{18} ADA YANG JANGGAL

2.3K 681 4
                                    

Rasya menatap pemandangan kota yang sudah hancur, dia menghela nafas dan berjalan menuju Candra dan yang lainnya yang tengah membantu para penduduk. Mereka baru saja menerima serangan besar-besaran dari para monster dan iblis tingkat bawah.

"Tolong... Tolong anak saya masih ada didalam sana"

Rasya langsung menoleh ke samping melihat ada wanita tua yang menangis sembari menunjuk kedalam bangunan yang roboh.

"Saya akan masuk kedalam" ucap Rasya sebelum dia merapalkan sebuah mantra dan menghilang dari sana.

Swoooooshhhhhh

Rasya menatap ke sekeliling dan menemukan anak kecil yang tengah berdiri membelakanginya. Anak yang nampak baik-baik saja padahal bangun ini sudah hampir rata dengan tanah. Rasya saja harus memakai sihir pelindung.

Perlahan tangan anak itu terangkat dan menunjuk ke depan. Rasya perlahan mendekat, melewati beberapa puing-puing bangunan yang berserakan.

"Hei" panggil Rasya pada anak kecil itu.

"Disana" ucap sang anak kecil sembari terus menunjuk kedepan.

Rasya berhenti di sebelah anak kecil itu dan ikut menatap kedepan, kemudian Rasya terdiam. Terlihat ada bayangan sebuah gua yang dipenuhi dengan semak belukar.

"Disana" ucap gadis tadi lagi.

"Ras"

Rasya menoleh ke samping melihat Candra berdiri di sebelahnya tengah mengendong anak kecil yang berlumuran darah. Rasya yang melihat sosok anak kecil di gendongan Candra segera menoleh ke samping kanannya lalu dia terdiam.

"Keluar, bangunannya roboh bentar lagi" ucap Candra dan Rasya mengangguk.

Rasya berbalik, dia dan menoleh kearah bayangan gua tadi namun dia tidak melihat gua tersebut lagi. Hanya ada dinding dan reruntuhan bangunan.

Swoosshhhh

"Uhukkkk...."

"Hah... Tenagaku sudah habis untuk membuat sihir tadi" ucap seorang pria yang terduduk lemas diatas batu.

"Dia itu gadis yang cerdas pasti dia akan tau kode yang Lo buat" kata Luke yang tengah bersantai sembari menyesap kopi.

Pria yang terlihat terkurung didalam tembok sihir berlapis menatap Luke dan berdecak.

"Untuk apa raja iblis datang kesini dan membantuku seperti ini?" Tanyanya.

Luke tersenyum dan menoleh ke pria tersebut. Dia hanya ingin membantu kekasihnya woi.. ah sudahlah. Dia hanya ingin sedikit balas dendam pada pria cecenguk itu.

"Nanti Lo juga tau, udah ya gue masih ada urusan see you brother!" Ucap Luke sebelum dia menghilang begitu saja.
.
.
.

"Lo ngerasa ada yang aneh ga Can?" Tanya Rasya yang tengah menikmati makan siangnya.

"Banyak" jawab Candra.

Rasya menyuapkan makanan kedalam mulutnya lalu menatap para penyihir yang tengah beristirahat juga.

"Gue rasa ada yang beres sama kebangkitan Zebegas. Masa dia bangkit gitu aja? Dulu yang bangkitin Luke kan si Tyo" jawab Rasya dan Candra mengangguk.

"Gue cuma tau kalo ada dua kemungkinan yang bisa di nalar, yang pertama dia dibebaskan oleh penyegelnya sendiri dan yang kedua.." Candra menatap Rasya di depannya.

"Oleh satu dari dua iblis tinggi yang tersisa" jawab Candra dan Rasya secara bersamaan.

"Kalo Luke gue ga yakin sama dia walaupun dia raja demit yang paling terkenal" kata Candra lagi.

"Kalo sampe dia yang bebasin habis dia ditangan gue" desis Rasya dan Candra mengangguk setuju.

Rasya meminum segelas air lalu bersedekap dada, hanya ada satu yang tersisa iblis ketiga dari tiga iblis yang terkuat. Mereka harus mencari tau siapa dia tapi saat ini mereka ada di luar akademi, hanya perpustakaan akademi tempat yang memungkinkan untuk mencari tentang iblis ketiga itu.

Rasya segera merogoh sakunya dan mengeluarkan bola kristal, sebuah alat yang bisa digunakan untuk menghubungi seseorang dari jarak jauh.

"Haloo bestiii gimana? Encok ga tuh pinggang? Hahaha liat Ras gue lagi ngasuh bocil cari suger Dedi lagi!"

Rasya yang melihat wajah Hani dan mendengarkan ucapan gadis itu melirik kearah Candra. Candra terlihat menatap tajam kearah bola kristal yang dipegang Rasya sekarang.

"Lo lagi di istana?" Tanya Rasya dan Hani mengangguk.

"Han, gue perlu bantuan Lo" kata Rasya lagi dan seketika Hani langsung memasang wajah serius.

"Apaan Ras?" Tanya Hani.

"Cari buku di perpustakaan akademi..."

"Bentar! Lo suruh gue buat balik ke tempat penuh dengan bau kertas itu? Wooo bisa mati mendadak gue Ras!"

Rasya mendatarkan kembali wajahnya melihat wajah wajah Hani yang alay kalau dilihat-lihat.

"Beneran Lo gamau?" Tanya Rasya dan Hani menghela nafas.

"Ya gimana ya Ras, gue kayaknya udah alergi sama yang namanya Perpustakaan... Bisa-bisa kulit gue nanti kering kusam mirip buku-buku itu"

"Gue kasih Lo setengah dari gaji gue pas pulang, yakin gamau?" Tanya Rasya.

Hani langsung melebarkan senyum dan berdehem. Rasya yang melihat raut wajah Hani berubah langsung berdecak pelan.

"Cari buku tentang iblis ketiga, Lo tau kan ada tiga iblis utama? Lo cuma perlu cari tau tentang iblis ketiga" kata Rasya.

"Siap laksanakan komandan!" Teriak Hani.

Rasya mengangguk, dia lalu mematikan komunikasinya dan meletakan bola kristalnya keatas meja.

"Oh ya Can, di deket sini ada gua?" Tanya Rasya pada Candra.

"Gua?" Tanya Candra dan Rasya mengangguk.

"Sebenarnya ada gue di sekitar sini, ada di pegunungan yang dekat dengan batu pelindung" ucap Albert. Karena Candra juga tidak tau jadi mereka berdua akhirnya memutuskan untuk bertanya pada Albert.

"Kenapa kalian bertanya mengenai gua?" Tanya Albert sembari menatap Rasya dan Candra.

"Sebenarnya kita perlu memastikan sesuatu disana" jawab Rasya.

Albert yang mendengarnya sontak terdiam, dia menatap lekat-lekat Rasya sebelum akhirnya menjawab...
"Sebaiknya kalian jangan pergi kesana"

"Disana ada makhluk jahat yang tersegel, anak penyihir agung sendiri yang menyegelnya dan dia melarang kami semua untuk mendekat kesana" ucap Albert.

"Makhluk jahat?" Tanya Rasya dan Albert mengangguk.

Konon ceritanya ada makhluk jahat yang akan masuk kedalam wilayah, lalu anak penyihir agung bertemu dan menyegelnya di dalam gua. Gua yang dipenuhi dengan mantra sihir tinggi dan berbagai jimat. Namun bukan Rasya namanya jika takut ketika mendnegar kata-kata lelucon seperti itu. Itu lebih seperti kata-kata yang sering ibu-ibu bilang pada anaknya yang bermain sampai larut malam.

TRIO KWEK-KWEKK {🦆³} S²Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang