{15} %%

3.7K 984 47
                                    

Di mobil Rey duduk Hani yang menatap kedepan dengan Rey yang sedari tadi mencoba membujuk Hani agar pulang.

"Han, pulang ya sama Abang? Ayah nungguin dirumah" bujuk Rey yang entah sudah beberapa kali.

"Gue malu pulang kerumah, gue ga ada hubungan apapun sama kalian kan? Udah la bang gue mau hidup mandiri aja" ucap Hani yang kini hendak membuka pintu mobil.

"Han, hidup mandiri? Lo belum lulus SMA, Lo butuh uang mau kerja? Kerja jadi apa? Nanti tangan Lo sakit. Ibu kan udah nikah sama ayah berarti kamu anak ayah adeknya Abang juga" jelas Rey.

Hani memejamkan matanya sejenak, ayo Hani kamu pasti bisaaa melakukan drama ala suara hati istri yang tersakiti. Hani kembali membuka matanya dan menoleh kebelakang.

*Tess*

Setetes air mata Hani luruh, Hani kemudian menggeleng.

"Walaupun ayah sama Lo nerima gue gimana sama Evelyn sama mamahnya? Gara-gara gue juga mamah sama ayah berantem kan? Udah la bang gue ini cuma beban ga pantes gue disana"

"Siapa bilang? Lo pantes gausah dengerin apa kata Evelyn Han.."

"Ga dengerin gimana? Setiap hari gue ketemu sama dia, gimana ga gue dengerin omongan dia? Gue juga manusia bang. Kalo gini mending gue ikut ib-"

"Han!"

Hani menunduk, dia mengusap air matanya sendiri setelah mengucapkan kata-kata keramat itu. Yakali dia mau mati lagi...

Rey menghela nafas lalu maju dan memeluk Hani, dia menggeleng. Gara-gara gadis licik itu Hani sampai seperti ini.

"Yaudah kalo gamau pulang, ikut Abang aja ya" ajak Rey.

Hani tersenyum samar dan dia mengangguk. Hani lalu membalas pelukan Rey dan dia mengusap air matanya sendiri. Karena dia sekarang dikejar oleh kematiannya sendiri harus ada orang yang bisa melindunginya, itu yang Rasya katakan. Sama seperti apa yang sedang Velin lakukan sekarang.

Velin keluar dari kamar ganti dan mengendap-endap. Dia sebenarnya enggan melakukan ini, memikirkannya saja membuat Velin bergidik ngeri. Velin memang bisa meluluhkan hati pria dingin tapi untuk psikopat?

Velin merangkak naik keatas kasur, Erick sedang pergi berbelanja dan Rasya yang membelikan baju ini untuknya. Jantung velin benar-benar berdegub dengan kencang. Rasya bilang Erick adalah satu-satunya orang yang bisa melindungi Velin karena dia juga yang menjadi malaikat maut Velin.

*Ceklek*

Velin menelan ludahnya sendiri mendengar suara pintu terbuka, Velin mengigit jarinya lalu dia memejamkan mata saat mendengar suara langkah mendekat.

*Ceklek*

Pintu kamar terbuka, Velin segera menatap kedepan dan bisa dia lihat Erick tengah berdiri di depan. Velin kembali menelan ludahnya, dia kemudian tersenyum dan berdiri diatas kasur.

"Waahh Erick habis beli apa? Beli camilan juga engga? Velin mau makan camilan" ucap Velin.

Erick mendekat kearah Velin, Velin lalu segera merentangkan kedua tangannya dan memeluk leher Erick. Erick menaikan sebelah alisnya, tumben sekali.

"Bajunya Velin gimana cantik engga? Velin beli lohh tadi di toko online" ucap Velin yang melepaskan pelukannya dan berpose di depan Erick.

"Lucu" ucap Erick membuat Velin tersenyum horor...ah tidak, manis maksudnya.

ah tidak, manis maksudnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
TRIO KWEK-KWEKK {🦆³} S²Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang