{15} UJIAN HIDUP

3.4K 964 34
                                    

Pesta ulang tahun Lisya di gelar sangat mewah. Gadis itu mengundang semua teman sekelasnya bahkan guru-guru pun dia undang. Rasya menatap sekitar sembari menjadi pawang Velin yang tengah memakan banyak kue.

"Hani belum dateng juga?" Tiba-tiba saja Hendrik datang dan mengambil kue Velin.

Velin mendelik dia lalu kembali memakan kuenya dan menatap sekeliling, benar juga Hani belum juga muncul. Erick juga belum terlihat, dia bilang akan datang terlambat karena suatu pekerjaan yang Velin sudah tebak.

Tak lama Hani datang bersama sang kakak, dia terlihat memeluk lengan kakaknya yang tampan itu. Rey merupakan teman dari kakak Lisya ternyata, dan Hani baru mengetahuinya saat Rey mengajak Hani untuk datang ke pesta ulang tahun.

"Akhirnya dateng juga" ucap seorang pria yang merupakan kakak Lisya.

Dia menghampiri Rey dan menyambut pria itu. Dia menatap Hani dan tersenyum, mirip sekali dengan wallpaper ponsel Rey.

"Adek Lo Rey? Cantik banget, mirip ya sama di wallpaper" ucapnya.

Hani yang awalnya tersenyum melirik kearah Rey dan mengangkat sebelah alisnya, wallpaper? Rey langsung tertawa, dia kemudian menginjak kaki sahabat di depannya dan berdehem.

"Itu temen-temen Lo kan? Gabung dulu sana Abang mau ngomong sesuatu yang penting sama temen Abang"

Hani mengikuti arah pandangan Rey dan menemukan Velin,Rasya, Hendrik dan Galang yang melambaikan tangan kearahnya.

"Yaudah bang gue kesana dulu, yang lama ya ngobrolnya" ucap Hani sebelum berjalan menuju Velin.

"Belum punya pacar dia kan Rey? Bisa lah kenalin ke gue biar gue jadi adik ipar Lo" bisik kakak Lisya.

"Gausah macem-macem" desis Rey dan kakak Lisya langsung tertawa. Dia merangkul pundak Rey dan mengajaknya untuk bergabung ke teman-temannya yang lain.

"Buset udah habis dua piring Lo laper apa gimana Vel?" Tanya Hani.

"Laper belum makan" jawab Velin sembari mengunyah kue terakhirnya.

"Sorry ya gue telat, biasa tokoh utama kan selalu dateng belakangan" kata Hani pada mereka.

"Tumben hari ini Lo keliatan beres?" Tanya Hendrik melihat Hani yang tertutup tidak seperti biasanya.

"Gue bahkan harus ganti baju enam kali gara-gara Abang gue itu. Padahal baju yang kemaren gue beli bagus banget buat party kaya gini"

Hani duduk di sebelah Velin dan menyambar segelas jus. Dia meminumnya dan tatapannya tak sengaja bertemu dengan gadis yang mirip dengan Velin.

"Vel itu Vel yang gue maksud, dia kembaran Lo?" Tanya Hani sembari menarik-narik baju Velin.

Velin menoleh pada Hani, dia mengikuti arah pandangan Hani dan benar saja ada gadis cantik yang berdiri bersama seorang wanita di depan sangat mirip dengannya.

"Mirip Cok, copy paste Velin itu mah" kata Hendrik.

"Vel lah malah ilang!" Hani hendak kembali bertanya namun dia malah mendapati Velin sudah berjalan kedepan.

Hani segera menelan kuenya, dia hendak menyusul Velin namun di hentikan oleh Rasya. Rasya menggeleng, "Biarin dia selesein sendiri, kita masih ada banyak urusan" kata Rasya sembari menunjuk Lisya yang kini berdiri di depan Rey dan terlihat sedang di perkenalkan oleh kakak gadis itu.

"Gue harus ngalah Ras?" Tanya Rasya pada Hani.

Rasya hanya diam, dia juga tidak bisa menjawab pertanyaan Hani sekarang. Kita lihat saja kedepannya bagaimana.

TRIO KWEK-KWEKK {🦆³} S²Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang