Hani menatap Rey yang duduk diatas kasur rumah sakit dengan selang infus yang terpasang di tangan kanan pria itu.
"Bisa-bisanya umur udah mau kepala tiga masih aja telat makan, Lo punya penyakit maag bang berapa kali gue bilang makan tepat waktu" cerocos Hani yang masih memakai seragam sekolah.
Hani bersedekap dada di depan Rey sekarang. Dia benar-benar tidak habis pikir. Apa pekerjaan pria ini sangat banyak sehingga untuk makan saja sampai lupa?
"Iya iya gausah marah-marah sini duduk temenin Abang makan" ucap Rey pada Hani.
Hani berdecak, saat tangannya ditarik oleh Rey dia mah gak mau duduk di sebelah Rey dan menatap ayam goreng dan sup yang ada diatas meja.
"Ayah tau Abang sakit sampe masuk rumah sakit kaya gini?" Tanya Hani pada Rey.
"Engga" jawab Rey dan Hani mendelik.
"Kok engga! Bukannya kabarin ayah malah kabarin gue dulu? Ya ampun bang mau gue pites?" Tanya Hani sembari mengangkat tangannya kearah Rey.
"Nanti, udah makan belum?" Tanya Rey pada Hani.
"Menurut Lo? Gue yang baru aja selese kelas tiba-tiba di telfon sama sekertaris Lo dan bilang Abang Lo masuk IGD Han cepet ke rumah sakit, gue sempet mampir ke warteg atau angkringan pinggir jalan makan nasi kucing gitu?" Cerocos Hani lagi.
Rey malah tertawa, Hani yang melihat pria itu malah tertawa hendak memarahi kakaknya itu lagi namun mulutnya terlebih dulu di sumpal ayam goreng.
"Iya iya...tapi bisa aja Lo mampir dulu kan makan tapi Lo tetep kesini"
"Lo pikir setelah orang dikabarin abangnya masuk IGD masih bisa mampir dulu atau kondangan dulu gitu?!" Hani menatap sang kakak.
"Terus pulang-pulang liat bendera putih mirip waktu SD lagi? Gue dapet nilai seratus walaupun nyontek ke Rasya mau pamer ke ibu malah gue liat dia udah..."
Hani mengalihkan pandangannya kearah lain, memori ingatannya tentang kematian ibunya di cerita ini masih terukir jelas di ingatan Hani.
Rey yang melihat Hani kini menunduk segera meletakan ayam gorengnya dan mendekat pada Hani.
"Maafin Abang ya" ucap Rey yang kini memeluk Hani.
"Ayah sekarang udah nikah lagi kalo Lo pergi gue sama siapa? Walaupun ayah juga sayang sama gue tapi kalo nanti sewaktu-waktu dia benci sama gue gimana?" Tanya Hani di dalam pelukan Rey.
Rey menggeleng, dia mengeratkan pelukannya dan menghela nafas pelan.
"Ayah sayang sama anak-anaknya mana mungkin dia nanti benci sama anaknya sendiri" ucap Rey.
"Hah...Lo juga bentar lagi bakal dapet bini dan pergi sama bini Lo kan, satu persatu orang emang bakal pergi dari kehidupan kita nantinya"
Rey hanya diam dan mengeratkan pelukannya pada Hani, menikah? Dan pergi meninggalkan Hani? Bagaimana dia bisa menjelaskannya sekarang. Jika dia mengatakan yang sebenarnya mungkin Hani akan menjauh.
"Fiks gue harus cepet-cepet cari pacar" ucap Hani.
"Gausah pacaran masih kecil, fokus sekolah dulu yang rajin" kata Rey dengan cepat.
"Masa gue hidup selama 17 tahun ngejomblo terus kasian anjir jodoh gue yang lagi dijaga sama cewe lain" decak Hani yang sedikit sebal mendapati kenyataan dia belum menjamah satu pria sama sekali di cerita ini.
"Paling pacaran cuma jalan bareng, nonton, liat pertandingan, kencan ke mana, minta anterin kan? Abang juga bisa nemenin kalo Lo minta" ucap Rey pada Hani.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRIO KWEK-KWEKK {🦆³} S²
FantasiSelamat datang di season 2 Trio Kwek-kwekk<3 Kisah tiga gadis penjelajah novel (Rasya,Hani,Velin) ditambah satu cogannya Velin si Candra. Jangan lupa tambahin ke perpustakaan dan daftar baca kalian ya ☺️ Jangan lupa follow akun qia terimakasih <3 S...