{15} GA JADI MATI NIH

3.9K 956 27
                                    

Hani berjalan melewati lorong kelas sebelum dia berbelok dan masuk kedalam kelasnya. Seketika Hani melebarkan kedua matanya mendapati dua sosok sahabatnya yang kini duduk di bangku dan tengah memakan camilan.

"Anjing kalian ga jadi mati juga Cok?!!" Ucap Hani dengan suara cempreng.

Seketika beberapa murid yang memang sudah ada di kelas menatap Hani dengan berbagai macam ekspresi. Hani tidak memusingkan tatapan mereka, dia memilih berjalan menuju Rasya dan Velin.

"Kalian ga mati juga? Ya ampun gue kira cuma gue yang still alive disini" ucap Hani setelah dia duduk di depan Rasya dan Velin.

"Engga jadi" jawab Rasya.

Hani mengangguk paham, dia mengambil camilan di atas meja dan memakannya. Kalau Rasya mungkin saja dia sudah berhasil menaiki guru cogan itu atau merayunya dengan pelet-pelet cinta tapi Velin?

"Vel gimana ceritanya Lo bisa selamet dari adegan tusuk menusuk di gang sempit remang-remang?" Tanya Hani pada Velin.

"Velin-"

*KKRIIIIIIINNGGGGGG*

Suara nyaring bel membuat Velin menutup kembali mulutnya dan Rasya segera berdiri lalu duduk di sebelah Hani.

"Nanti aja kita ngegibah sekarang jamnya pak Mamat" ucap Rasya dan Velin mengangguk di susul Hani.

Pak Mamat adalah guru yang terkenal killer di kalangan murid lainnya. Dia tidak segan-segan akan memberikan nilai merah pada murid yang tidak mengikuti pelajarannya dengan baik. Contoh saja kemarin Hani tertidur dan langsung di usir keluar disertai dengan nilai ulangan yang 0.

Teman sekelas mereka mulai masuk dan duduk di bangku masing-masing sebelum pak Mamat dengan kepala plontos dan perut buncit itu masuk.

Tak lama sosok yang sedang kita bicarakan itu masuk kedalam kelas, namun dia tidak sendirian. Di belakangnya ada seorang pria yang memakai jaket hitam mengikutinya dari belakang.

"Pagi anak-anak" sapa pak Mamat sembari menatap satu persatu muridnya.

"PAGI PAK!" Jawab semua murid serempak dengan senyuman yang merekah.

Hani mencoba tersenyum semanis mungkin, siapa tau dia bisa mendapatkan kembali nilai ulangannya yang tidak seberapa itu.

"Hari ini kita ada temen baru, kenalin diri kamu ke temen-temen kamu" ucap pak Mamat dan pria di sebelahnya mengangguk.

"Erick siswa pindahan dari SMA Tunas Bangsa dua" ucap pria itu.

Velin yang mendengar suara siswa baru itu segera menatap siswa di depan. Tiba-tiba saja memori semalam melintas begitu saja di pikiran Velin. Terlebih lagi Velin melihat bibir Erick yang terdapat luka.

*Glup*

Velin mulai bergerak gelisah di tempat duduknya, sedangkan para murid perempuan lainnya tengah mengamati Erick tanpa berkedip termasuk Hani.

"Gila cogan Vel cogan..." Bisik Hani pada Velin.

Hani melirik Velin, dan dia menaikan sebelah alisnya melihat Velin yang sekarang menunduk. Ada apa? Hani menoel lengan Rasya membuat Raysa menatapnya dengan dahi berkerut.

"Bocil kenapa?" Bisik Hani pada Rasya.

Rasya menoleh pada Velin, dia kemudian mengangkat kedua bahunya pertanda dia juga tidak tau.

"Lagi nahan pup mungkin, dia ngeluh sakit perut dari tadi" jawab Rasya.

Hani mengangguk, dia kembali menatap kedepan saat papan tulis di gedor oleh pak Mamat dengan cukup keras.

TRIO KWEK-KWEKK {🦆³} S²Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang