{17} MODUS

2.4K 731 20
                                    

Hani membuka lebar-lebar matanya melihat beberapa cogan bertelanjang dada berlarian di depan. Inilah surga dunia saat melihat para cogan dengan tubuh atletis berabs yang montok tengah berolahraga.

"Sedep betul mata gue kalo liat beginian"

Mereka duduk di bawah pohon dan tengah meminum sebotol air setelah mereka sampai di alun-alun. Velin mengunyah bakpao dan menatap Candra yang duduk di hadapannya.

"Anjayy ada delepan! Vel liat Vel ada delapan abs montoknya" heboh Hani.

Velin memiringkan kepalanya hendak mengintip keluar namun Candra langsung menangkup wajahnya dan menggeleng.

"Candra awass Velin mau liat abs montok" Velin mencoba melepaskan tangan candra di kedua pipinya namun gagal.

"Kasian bocil sudah berpawang makanya jangan berpawang dulu mirip gue jadi bisa jelalatan kesana kemari mencari Abs montok" celetuk Hani.

"Ga boleh liat masih kecil belum dewasa"

Velin mengerutkan keningnya, kecil bagaimana! Dia sudah SMA! Ya walaupun dulunya saat mati dia masih smp. Tapikan dia sudah lama berkelana disini! Jadi sudah dewasa iya kan...

"Tapikan pengin liat" gumam Velin.

"Udah lah Can lepasin aja, mubazir kalo ga diliat juga"

Velin menganggukan kepalanya namun Candra menggeleng. Velin memajukan bibirnya kedepan melihat gelengan Candra. Candra yang melihat wajah badmood Velin segera menangkat kaosnya dan memasukan Velin ke dalam kaosnya.

"Wahhhh" Velin mengerjapkan kedua matanya melihat perut Candra yang berabs.

Velin menghitung Abs milik Candra, ada enam.... Lumayan lah. Candra mengintip velin dari kerah bajunya dan Velin segera tersenyum lalu memeluk candra dan kembali memakan bakpaonya.

"Tadi gue liat depan rumah Lo rame Vel ada apaan?" Tanya Hani mengingat kembali saat dia bersepeda melewati rumah Velin.

"Ayahnya Velin pulang" jawab Velin yang masih sibuk mengunyah di depan dada Candra.

"Ayah Lo? Tapi gue liat rame banget njir gue kira ada acara apa gitu gue mau numpang makan" mumpung dia belum sarapan dan masakan nenek Velin memang Hani akui lezat.

"Ternyata ayahnya Velin udah punya anak 3, Velin baru tau" jawab Velin.

Hani menaikan sebelah alisnya melirik Velin yang ada di dalam kaos Candra. Maksudnya? Candra terlihat hanya diam mencoba berspekulasi tentang ayah Velin. Pria yang tadi bernama Reyhan terlihat lebih tua dibandingkan Candra dan dia mirip dengan ayah Velin. Jadi ayah Velin berbohong dan menikah dengan ibu Velin saat dia sendiri sudah mempunyai istri dan anak?

Rasya berdiri dan naik keatas sepedanya. Dia lalu menatap Hani dan Candra.

"Satu putaran lagi habis itu pulang, gue ada urusan" ajak Rasya.

"Gas lahh" Hani berdiri dan naik keatas sepedanya. Candra juga berdiri mengeluarkan Velin dari dalam kaosnya lalu mengajak Velin naik keatas sepeda.

Mereka berempat kembali memutari alun-alun, Hani nampak bersemangat mengayuh sepedanya menyusul Rasya bahkan dia hampir masuk ke got alun-alun.

Candra sendiri mengayuh sepedanya pelan dengan boneka Velin yang duduk di keranjang depan. Tentunya agar Velin bisa leluasa memeluknya. Candra mengusap tangan Velin yang melingkar di perutnya, dia akan berbicara dengan Rasya dan Hani nanti. Mengenai apa yang dia temukan semalam.

.
.
.
.

Bianca menatap Velin dengan tatapan sengit, gadis gila itu bisa dekat dengan Candra. Apa sebenarnya kelebihan Velin? Cuma karena cucu konglomerat saja mungkin tidak lebih dari itu.

TRIO KWEK-KWEKK {🦆³} S²Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang