{11} LAH ANJIR

4.1K 1K 29
                                    

Hani menatap layar tancap yang di bawa oleh Zion dan mereka akan nobar rekaman dari alat yang Hiko pasang pada koper. Zion juga ikut duduk di sebelah Hani, Rasya kira ini tidak akan masalah toh Zion juga bukan sekutu Daylan.

Rekaman mulai memperlihatkan Daylan yang sedang mengendarai mobil, kemudian pria itu keluar dan mengambil kopernya tanpa curiga sedikitpun. Hani membuka mulutnya dan menyumpal mulutnya sendiri dengan popcorn yang dibeli Velin.

Rekaman menunjukan dimana Daylan masuk ke sebuah pintu yang tidak asing bagi Hani, Hani yang melihatnya melotot.

"Ini loh yang mau gue ceritain, gue pernah masuk kesana sumpah isinya boneka" ucap Hani yang kini menunjuk ke layar.

"Hani jangan heboh dong ini popcornnya tumpah"

Hani menunduk dan menatap Velin yang sedang memunguti popcorn, dia kemudian tersenyum kaku dan ikut memungut popcornnya.

"Dia suka ngoleksi boneka?" Tanya Candra yang merinding melihat banyaknya boneka dengan wujud seperti manusia dan semuanya menyerupai perempuan.

Semua orang terdiam saat Daylan mengeluarkan sekertarisnnya dari dalam koper. Pria itu menyeret tubuh sekertarisnnya ke depan koper. Daylan mendudukkan sekertaris barunya yang sepertinya tengah pingsan ke sebuah kursi lalu mengikatnya.

Wajah Hani dan Velin yang tadinya sumringah kini terlihat pucat saat Daylan menyeret sebuah alat dan menancapkan alat tersebut ke lengan, leher, dan kaki sekertaris baru itu.

"Itu alat apa?" Tanya Velin pada semua orang.

"Penyedot darah" jawab Rasya yang melihat selang mulai menyedot cairan merah dari dalam tubuh Sekertaris baru Daylan.

"Anjir" Hani menelan popcornnya dengan susah payah melihat adegan mengerikan dimana darah Sekertaris baru Daylan di kuras habis.

"Gausah diliat kalo serem" bisik Candra pada Velin yang sudah pucat basi.

"Anggep aja lagi liat film horor Vel" kata Rasya.

Velin langsung berbalik dan memeluk Candra saat Daylan mengangkat sebuah pisau dan mengarahkannya pada leher sekertarisnnya. Jantung Velin berdetak dengan kencang sekarang, entah kenapa dia jadi teringat tentang mimpi buruknya tempo hari.

Hani memejamkan matanya saat Daylan mulai menggesekkan pisaunya di leher gadis malang itu. Candra sudah berdiri dan mengangkat Velin yang berkeringat dingin.

"Gue keluar dulu ya istri gue kayaknya takut liat begituan" kata Candra sebelum melangkah pergi dari ruangan itu.

"Anjir Ras udahan belum gorok-gorokannya!" Tanya Hani yang masih memejamkan matanya.

"Udah" jawab Rasya.

Hani perlahan membuka matanya, dia lalu melihat Daylan yang sedang menjahit luka yang dia buat sendiri. Hani menggelengkan wajahnya tak percaya, dia lalu menatap salah satu boneka yang mirip dengan seseorang.

"Anjir Ras dia kan Vivi!" Teriak Hani yang melihat boneka di belakang dengan baju yang mirip dengannya?

"T-tapi bajunya kenapa stelnya mirip Juminten?" Tanya Hani dengan wajah kebingungan.

Rasya hanya diam, dia masih memperhatikan Daylan yang kini sedang mendandani sekertaris barunya. Pria itu menggunakan foundation coklat, dia lalu mengepang dua rambut gadis itu. Saat Daylan mulai melucuti pakaian sekertarisnya refleks Hani dan Rasya langsung menutupi mata Zion dan Hiko.

"Gue ga tertarik Han sama tubuhnya" ucap Zion.

"Tetep aja siapa tau Lo khilaf" bisik Hani.

"Kecuali itu Lo mungkin gue langsung khilaf" jawab Zion yang membuat Hani memukul pelan kepala pria itu.

TRIO KWEK-KWEKK {🦆³} S²Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang