanya sebuah ilusi kan?" Tanya Marcel pada Elina.

Elina terdiam, perlahan Marcel mendorongnya keatas kasur dan menindih tubuh gadis itu.

"Apa perlu kita buktikan sekali lagi?" Bisik Marcel di sebelah telinga Elina.

Elina memejamkan matanya saat Marcel mulai mengendus lehernya, pria itu mencium leher Elina dan meninggalkan bekas disana. Marcel bangun, dia tersenyum melihat Elina yang memejamkan kedua matanya dengan wajah memerah. Perlahan Marcel melepaskan pakaian yang dia pakai dan dia kembali mencium Elina.

.
.
.

Di luar saat matahari sudah tenggelam Rasya dan kawan-kawan baru berjalan kembali di jemput oleh Butler dan Caterina yang datang membawa jas serta payung.

"Cuaca disini memang berbeda dengan kita, kadang bisa mendadak turun hujan seperti ini" ucap Butler.

Brian menganggukan kepalanya, setiap daerah memang memiliki curah hujan yang berbeda-beda. Rasya yang berjalan di sebelah Jeff mengamati gelagat Caterina yang berjalan di sebelah pria itu.

*Swossshh*

Perlahan kabut mulai turun, membuat Butler memerintahkan agar mereka mempercepat langkah mereka sebelum kabut benar-benar menutupi jalan dan membuat mereka tersesat.

TRIO KWEK-KWEKK {🦆³} S²Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang